Menyabung nyawa di kehidupan kedua




Dahlan Iskan ( Abah )

Kita mungkin tahu situasi pemberitaan akhir akhir ini yang sedang ramai mengangkat sebuah kasus yang menjerat salah satu putera terbaik negeri, bapak Dahlan Iskan, atau lebih akrab disapa Abah. Saat ini Abah sedang dihadapkan pada sebuah kasus yang dituduhkan kepada dirinya, sebuah kasus yang banyak orang menilai cenderung mengada ada, bahkan beberapa waktu terakhir malah ada yang terkesan konyol alasan mengapa beliau ini dipersangkakan.

Namun untuk berbicara masalah perpolitikan, saya tentu tidak punya kapabilitas yang sesuai, selain juga beberapa aksi politikus negeri ini yang membuat kita semakin antipati saja rasanya kepada dunia politik, lebih banyak kebijakan orang orang plat merah itu yang rasanya  bukannya berpihak pada kita, rakyat awam ini, namun malah membuat kondisi menjadi semakin pelik dan sulit saja, ya akhirnya gitu deh, jadi pada males ngomongin politik.

Dalam artikel kali ini saya hanya ingin ngobrol tentang perjuangan totalitas abah yang lebih gila lagi,  daripada sebelum beliau menjalani transplantasi hati beberapa  tahun lalu.

Kita tahu sendiri, secara garis besar Abah adalah seorang pengusaha sukses yang berhasil membawa Jawa Pos Group sebagai salah satu media raksasa di Indonesia, kiprahnya di bisnis yang hampir terpuruk dulu itu, lalu menanganinya sedemikian rupa sehingga menjelma menjadi salah satu yang terbesar saat ini, tentu saja sudah banyak menjelaskan kepada kita, kalau Abah bukanlah orang sembarangan. Tidak banyak orang yang mampu melakukan hal itu, beberapa kali aksinya yang terekam dalam perjalanan jejak beliau, membuktikan bahwa Abah sering kali mampu menghidupkankemabali sesuatu yang sudah mati, atau paling tidak hampir mati, untuk bisa berproduksi lagi.

Abah Dahlan Iskan tentu bukan orang yang dikaruniai mukjizat seperti Nabi Isa AS, yang dapat menghidupkan orang mati, namun Abah dikaruniai jenis mukjizat yang berbeda dari Allah, sebuah mukjizat yang lebih banyak dibutuhkan masyarakat luas saat ini, yaitu sebuah kombinasi yang komplek antara banyak hal seperti keberanian, keuletan, ketangguhan, pengabdian, dan � kegilaan�, dan �kegilaan� inilah yang mebuat Abah banyak melakukan hal hal yang diluar pakem, menerobos aturan, menjebol kekakuan, hingga tidak mengherankan karena kegilaannya ini, banyak orang orang yang sebelumnya merasa sangat nyaman dengan segala situasi monoton yang sudah berjalan menjadi terusik, sehingga berupaya menghentikan langkah Abah.


Ganti Orderdil

Tahun 2007 adalah tahun yang sangat istimewa bagi perjalanan hidup Abah, saat itu bulan Agustus sekitar tanggal 07 beliau masuk kamar operasi untuk menjalani proses transplantasi hati, menganti � orderdil� liver beliau yang sudah karatan karena dipakai untuk ngebut melulu pada waktu masa mudanya.

Pristiwa ini dituangkan detail dalam buku yang ditulis sendiri oleh Abah dengan judul � Ganti Hati �, diceritakan dengan sangat menarik bagaimana pra operasi, saat saat operasi yang menegangkan, hingga pasca operasi yang akhirnya berhasil, dan membuat semua orang merasa lega dan riang.

Abah Dahlan Iskan bukanlah orang yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, beliau lahir dari kalangan orang susah, kalangan orang miskin, sehingga latar belakang yang tentu saja tidak menyenangkan ini menjadi pemacu semangat beliau untuk berusaha keras, sekeras kerasnya,, sehingga bisa berhasil dan sukses. Dan memang kerja keras beliau memang menjadi terbukti, sehingga saat ini, Insya Allah jika tanpa bekerjapun, Abah Dahlan Iskan dan anak cucunya, bahkan hingga tujuh turunan selanjutnya, kekayaan yang Abah hasilkan dari kerja kerasnya selama ini kemungkinan tidak akan habis. 

Namun tentu tujuan hidup bukanlah itu, bukanlah sekedar mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin lalu menghabiskannya. Untuk orang seperti Abah ini, dan orang lain lain yang sudah naik tingkat dan naik kelas, tujuan hidup bukan lagi tentang bagaimana ia bisa mengambil keuntungan dari sebuah situasi yang ada, namun yang menjadi prioritas mereka adalah ketika melihat kondisi dan situasi yang ada dihadapan mereka, mereka lantas bertanya kepada diri mereka sendiri, apa yang bisa  mereka lakukan untuk membuat situasi tersebut  menjadi lebih baik dan memberi manfaat untuk orang banyak.


