Jam tangan murahan untuk pemuda berpenghasilan ratusan juta




Jam tangan murahan untuk pemuda berpenghasilan ratusa juta

Agak ragu saya menawarkan arloji yang lebih mahal melihat style pria 30 tahunan pengunjung toko malam itu.

Ia menggunakan celana jeans biru, sandal karet sudah agak lusuh, dan kaos berkerah dengan model yang biasa saja, di pergelangan tangannya melingkar sebuah jam tangan biasa, dan juga seutas  gelang yang terbuat dari tyrap berwarna hitam ( biasa digunakan untuk mengikat kabel ).

Sebagai pemilik toko tenntu saja saya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan pelayanan kepada pemuda itu, dengan tidak membiarkan suasana mebisu tanpa suara, saya menawarkan produk ini dan itu, menjelaskan beberapa hal tentang produk yang saya jual dan berharap mungkin saja ia tertarik pada salah satunya.

Namun seiring waktu, obrolan kami kian serius, dari yang mulanya hanya berbicara tentang produk, kini merambah ke pekerjaan, keluarga, dan profesionalisme. 

Awalnya ia agak tertutup mengenai profesi, namun mendengarkan dengan tulus, dan penuh perhatian, adalah sebuah cara yang sangat ampuh untuk membuat seseorang tetap bertutur cerita, hingga tanpa terasa, ceritanya mengalir dengan lancar, dengan sesekali saya berusaha memberi respon dengan kalimat yang tepat, untuk membuatnya tetap merasa nyaman bercerita. 

Dan akhirnya obrolan itu usai hampir tengah malam, ketika semua toko lain sudah tutup.


Ia adalah seorang pemuda berdarah Bali, Ia seorang muslim, belum menikah, kalimatnya lebih banyak bercampur dengan bahasa Inggris, tegas, dan blak blakan, mungkin karena pengaruh profesinya yang lebih banyak berinteraksi dengan orang orang bule, sehingga kalimat kalimat yang kadang keluar terdengar seperti yang biasa kita saksikan di film film Holywood.

Menurut ceritanya, ia adalah salah satu dari delapan orang yang merupakan sebuah team yang spesial, yang aktifitas dan pekerjaan mereka adalah sebagai frontman first fighter pada pengeboran minyak lepas pantai, atau mungkin jika saya terjemahkan kedalam bahsa yang lebih gampang difahami, mereka adalah team yang pertama kali diterjunkan oleh sebuah perusahaan minyak bumi ke lapangan yang bertujuan untuk mendeteksi, menganalisa, serta memperhitungkan dengan rinci kandungan, teknis, dan hal hal lain, yang erat hubungannya dengan aktifitas pengeboran lepas pantai. Risikonya pekerjaannya yang mereka lakukan ini sangat tinggi, karena langsung berurusan dengan keselamatan nyawa. Dan menurutnya, skill yang harus dimiliki oleh  orang orang seperti ia dan teamnya ini adalah diantaranya kemapuan dari sisi language, analisis, dan juga kemampuan fisik teknik scuba diving, dan ia biasa berada  dibawah kedalaman 30 meter hingga 3 jam setiap harinya.

Ia dan teamnya dibayar dalam mata uang dollar, ia tak menyebutkan dengan rinci jumlahnya, namun prakiraannya membuat saya sempat tersentak, satu bulan gaji yang ia terima, saya memperkirakan bahwa ia akan mampu membangun 3 sampai 4 buah toko sekaligus seukuran toko kecil yang saya miliki ini. Edan bener.!

Jadi tidak heran, diusianya yang masih 30 an, dan lajang, ia sudah memiliki 3 properti rumah pribadi, beberapa kendaraan. dan indikator indikator kemapanan ekonomi lainnya.

Nah ini juga mungkin menjadi  salah satu sifat manusia, rasanya memang rumput halaman tetangga selalu lebih hijau dari rumput dihalaman sendiri. Begitupun saya untuk beberapa kejap, terlintas dan terketik juga didalam hati "alangkah mantapnya hidup orang ini, masih muda, sangat mapan, coba saya yang penghasilannya demikian, pasti lunas semua dah hutang, investasi kenceng, banyak bisnis saya garap, dan sudah berapa luas manfaat mampu saya tebarkan..".

Obrolan terus berlanjut...

Sekarang berfokus kepada betapa tingginya pressure untuk profesi seperti dirinya, saat bekerja ia seperti dikarantina, tidak boleh ada kontak dengan dunia luar, hanya ada dia dan timnya saja, ditengah gelombang lautan. Dan itu berlangsung selama 3 bulan, sama sekali tidak boleh ada kontak dengan keluarga, saudara, dan teman lainnya.

Proses dikarantina dalam job ini berlangsung selama 3 bulan lamanya, jika target selesai maka mereka pun akan diberi libur atau cuti, juga selama 3 bulan. Namun akan berbeda halnya jika target yang dituju belum tercapai, maka proses dikarantina dalam pekerjaan ini bisa berlangsung lebih lama lagi.

Meskipun semua kebutuhan mereka dipenuhi saat masa bekerja itu, dari yang dzahir sampai yang batin, dari yang sekedar hal hal biasa seperti kebutuhan alat, makanan, pakaian, video games, dan lainnya, hingga ke kebutuhan yang sudah tidak biasa lagi, seperti contohnya, ada diantara anggota mereka yang sangat kangen dengan anak atau isterinya, lalu meminta pada perusahaan untuk mengirim pakaian anaknya sebagai pengobat rindu, maka hal itu akan langsung dipenuhi, ada juga yang sangat rindu naik sepeda, dan sepedapun dikirim kepada mereka, dan itu dipakai untuk berputar putar diatas geladak berkerja mereka saja, benar benar sebagai pelepas rindu. Dan suply aneka macam kebutuhan mereka itu selalu dilakukan melalui jalur udara, dikirim melalui helikopter. 

Namun walaupun semua kebutuhan mereka telah dipenuhi,  tetap saja rasa stres dan depresi kerap menghinggapi mereka, hingga bukan suatu hal yang mengherankan jika saat libur tiba, mereka hanya sibuk memikirkan " How to spend this money.." just that. Hingga jadilah ketika masa cuti mereka tiba akan ada penghamburan penghasilan itu dengan travelling keliling dunia, stay di hotel mewah, mengunjungi klub malam ternama, membayar wanita cantik untuk melayani mereka, dan hal hal lainnya lagi.

Diakhir obrolan, ia mengatakan ingin segera retire atau pensiun dari pekerjaannya sekarang, dan menjalani hidup seperti orang normal, seperti yang lainnya, sepeti saya, ya saya tidak salah dengar, seperti saya katanya, yang bisa hangat mengobrol sambil memangku gadis kecil sang  buah hati, yang memiliki keluarga kecil yang Insya Allah sakinah, yang bangun dipagi hari diantara orang orang terkasih...

Ia menambahkan lagi, mengatakan jika kehidupannya yang begitu dekat dengan dunia malam, kadang membuat ia pesimis akan memperoleh seorang calon isteri dari orang yang memiliki latar belakang baik baik. Karena ia telah melihat beberapa temannya yang  telah berkeluarga, dan isteri isteri mereka, semuanya tidak begitu jauh dari dunia yang selama ini sering mereka jamah...


***

Wallahu'alam.

Banyak orang merasa hidup orang lain lebih indah, namun mari kembalilah kita berkaca, akan ada banyak hal yang ada didiri kita dan tidak dimiliki oleh orang lain, maka lebih banyaklah untuk bersyukur...

 

0 Response to "Jam tangan murahan untuk pemuda berpenghasilan ratusan juta"

Posting Komentar