Persaudaraan penjaga mayat, sulit dipercaya ini sungguh sungguh terjadi




� Coba sebut, kuburan mana saja yang kamu tahu di kota Samarinda ini,  sudah semuanya saya tiduri�.�

Ucap teman saya waktu itu, sambil cengengesan dan menuangkan sebungkus  energen sachet kedalam  cangkirnya, saat itu kami sedang ngobrol didepan tenda, diatas sebuah bukit Kecil yang kadang oleh penduduk disekitarnya disebut gunung. 

Kata kata gunung memang terdengar berlebihan sih, untuk sebutan sebuah tempat yang saat itu kami kunjungi,  tempat itu dinamakan Bukit Biru, lokasinya ada didaerah Kabupaten Kutai Kertanegara, atau yang lebih populer disebut Tenggarong. Bukit Biru memiliki ketinggian mungkin sekitar 300 Mdpl, dan kalau anda sudah terbiasa mendaki gunung, mungkin tidak akan sampai butuh waktu 30 menit untuk mencapai puncaknya, namun beberapa lintasan memang cukup terjal, dan jika tidak berhati hati bisa saja  membawa petaka.

� wah yang bener mas�? �

Salah satu teman yang lain seolah tak percaya dengan apa yang barusan disampaikan teman kami ini.

� Iya,, sebut saja.. dimana yang kamu tau kuburan di seluruh kota Samarinda ini, sudah bersih,, pernah saya tiduri semuanya��

�� Lho memangnya buat apa mas tidur dikuburan�� kali ini saya yang bersuara.

Jagain mayat.. � jawabnya singkat disambung senyum simpul.

�.. Kan ada beberapa orang itu yang yang percaya dengan macam macamlah, sehingga mencari orang yang mau dan berani untuk menjaga kuburan anggota keluarganya ang meninggal.., kalau nggak dijaga takutnya kalau mayatnya diapain apain oleh orang yang mungkin punya maksud jahat��

Ada rasa tidak percaya rasanya ketika teman saya itu menjelaskan tentang profesi sampingan yang kadang ia lakoni, ini bukan pekerjaan biasa, tidak banyak orang yang bisa melakukannya, kata mas tukul itu, ini amazing!, Dan yang lebih amazing lagi, saya tidak pernah menyangka jika pekerjaan ini memang ada dan nyata.

Kita tentu faham dan mengerti dengan kultur dan budaya masyarakat kita yang sangat dekat sekali dengan budaya animisme dan dinamisme, hal hal yang sangat erat kaitannya dengan dunia metafisik dan supranatural masih sangat eksis hingga sekarang dijaman android dan internet ini, dan saya pikir profesi sebagai penjaga mayat, seperti side job teman saya ini merupakan efek samping dari kebudayaan dan kepercayaan terhadap hal hal seperti itu.

Aktifitas menjaga mayat ini merupakan suatu hal yang unik, dan tentu saja menyeramkan bagi banyak orang, tidak terkecuali saya sendiri. Tidak sembarang orang dapat melakukan pekerjaan seperti ini. 

Teman kami itu bercerita, jika job ini biasa ia lakukan bersama dua atau tiga orang dalam satu kali kontrak kerja, lamanya yang paling umum hingga 3 malam sejak mayat dikuburkan, ada juga yang bisa hingga tujuh malam, namun ini sudah jarang sekali, paling sering mereka menerima permintaan untuk menjaga mayat adalah selama 3 malam saja.

Alasan utama yang biasanya mendasari hal ini adalah mitos yang kadang menjelma menjadi kenyataan, seperti pencurian anggota tubuh mayat untuk berbagai  keperluan yang saya pikir sudah tidak akan masuk akal lagi jika kita bahas dan kita diskusikan. Penjagaan ini bisa menjadi lebih prioritas sifatnya, jika si mayat adalah seorang yang menemui kematiannya dengan cara cukup tragis atau latar belakang  yang tidak biasa dari si mayat, seperti perempuan yang meninggal masih gadis, orang mati melahirkan, anak anak yang meninggal  masih bayi, ataupun kematian lain yang dan latar belakangnya tidak biasa.

Obrolan yang panjang lebar mengenai profesi yang menurut saya luar biasa ini, akhirnya memancing kami juga untuk bertanya ke hal hal yang  menyerempet ke arah yang lebih mengyeramkan, seperti apakah pernah sahabat kami bertemu hantu, pocong, mayat hidup, kuntilanak, atau apalah yang model model begitu, bukankah ia sering menginap di markasnya � mereka�..

� nggak pernah,, selama ini belum pernah bertemu,, semoga saja nggak�� katanya menjawab rasa pertanyaan kami.

� Pernah sekali sih,, waktu itu dapat tugas nungguin mayat perempuan  yang mati perawan, dikuburnya jauh dari pemukiman penduduk�, aduh malamnya hujan lagi..� sambung teman kami itu, sambil senyum senyum memainkan cangkir minumnya.

Kami yang semula yang merasa tenang dengan obrolan ini, secara perlahan mengubah posisi duduk agak sedikit �siaga�, situasi ngobrol diluar tenda ditengah malam, diatas bukit dengan rimba belantara gelap disekitarnya semakin mendukung tema yang sedang akan dibahas ini.

� waktu itu hujan lumayan deras, kami berteduh di tenda yang memang dibuatkan untuk kami berjaga,  dan kami berdua saja yang berjaga,, sekitar jam 1 malam, tiba tiba genset mati, aduh dinyalain susah sekali lagi, padahal sorenya dicek kondisi bagus, bensinnya penuh��

Kami tidak menjawab mendengar kalimatnya itu, hanya tersenyum sembari menambah �kesiagaan�.

