Dalam minggu ini kita dikejutkan oleh banyak berita yang bermunculan di layar kaca dan sosial media utamanya, mulai dari rupiah yang terus melemah, hutang negara yang kian membengkak, rencana mobil selo yang berniat di pinang Malaysia, dan satu hal lagi, sebuah berita yang kembali membuat banyak kuping kita umat muslim menjadi panas, berita tentang perselingkuhan, dan perzinahan yang tertangkap tangan.
Ini bukan perselingkuhan biasa, karenanya ia menjadi ramai dan menjadi topik banyak berita dan media.
Pada dasarnya tidak ada yang hebat dari perbuatan bejat dan memuakkan ini, perselingkuhan tetaplah perselingkuhan, sebuah drama kebejatan yang melangkahi rasa malu dan kemanusiaan, perbuatan kotor dan menjijikkan dari sepasang amoral yang tak punya kehormatan.
Pada dasarnya tidak ada yang hebat dari perbuatan bejat dan memuakkan ini, perselingkuhan tetaplah perselingkuhan, sebuah drama kebejatan yang melangkahi rasa malu dan kemanusiaan, perbuatan kotor dan menjijikkan dari sepasang amoral yang tak punya kehormatan.
Namun yang ini dikatakan luar biasa karena pelakunya adalah seseorang yang spesial, khususnya yang perempuan.
Dalam keseharian perempuan yang sepertinya muslimah sejati ini, merupakan seorang yang terpandang, karena ia merupakan isteri kedua dari seorang pengusaha kaya raya dari kota Makassar. Kesehariannya menggunakan jilbab besar dan terlihat sangat syar�i, penampilannya menunjukkan ia perempuan yang berkelas, dan sangat menjaga kehormatan. Itu kesan yang bisa kita dapat, sebelum berita memecahkan banyak telinga, bahwa ia dan pasangan mesumnya, tertangkap oleh suaminya sendiri tengah bergumul tanpa busana di sebuah kamar kost di daerah Tamalanrea, Makassar.
Naudzubillah�
Rontok sudah jilbab besarnya, lewat sudah kesan syar�i-nya.
Jika begitu apa bedanya dia dengan perempuan lain yang berjalan di pasar menggunakan tank top, atau you can see, yang membiarkan setiap mata buas pria menikmati lekuk tubuhnya..?
Apa bedanya..?
Bahkan boleh jadi yang pakai tank top lebih menjaga diri dengan membatasi keberaniannya hanya pada penampilan saja, tidak berujung pada hal yang lebih celaka lagi, perzinahan contoh konkretnya.
Kata kata yang sering membuat kita sakit telinga, kembali banyak terdengar dengan adanya peristiwa ini.
Gayanya saja yang berjilab syar�i, tapi kelakuannya seperti setan, di depan tertutup, tapi di belakang di umbar juga�
***
Seringnya kesalahan individu yang dinisbatkan pada generalisasi busana muslimah, adalah sesuatu kesalahan yang besar. Tidak ada kebenaran sedikit pun dengan mempersalahkan islam dan aturannya, hanya karena dengan melihat apa yang di lakukan oleh sesorang penganutnya.
Pada sebuah tulisan yang berjudul, dengan menggunakan jilbab,anda hanya akan mendapat point satu, saya telah mengajak ngobrol panjang lebar tentang kaitan jilbab dan prilaku yang mengenakannya.
Tidak ada kaitannya sedikitpun, karena jilbab atau hijab adalah perintah dari Allah SWT, yang merupakan sebuah kewajiban dan keharusan bagi setiap muslimah, baik ia berakhlak baik, maupun ia berkelakuan laknat. Jilbab merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslimah dewasa yang berakal sehat.
Sedangkan ahlak, ahlak adalah prilaku dan sifat yang menjadi sikap setiap pribadi, merupakan cerminan karakter dan hati yang ia miliki, baik ia muslim, bukan muslim, pria, wanita, berkulit hitam, berkulit putih, ahlak dan prilaku adalah sesuatu yang sepenuhnya mereka kendalikan sendiri. Dan sikap ini pula yang sesungguhnya menjadi refleksi dari tingkat keimanan dan kepercayaan seorang hamba kepada Tuhannya.
Jadi sekali lagi, sudah jelas sekali bahwa antara jilbab besar dan prilaku buruk si isteri pengusaha di kota Makassar itu tidak ada hubungannya. Perselingkuhan yang ia lakukan, pengkhianatan yang ia berikan kepada suaminya, tidak ada sangkut pautnya dengan jilbab besar yang ia kenakan.
Namun memang, seyogyanya seharusnya lah, orang orang yang telah menjadi semacam sudut pandang orang melihat sesuatu, benar benar mengupayakan dirinya untuk berlaku layaknya brand ambassador dari sesuatu itu. Seyogyanya jilbab besar yang ia miliki, juga menjadi bentuk cerminan betapa ia menjunjung tinggi kehormatan dan kemuliaan dirinya.
Setiap orang tidak pernah lepas dari kesalahan, dan semoga perempuan itu bertobat, dan sungguh sungguh membenahi dirinya sendiri. Rasa malu untuk dirinya, keluarganya, suaminya, mungkin sudah cukup untuk membuatnya terlihat �tak berharga� lagi di hadapan masyarakat.
Dan mungkin, ini menjadi pelajaran untuk kita semua.
Don�t judge a book by a cover� you never know what inside
Salam.
0 Response to "Jilbab besar dan perselingkuhan, saya sudah pernah mengatakannya"
Posting Komentar