Si Pendekar Tombak Pendek
Pada kesempatan posting kali ini saya ingin menceritakan sebuah kisah bagus yang Insya Allah akan bermanfaat untuk kita bersama.
Kisah ini bercerita tentang pertempuran dua pasukan tombak dalam sebuah kesatuan khusus, setiap pasukan berjumlah sekitar 50 orang prajurit, dan satu pasukan menggunakan tombak panjang, dengan panjang sekitar 2,5 hingga 3 meter, dan pasukan lainnya menggunakan tombak pendek, yang ukurannya sekitar 1,5 hingga kurang dari 2 meter saja.
Menurut sahabat, siapakah diantara kedua pasukan itu yang akan keluar sebagai pemenang..?
Tombak panjang kah�, atau malah tombak pendek�?
Oke, silahkan kawan kawan menebak lebih dulu� berdasarkan analisa dan perkiraan masing masing. Dan simpan saja jawabannya hingga akhir cerita ini, karena jawabannya akan saya tulis pada bagian akhir dari postingan yang akan kita obrolin kali ini.
Baiklah, begini ceritanya�
Syahdan, tersebutlah seorang pendekar tombak ahli bernama Mondo, ia adalah pendekar tombak paling hebat di seantero kerajaan Saito, tidak ada seorang pun jago tombak yang mampu mengalahkan kemapuan bertombak Mondo. Ia dikenal sebagai seorang pendekar tombak dengan kemampuan jurus jurus mematikan, kebutan tombaknya adalah maut bagi lawannya. Jika Mondo telah menari nari dengan tombak mautnya, baik di atas kuda maupun pertarungan bebas di atas permukaan tanah, setiap lawan hampir semunya gentar untuk menghadapinya, tombaknya berkelebat kian kemari seperti bayang bayang, menghunjam, menusuk, menyabet, membabat, dan memukul dengan suara angin dari tombaknya yang menderu deru.
Pokoknya, Mondo adalah sang jago tombak dengan kemampuan tiada tanding dah�
Dan ia, Mondo. Adalah seorang pendekar dengan ciri khas tombak pendeknya, ia sama sekali tidak menyukai tombak panjang. Tombak panjang baginya adalah sebuah symbol dari rasa pengecut, bodoh, dungu, lembek, dan tidak terlatih. Pendek kata, tombak panjang dan penggunanya, menurut Mondo adalah kantong sampah, persis seperti kata kata dalam lagu bang Iwan Fals.
Suatu ketika, oleh rajanya Mondo diminta pendapatnya tentang bertarung dengan tombak panjang di medan perang. Dan tentu saja Mondo langsung mencaci maki tombak panjang dan penggunanya, ia mengistilahkannya sebagai seorang cecunguk dungu dengan galah penjolok buah, untuk menggambarkan betapa bodohnya orang orang yang memilih berperang dengan tombak panjang.
Sayangnya tanpa Mondo sadari, bahwa rajanya sendiri, yang saat itu sedang bertanya, adalah seorang panglima perang yang menyukai tombak panjang sebagai senjatanya di medan tempur.
Mendengar jawaban Mondo, sang raja tampak gelisah.
Penguasa atau bukan, tentu tidak bijaksana jika ia mendebat sang jago tombak, yang ia sendirilah yang mempekerjakannya.
Ketika raja yang gelisah itu sedang mendengarkan ceramah Mondo tentang kehebatan tombak pendeknya, dan kebodohan orang dengan tombak panjang, melintaslah tak jauh dari tempat mereka mengobrol seorang kepala pasukan yang lain,Ia bertubuh pendek, wajahnya jelek, dan pearawakan juga kecil.
Orang orang memanggilnya dengan sebutan monyet kadang kadang karena wajah jeleknya, hanya bawahannya saja yang memanggil namanya dengan sebutan tuan. Ia bukanlah pendekar tombak, golok, pedang, pisau, atau senjata lainnya. Ia diangkat menjadi kepala pasukan karena kemampuan leadershipnya yang baik, untuk urusan menggunakan senjata, ia seperti kata si Mondo, adalah sebuah kantong sampah.
�� hei Hideyoshi, kesini sebentar...!� si Raja memanggil nama kepala pasukan tersebut.
Setelah si Monyet menghadap, si raja langsung saja mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya
�.. kami sedang berdiskusi tentang mana yang lebih baik untuk digunakan untuk bertempur, tombak panjang atau tombak pendek. Sekarang saya ingin mendengar pendapatmu�, manakah yang lebih baik, tombak panjang atau tombak pendek..?�
�.. tentu tombak panjang yang lebih baik yang mulia,, � jawabnya tanpa berpikir panjang.
