Fenomena Homoseksual : Semarak pelangi di langit tak bercakrawala







Itu dia akar masalahnya, Liberalisme

Beberapa hari terakhir, media diramaikan dengan berita yang cukup kontroversial dari negeri Paman Sam, bahwa Negara tersebut telah meratifikasi sebuah peraturan hukum untuk yang melegalkan pernikahan orang orang dengan orientasi seksual yang menyimpang, seperti gay, lesbian, biseksual, dan transgender atau biasa disingkat dengan istilah LGBTQ (Lesbian Gay Biseksual Transeksual dan Queer). Kemenangan kaum pecinta sejenis ini dimeriahkan dengan bertaburnya bendera berbentuk pelangi yang menjadi symbol ke eksistensian mereka, pawai  besar di kota kota besar Amerika dimeriahkan oleh banyak orang dari kalangan ini sendiri, maupun dari orang orang yang hanya sekedar simpatisannya saja.

Selama ini di Amerika, pernikahan kaum sesama jenis hanya legal di 37 negara bagian, sedangkan 13 negara bagian lainnya melarang, namun saat ini, setelah mahkamah agung mengetok palu dan memutuskan bahwa kesetaraan gender dan kebebasan adalah hak setiap individu maka dengan alasan tersebut, orang orang dengan orientasi seksual diberi perlindungan hukum yang sama dengan lainnya, utuk melangsungkan pernikahan dan berumah tangga.

Tentu hal ini menimbulkan kontroversi yang besar dimasyakat, terutama dari kalangan umat beragama, beberapa yang masih memegang teguh nilai nilai Kristen, agama mayoritas Amerika, tentu menentang hal ini, karena dalam keyakinan Kristenpun, prilaku homoseksual dan lesbian adalah sebuah dosa, bahkan raja Hendry VIII menganggap bahwa perbuatan homoseksual adalah sebuah tindakan kriminal, dan pelakunya mestilah dihukum. Namun seiring perkembangan zaman, tingkat kemajuan teknologi yang kian canggih, di iringi pula oleh  cara bepikir liberalis yang mendewakan kebebasan dan persamaan. Ditambah pula dengan dekadensi moral dan merosotnya nilai nilai agama  dimasyarakat, hingga tidak banyak lagi yang bisa dilakukan kalangan gereja di Amerika, selain ikut menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, atau dengan kata lain terpaksa ikut mendukung eksistensi kaum homoseksual.

Saya sependapat dengan sebuah opini yang mengatakan bahwa akar kemenangan kaum gay dan sejenisnya ini adalah karena pola pikir liberalisme yang sudah melewati batas ambangnya, dimana yang di Tuhankan adalan kebebasan dan persamaan, tidak perduli segi dan bidang apapun, kebebasan dan persamaan adalah yang tertinggi, tidak perduli apapun nama ajaran agamanya, tetap harus tunduk dalam norma kesetaraan dan kebebasan. Hingga dari masa ke masa, akar pemikiran seperti ini terus berusaha ditanamkan dalam kepala setiap generasi, jadilah seperti sekarang ini, prilaku LGBTQ tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang salah.

Baca berita tentang legalisasi pernikahan kaum homoseksual di USA disini


Warning alert dari negeri batu api

Orang orang yang menganut faham liberal tentu mendukung hal ini, atau paling tidak, tidak akan berani secara terang terangan menentangnya, walaupun jauh didalam hati kecilnya, ia telah merasakan bahwa � there is something wrong with this�� ada yang salah dengan semua ini. 

Namun untuk mengungkapkan kata hatinya, sudah sangat tidak mungkin, cekokan pola pikir bahwa persamaan dalam segala sendi kehidupan adalah hal yang mutlak, hingga mengunci dirinya tetap dalam diam.
Sebagai manusia yang dibesarkan dalam adat ketimuran, apalagi yang menganut ajaran islam, kita telah diperingatkan dengan keras tentang hal ini dengan kisah eksistensi sebuah kaum Nabi Luth, atau kaum Sodom yang juga orang orangnya memiliki kecendrungan homoseksual dan lesbian, kaum Sodom berakhir dalam hujan batu api yang menggelegar, melenyapkan mereka semuanya. Allah SWT meninggalkan kisah mereka untuk kita ingat sebagai sebuah peringatan.

Dan kini � kaum sodom� itu kembali lagi dalam template berbeda, namun lebih berbahaya, lebih terorganisir dan lebih Spartan dalam memperjuangkan hak hak mereka, Amerika yang memiliki pengaruh besar dalam kancah perpolitikan dunia, baru saja bertekuk lutut dihadapan mereka. Selama ini hanya 37 negara bagian, diantara keseluruhan 50 negara bagian yang memperbolehkan pernikahan sejenis, namun beberapa hari yang lalu, pernikahan sejenis akan segera legal di ke 50 negara bagian tersebut.

Sungguh kemenangan yang mutlak untuk sebuah kekeliruan yang dibenarkan.



Islam salah menghukum kaum Gay�?