Setelah itu tenda ada yang melempar,, begitu genset bisa nyala lagi.. hujan agak reda, ternyata yang dipakai melempar itu tanah galian di kuburan tadi siangnya, padahal jarak tenda dan kuburan sekitar 15 meteran.. � teman diam sebentar, lalu kemudian melanjutkan �.. wah tapi teman saya yang jaga waktu itu berani betul,, dicarinya keliling pekuburan itu tengah malam,, sampai pojok pojoknya dicari dan disenteri� dan nggak ada apa apa,, setelah itu aman sudah sampai pagi�� ujarnya menutup cerita, membuat kami juga bernapas agak lega..

� Hanya itu saja mas�? � kami memastikan

�..Ya hanya itu saja�� jawabnya.

Ini memang bukan job yang biasa, teman saya itu melakoninya murni karena mencari nafkah untuk tambahan uang jajan, karena pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan yang � gampang dan bayaran lumayan �, dalam satu kali kontrak kerja yang biasanya hanya 3 malam berturut turut itu, mereka bisa dibayar mulai satu hingga 2 jutaan, apalagi jika yang meninggal itu termasuk golongan orang yang berada dan kaya, mereka, menurut teman saya itu, benar benar tidak mau repot, mereka hanya mau terima bersih saja. 

Maksudnya terima bersih disini, adalah segala ikhwal proses pengurusan jenazah diserahkan ke pihak lain, mulai memandikan, mensholatkan, menguburkan, hingga kepada penjagaannya di kuburan. Salah satu kejadian yang teman saya itu ceritakan, dan saya pikir ini sangat miris, adalah suatu ketika ada salah  seorang yang kaya raya meninggal dunia, jenazahnya diantar kerumah duka pada sore harinya, dan proses penguburan akan dilakukan keesokan harinya, sehingga selama satu malam jenazah akan berada dirumah duka untuk disemayamkan.   

Yang � hebat� adalah anak anaknya, ahli warisnya, anggota keluaganya, mereka semuanya membayar jasa pengurus jenazah, bahkan hingga untuk menjaganya malam itu dirumah, dan untuk mengaji disamping jenazah ayahnya tersebut, bayangkan, untuk mengaji saja, mendoakan ayahnya yang sudah meninggal mereka sudah tidak mau, apakah lagi yang lebih daripada itu, mereka lebih suka membayar orang lain untuk melakukannya..

Naudzubillahhi min dzalik�., Semoga Allah SWT melindungi kita dari memiliki keturunan dan ahli  waris yang seperti itu.

Sahabat saya itu lulusan salah satau pesantren di tanah Jawa, jadi disamping banyak menceritakan hal hal yang kadang �baru� menurut saya, ia pun banyak menjelaskan permasalahan itu dilihat dari sudut pandang aqidah dan agama, dan sekali lagi, hal yang ia lakukan itu, murni untuk mencari uang belanja dan nafkah, hanya caranya saja yang sedikit luar biasa.


***
Merenungi hal ini, terutama pada ceritanya yang bagian akhir, tentang ahli waris yang membayar orang lain untuk mengaji buat ayahnya. Ini sangat ironi sekali, sangar miris sekali, masa mudanya, seumur hidupnya si ayah ini menghabiskan waktu untuk mencari nafkah untuk anak isterinya, untuk mengumpulkan kekayaan buat keturunannya, untuk membuat anggota keluarganya merasa sangat nyaman dan berkecukupan. 

Namun ia melupakan bekalnya ke akhirat, ia lupa anak anak tidak cukup hanya diberi makan saja, dibelikan pakaian bagus saja, dihadiahkan mobil bagus saja, isterinya tidak cukup hanya dibelikan make up saja, agar tetap kelihatan cantik dan juga menggairahkan, atau dimandikan dengan perhiasan emas permata saja, agar terlihat bagi orang lain jika mereka kaya  raya.

Ia sukses mengeruk harta dunia yang sedikit itu, namun ia gagal total mempersiapkan perjalanannya ke tempat yang lebih kekal, ia meninggalkan generasi yang parah, saat ia meninggal, jangankan akan berdoa untuknya, untuk mengaji disampingnyapun,  mereka sudah tidak mau, mereka lebih baik membayar orang lain untuk itu..

Mengukir  perjalanan dunia sebagai sebuah perjalanan kesuksesan adalah kewajiban kita, namun jangan melupakan juga perjalanan selanjutnya, perjalanan menuju Tuhan, yang kekal dan abadi. Harta, anak, isteri, dan pengetahuan luas tidak akan berguna disini, jika kita tidak medidik mereka dengan aqidah, dan ilmu agama sejak dini. Karena setelah kematian datang, tidak ada lagi yang akan tersisa untuk kita kecuali siksa dan pembalasan, karena  anak dan isteri yang tidak kita bekali ilmu agama, mereka sudah tidak perduli lagi, mereka lebih baik tidur dikamar mereka sendiri, daripada menunggu jenazah kita untuk berdoa dan mengaji�

***

Semoga menjadi bahan renungan kita di penghujung Ramadhan yang mulia ini�



Salam.
Please share and coment jika dirasa bermanfaat.


0 Response to "Persaudaraan penjaga mayat, sulit dipercaya ini sungguh sungguh terjadi"

Posting Komentar