�.. Oya, apa alasanmu mengatakan demikian Hideyoshi..? � Tanya sang raja lagi, di sampingnya, wajah Mondo tampak memerah, senyumnya hilang, kelihatan sekali ia tidak senang dengan ucapan Hideyoshi.
�.. Tombak panjang lebih efektif, lebih menghemat tenaga, dan bisa merobohkan lawan dari jarak jauh��
�.. Monyet sialan kau tau apa�!!! � belum hilang suara Hideyoshi, Mondo sudah membentak dengan marah, merasa keahliannya dihina di depan raja.
Hideyoshi yang kaget ucapannya di potong mondo, tersentak. Ia tadi menjawab asal asalan saja, pikirannya lagi tidak menentu, hingga ucapannya lebih cepat daripada pikirannya. Namun begitu Mondo menentangnya sedemikian rupa, maka ia pun mempertahankan pendapatnya dengan kukuh dan ngotot, sehingga mereka berdua pun terlibat adu mulut yang hebat di depan sang raja.
� sudah sudah, begini saja, kalian akan ku beri waktu tiga hari sejak besok pagi untuk melatih masing masing 50 prajurit , silahkan kalian ajari teknik tombak terbaik menurut kalian. Tiga hari kemudian tim kalian akan dipertandingkan di alun alun kerajaan. Pasukan siapa yang memenangkan pertandingan tersebut, maka dialah pemenangnya��
Sang Raja menyudahi perdebatan sengit itu, sambil menyuruh mereka untuk mempersiapkan diri melatih para prajurit yang akan segara dipilih.
Kemudian di halaman istana, dikumpulkanlah 100 orang prajurit infanteri, kemudian mereka diundi berpasangan, yang menang akan menjadi tim Mondo, si pendekar tombak. Dan yang kalah akan otomatis menjadi timnya Hideyoshi, si kepala pasukan bewajah mirip monyet.
Sudah dapat dipastikan bahwa hampir semua prajurit yang mengikuti undian berharap menang dan bisa menjadi tim Mondo, kemenangan hampir menjadi nyata dalam pikiran mereka, jika bisa menang undian.
Akhirnya terbagilah dua tim dari seratus orang tersebut menjadi masing masing 50 orang, yang menang undian dan bergabung bersama tim Mondo tampak begitu senang dan sumringah, sebaliknya yang kalah undian dan menjadi tim Hideyoshi tampak lemas dan lunglai, bayangan akan dihajar oleh 50 orang teman mereka dengan tombak bambu yang tergabung dalam tim Mondo seolah sudah ada di depan mata mereka.
I never talk about lose
Esok paginya kelima puluh orang prajurit yang tergabung dalam tim Hideyoshi tampak berkumpul di halaman rumah Hideyoshi, wajah mereka masih terlihat muram saja. Sesaat kemudian Hideyoshi keluar menemui para prajurit yang merasa malang dan tertimpa sial tersebut.
�.. saya akan berterus terang saja kepada kalian mengenai pertandingan ini, bahwa saya sama sekali tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan apa apa tentang bertarung dengan tombak panjang, tombak pendek, maupun keduanya�.�
Hideyoshi membuka suara, wajah muram para prajurit semakin menjadi saja dibuatnya, tentu kalimat pembuka dari Hideyoshi tadi bukan jenis pengarahan yang mereka harapkan.
� Jika tahu begitu, mengapa tidak mengaku kalah saja pada tim Mondo, daripada menunggu kami dihajar babak belur oleh tim mereka��
Seorang prajurit berani yang berdiri paling depan membuka suara
Hideyoshi melangkah maju mendekati prajurit itu, kemudian ia memegang bahunya
� Saya memang mengatakan tidak mempunyai pengalaman tentang tombak panjang dan pendek, tapi saya sama sekali tidak membicarakan tentang kekalahan��
� lalu apa yang harus kita lakukan, apakah kita harus membawa bedil pada hari pertandingan..? � prajurit berani lainnya juga menjawab.
�.. Tuan Raja tidak akan suka jika kita membawa bedil�� seorang prajurit yang agak dungu juga berbicara, ia tidak mengetahui jika temannya tadi hanya bercanda.
Hideyoshi kemudian berdiri di hadapan mereka, dan kemudian berbicara dengan nada suaranya yang jelas namun tetap lembut.