Ada ada sebuah pendapat yang berkembang di masyarakat berpikiran liberal umumnya, bahwa homoseksulitas dan lesbian adalah sesuatu yang disebabkan oleh hormon, oleh gen turunan, bukan lagi penyakit yang pernah diasumsikan sebelumnya, pendapat ini berasal dari seorang peneliti juga. Karena itu agama islam dianggap sangat kejam dan tidak adil , karena  menghukum seseorang karena prilaku homoseksualnya, padahal kelainan itu tidak ia inginkan. Kerena agama islam dengan jelas melarang dan mengharamkan pernikahan sejenis LGBTQ ini. ( Al � qur�an, surah Al A�raf, 81 )

Namun tahukah kita, bahwa yang memberi asumsi bahwa gay dan lesbian adalah faktor hormonal, factor gen, adalah orang yang juga seorang gay ?. 

Penelitian yang mengatakan sifat gay dan lesbian adalah sebuah faktor turunan, sama sekali belum ada bukti yang mendukung tentang itu. Hal itu hanya asumsi, ya baru asumsi, dan asumsi sama sekali tidak dijadikan tolak ukur dasar sebuah ilmu pengetahuan, apalagi asumsi dari seseorang yang juga memiliki kecendrungan dengan prilaku gay, ini bukan bukti ilmu pengetahuan, namun ini hanya sebuah bentuk pembelaan dari seseorang untuk dirinya dan orang orang sepertinya.

Saya sangat sepakat dengan  Dokter Zakir Naik yang menyatakan bahwa, 

�� Jika anda melakukan sesuatu yang tidak natural terlalu sering, maka yang natural tidak lagi menarik untuk anda lakukan��
Gay dan homoseksualitas adalah prilaku menyimpang yang dibiarkan dan dikuti terus oleh pengidapnya, tidak berusaha dilawan dengan sungguh sungguh. Hingga frekwensi yang terlampau sering melakukan sesuatu yang salah ini, menjadikan sesuatu yang benar dan normal tidak lagi menarik untuk dilakukan.

Ini saya simpulkan dari ceramah dokter Zakir Naik, jika anda penasaran, anda bisa melihat videonya disini


Hari ini di Amerika, besok bisa di Indonesia

Peristiwa semaraknya pengakuan terhadap kaum pecinta sejenis ini, ditambah lagi dukungan yang terang terangan dari berbagai pihak, tentu sangat berdampak tidak baik terhadap perkembangan dan cara pandang generasi muda, khususnya bangsa Indonesia yang kita khawatirkan. Anak anak tidak lagi menganggap prilaku homo dan lesbian sebagai sebuah perbuatan yang salah dan keliru, karena melihat bagaimana media memberitakan para homoseksual ini begitu ditempatkan pada tempat yang tinggi, sama sekali tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan dengan apa yang mereka lakukan.

Sekarang, untuk anda yang mungkin mendukung prilaku LGBTQ ini, cobalah bertanya kepada diri anda sendiri secara jujur�

Maukah anda jika anak anda yang baru lahir itu, yang mungil, yang senyumnya riang, menjadi seorang homoseksual di kemudian hari..? maukah anda, ikhlaskah anda..?

Saya sangat yakin tidak ada satupun yang akan mau dan mengikhlaskan anaknya, saudaranya, keluarganya menjadi seorang homoseksual. Dapatkah anda mempercayai anak anda yang baru lahir itu adalah seorang gay, seorang lesbian�? Tentu juga tidak, hal itu terbentuk dan menjadi identitas diwaktu besarnya dikarenakan pengaruh dalam lingkungannya, jadi lingkungan, orang tua, media, adalah sesuatu yang sangat bertanggung jawab dalam mendidik anak, dan menentukan akan jadi seperti apa ia dimasa depannya.

Hari ini superioritas kaum gay telah diakui di Amerika dan beberapa Negara liberal lainnya, bisa jadi hal ini juga akan terjadi di Indonesia, entah itu sepuluh tahun lagi, dua puluh tahun lagi, pada masa  anak anak, dan cucu cucu kita nanti, jika kita tetap membiarkan pola pikir liberal dan demokrasi yang menuhankan kebebasan tetap bercokol dan menggerogoti isi kepala generasi muda kita.

Tidak ada yang lebih baik untuk membentengi anak anak kita dari hal hal buruk yang semakin marak terjadi didunia yang semakin menggila ini, selain dengan menanamkan nilai nilai islam dan aqidah semenjak dini.

Jadi, mari kita lindungi orang orang yang kita sayangi, untuk tetap tumbuh alami, tumbuh dalam iklim berpikir yang sesuai dengan kaidah, tumbuh dalam lingkungan yang tetap menjaga nilai nilai insani yang telah digariskan oleh Allah SWT untuk manusia�

Salam.


***

Please coment and share, jika pembaca berpikir bacaan ini ada manfaatnya.

0 Response to "Fenomena Homoseksual : Semarak pelangi di langit tak bercakrawala"

Posting Komentar