Bertarung lebih spartan

Setelah selesai melakukan transplantasi hati, banyak orang akan mengira bahwa kehidupan kedua Abah akan banyak berada dalam rumah menikmati masa tuanya.  Namun kenyataannya ternyata tidak, Abah malah semakin garang menyabung nyawa, semakin tidak main main lagi dalam bertarung dan berlaga.

Ini dibuktikan dengan setelah dipilih menjadi pimpinan PLN ( Perusahaan Listrik Negara ), Abah berjibaku kesana kemari, keliling Indonesia, untuk membangun kinerja dan produktivitas PLN supaya lebih baik, dan benar saja, dalam waktu singkat, nama PLN yang biasanya identik dengan plesetanPerusahaan Lilin Negara karena memang pelayanannya yang payah, berubah menjadi sebuah prusahaan yang sungguh sungguh memproduksi dan memanajemen listrik di tanah air dengan lebih baik. Sepak terjang Abah ini begitu out of the box, sangat berani, menerobos aturan, mendobrak dinding dinding yang selama ini menjadi sumber buruknya kinerja PLN. Tanpa pandang bulu, segala macam bentuk mafia dan monopoli yang merugikan Negara yang ada kaitannya dengan kinerja PLN disikat, dihantam, sehingga tentu saja beberapa  orang yang selama ini, memperoleh benefit dari kemandekan kinerja PLN menjadi seolah kebakaran jenggot dan sangat terusik, bahkan merasa terancam akan terhenti kepulan asap dari dapur mereka. Hingga jadilah seperti yang jadi tontonan kita saat ini, Abah dikiriminalisasi, kesalahannya dicari cari, dibuat buat, dimodifikasi, atau nggak tau dah diapain lagi, intinya dibuat supaya kesan korupsinya terlihat benar benar nyata, atau kata mbak Syahrini itu, supaya nyata terpampang� 

Karena untuk sosok yang seperti Abah ini, siapa yang tidak mencintainya, siapa yang tidak mengidolakannya..? Orang orang yang punya hati nurani, mencintai keadilan dan kebenaran, tentu mengidolakan Abah, Ia sosok berani, tegas, berjuang untuk rakyat, bukan untuk kantongnya sendiri.

Pertarungan Abah lebih ganas lagi setelah diangkat menjadi Menteri BUMN, sebuah posisi yang mulanya sangat berupaya untuk Abah hindari, malah sudah sempat mau kabur keluar negeri, agar tidak dipilih jadi menteri, tapi sebagai seorang ksatria yang pantang menolak tugas, Abah datang saja ke Istana dengan sepatu ketsnya untuk menerima amanah dari pak Presiden.

Menjadi menteri BUMN tentu kali ini cakupannya lebih luas, dan abah abah benar menggunduli banyak birokrasi tidak produktif yang hanya bikin anggaran kian berat, yang hanya mempersulit proses eksekusi dan pengambilan keputusan, dan lagi lagi, sepak terjang ini membuat banyak para lintah yang selama ini menghisap darah BUMN meradang dan memendam dendam.

Dan sekarang, hari pembalasan pun tiba�

Dendam kesumat para lintah itu akhirnya menemukan momentnya pada pemerintahan yang sekarang ini, jadilah ia sekarang Abah dituntut dengan bermacam macam tuduhan, yang seperti kita obrolin diatas tadi, beberapa diantaranya oleh nenek nenek yang sudah pikun sekalipun, akan tahu jika alasannya terkesan sangat konyol dan lucu.

Aduh Bah Bah...

Ini hanya uneg uneg kami, saya,  yang mengidolakanmu, yang menganggapkan engkau Ayah kami pula, bukan hanya punya mas Azrul saja, yang tidak rela engkau dianiaya, yang sangat marah melihat engkau di perlakukan tidak adil�

Sehat selalu Bah,,, semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan pada Abah untuk terus berjuang.. 

Yang kami bisa lakukan hanyalah berdoa Bah, berdoa pada Allah, pada Tuhan kita, untuk kebaikan Abah, dan kebaikan kita semua, negeri Indonesia ini. Karena penguasa, hakim, jaksa, bisa jadi gelap mata dalam memutuskan perkara dengan salah, tapi kalau Tuhan,, ya mana mungkinlah Dia berbuat salah�

0 Response to "Menyabung nyawa di kehidupan kedua"

Posting Komentar