�� Kita hanya memiliki waktu berlatih selama tiga hari saja, dan saya yakin tidak ada keahlian apapun yang bisa dilatih hanya dalam waktu tiga hari, sebuah skill dan kemampuan dalam bertombak perlu dilatih bertahun tahun untuk menjadi mahir dan hebat memainkannya. Jadi apapun kehebatan terbaik kalian dalam menggunakan tombak selama ini, maka bertarunglah seperti itu pada hari pertandingan di, yang saya minta hanya satu dari kalian semua, bertarunglah sebagai sebuah tim, sebagai sebuah kesatuan, jangan betarung sebagai individu yang menonjolkan kemampuan personal, bertarunglah sebagai tim elite dalam pasukan��
Kemudian Hideyoshi menutup sesi pengarahan hari pertama itu dengan makan makan daging bakar dan minum tuak istana yang terkenal enak dan mahal.
Hari kedua, oleh Hideyoshi timnya dipecah menjadi tiga bagian, tim tengah, sayap kiri, dan sayap kanan. Kemudian mereka berlatih secara bergantian dalam posisi tersebut dengan segenap kemampuan bertombak mereka selama ini, yang jago menusuk, tetap melakukan serangan dengan tusukan, yang jago menyabet, tetap menghantam dengan sabetannya, dan kembali latihan hari kedua ditutup dengan makanan lezat dan anggur istana yang lezat dan harum aromanya.
Hari ketiga, latihan persis seperti hari kedua, dan mereka berlatih dengan semangat dan riang gembira, sebelum sesi latihan hari terakhir itu kembali ditutup, Hideyoshi kembali menekankan bahwa besok pagi pada saat pertandingan mereka harus bertanding sebagai tim dan kesatuan.
Hari terakhir latihan ini tim Hideyoshi tidak disuguhi tuak lagi untuk menghindari mereka mabuk sempoyongan besok paginya.
Dalam perjalanan pulang beberapa orang prajurit dari tim Hideyoshi sempat bertemu dengan teman teman mereka dari timnya Mondo, kemudian mereka saling bertukar cerita.
Baru dapat diketahui bagaimana perbedaan total dalam metode pelatihan antara Mondo dan Hideyoshi. Mondo memperlakukan timnya dengan keras, selama tiga hari penuh ia melatih gerakan dasar menggunakan tombak pendek bagi timnya, ia berteriak memaki maki sepanjang sesi latihan, memaksa timnya untuk mengeluarkan kemampuan yang tidak mereka miliki, memaksa mereka untuk bisa bermain tombak seperti dirinya yang telah di tempa puluhan tahun. Tidak ada hasil yang memadai dalam waktu yang tiga hari itu selain rasa pegal yang mejalar di seluruh lengan timnya, mereka pulang ke rumah dengan menggerutu, karena dimaki maki dan dikatakan bodoh sepanjang hari oleh Mondo.
Ketika mendengar cerita bagaimana Hideyoshi memperlakukan timnya, hampir keseluruhan dari tim Mondo berharap kalah saat proses undian kemarin.
Dan semua sudah lewat, dan besok adalah hari pertandingan, paling tidak penderitaan mereka akan berakhir besok pikir mereka.
Ilustrasi pertarungan tombak
Hari pertandingan
Pagi hari besoknya matahari bersinar cerah, orang orang sudah memenuhi alun alun istana untuk menyaksikan pertandingan dua pasukan tombak yang akan bertarung. Selain sang raja sendiri, hampir keseluruhan petinggi istana juga ikut menyaksikan pertandingan tersebut, mulai dari laki laki dewasa, hingga perempuan dan anak anak mengitari halaman pertandingan untuk menyaksikan acara meriah yang jarang sekali diadakan di istana tersebut.
Sebelum acara pertandingan dimulai, Mondo maju ke tengah tengah lapangan pertandingan dan memperagakan keahlian individualnya dalam bermain tombak pendek, di tangan Mondo tombak itu seperti bayang bayang saja, berkiblat kian kemari, menyabet dan menghantam, menimbulkan decak kagum dari semua yang hadir di arena pertandingan.
Lalu kemudian tibalah saatnya acara yang ditunggu tunggu, genderang ditabuh dengan meriah, dan dari sisi kiri munculah para prajurit dari tim Mondo dengan tombak pendeknya, tidak dapat disembunyikan, bagaimana wajah wajah para prajurit kelelahan karena latihan keras tiga hari penuh dengan berat mengangkat tombak mereka sambil sesekali terlihat meringis menahan rasa sakit.
Tim Mondo membentuk formasi biasa ditengah lapangan, dengan barisan tempur mereka bersiap menyongsong serangan dari tim Hideyoshi.
Kemudian genderang ditabuh lagi sebagai pertanda tim pertandingan segera akan dimulai. Dan kemudian dari sisi kanan munculah tim Hideyoshi yang segar segar dengan senyum sumringah dan wajah yang ceria, tombak bambu panjang mereka teracung tinggi dengan sedikit hiasan umbai umbai di ujungnya. Begitu memasuki lapangan mereka langsung membentuk formasi tempur yang mereka pelajari saat latihan kemarin, 20 orang berdiri ditengan dengan formasi bertahan, dan juga disiapkan untuk serangan pembuka, sementara masing masing 15 orang memisahkan diri membentuk sayap kiri dan kanan pasukan.
Kembali genderang ditabuh, pasukan tengah Hideyoshi menghambur menyerang tim Mondo, tombak panjang mereka berkelebat, tidak ada gerakan serangan seragam dari mereka, hanya serangan yang biasa mereka gunakan selama ini dalam setiap pertarungan, namun serangan seperti ini telah mereka latih selama bertahun tahun, jadi kedahsyatannya sudah cukup membuat tim Mondo yang memaksakan diri menggunakan gerakan bertombak yang diajarkan Mondo selama 3 hari belakangan kerepotan, belum habis kelelahan mereka menghadapi tim tengah Hideyoshi, dari pinggir lapangan Hideyoshi telah memberi isyarat bagi tim sayap kiri dan kanannya ikut menggempur secara bersamaan.
Dan hasilnya tim Mondo kocar kacir, tercerai berai. Mondo sendiri berlari kesana kemari sambil berteriak teriak memberi perintah pada timnya, namun tidak ada hasilnya, timnya malah semakin jauh terdesak dan terpojok keluar lapangan.
Tidak dapat di elakkan, tim Mondo si pendekar tombak kalah dalam pertandingan itu.
Mondo yang merasa sebal menghadap kepada raja dan meminta pertandingan ulang, raja pun menanyai apakah Hideyoshi menyetujuinya, dan Hideyoshi hanya menjawab
�� Silahkan saja, Jika tim saya menyetujuinya..�
Dan tim Hideyoshi yang masih segar bugar, yang menganggap pertandingan ini sebagai olahraga saja, sama sekali tidak keberatan untuk tanding ulang. Dan hasilnya pun tetap sama, tim Mondo tetap keluar lapangan sebagai tim yang kalah, meskipun pada tanding ulang ini mereka yang diberi kesempatan untuk melakukan serangan.
Akhirnya, dengan muka masam, Mondo terpaksa mengakui kemenangan Hideyoshi atas dirinya.
�� Ini bukan tentang siapa yang pandai menggunakan tombak, namun ini adalah tentang kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah pasukan��
Sang raja menepuk pundak Mondo yang masih masam karena marah dan jengkel�
Dan Hideyoshi, ia mengambil uang dari kantongnya sendiri untuk kemudian dibagikan kepada timnya yang sedang berpesta pora merayakan kemenangan, menambah kesenangan mereka, dan membuktikan kembali pamornya sendiri sebagai seorang pemimpin sejati�
***
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan begini
�� Jika anda adalah pemimpin sebuah kelompok, dan anda adalah orang yang paling pintar dalam kelompok itu, maka anda adalah pemimpin yang gagal��
Seorang pemimpin adalah seorang yang mampu membuat orang yang dipimpinnya mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Alih alih menonjolkan kemampuan dirinya sendiri, seorang pemimpin akan membuat anak buahnya akan mendedikasikan diri mereka secara maksimal, mencari celah dan cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh dirinya.
Kemampuan memimpin tidak bergantung kepada kehebatan kita dalam menggunakan sesuatu, namun bergantung erat pada kemampuan kita untuk mengendalikan orang orang yang kita pimpin untuk menemukan jalan terbaik menuju target yang telah kita tetapkan.
Anda tidak perlu mengatakan � hei begini caranya� !�.
Berikan saja mereka tujuan yang jelas, alasan yang tepat, dan motivasi yang sempurna. Dan kemudian lihatlah,mereka akan menemukan jalannya sendiri untuk anda�
Salam.
Please share and coment if you like this article
0 Response to "Jika pasukan tombak panjang dan tombak pendek bertempur, siapakah yang akan menang�?"
Posting Komentar