Saya membaca sebuah berita pagi ini, berita yang cukup membuat kita akan shock di buatnya. Berita ini saya dapatkan dari harian online kabarmakassar.com, yang memberitakan bahwa telah terjadi musibah terhadap salah seorang pendaki gunung perempuan di salah satu gunung favoritnya para hiker dari kota Makassar, yakni gunung Bawakaraeng.
Musibah yang diberitakan dalam portal berita online ini sungguh berbeda dengan musibah gunung yang biasa kita dengar sebelumnya.
Biasanya jika mendengar musibah di gunung, arti musibah itu tidak jauh dari kejadian kejadian seperti tersasar, terjatuh, hilang, tertimpa longsoran, ataupun lost contact, dan semacamnya. Kejadian kejadian ini meskipun kadang berujung musibah yang membawa maut seperti yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu dengan saudara kita di gunung Semeru, masih termasuk dalam kategori yang sudah �biasa�, artinya memang itu merupakan resiko mendaki gunung, dan tentunya telah diperhitungkan sebelumnya oleh para pendaki dan petualang.
Resiko laten seperti kehilangan arah atau kesasar, terjatuh, bertemu binatang buas, kehabisan bahan makanan, dan sebagainya ini. Merupakan suatu potensi bahaya yang memang sudah seharusnya diperhitungkan oleh para pendaki, sehingga paling tidak mereka telah mempersiapkan diri menghadapi potensi bahaya semacam itu.
Namun, yang terjadi dengan saudara kita di lembah Ramma, gunung Bawakaraeng ini beda jenisnya. ( sekali lagi jika berita ini memang benar adanya ). Pristiwa yang terjadi dengan saudara Bunga, nama yang digunakan dalam berita tersebut, sudah masuk wilayah kriminal.
Dalam berita itu disebutkan Bunga yang melakukan pendakian gunung Bawakaraeng dalam rangka keikut sertaannya merayakan hari kemerdekaan, mendapat perlakuan tidak senonoh dari salah satu pendaki lainnya. Lebih jauh lagi, dengan cukup jelas berita ini meyebutkan bahwa Bunga telah mengalami pemerkosaan oleh oknum pendaki lain tersebut. Meskipun saat ini pelaku telah berhasil diamankan oleh pihak yang berwajib, dan kasusnya dalam tahap penyelidikan, namun tentu saja hal ini tidak bisa dianggap sebagai kejadian yang sepele, yang bisa berlalu dan dilupakan begitu saja.
Dengan melihat kejadian ini, tentu kita harus lebih waspada lagi dalam hal melakukan pendakian gunung. Utamanya lagi untuk saudara saudara kita yang perempuan, agar semakin hati hati dan menambah kewaspadaannya dalam setiap perjalanan pendakian yang dilakukannya.
Karena hal ini, beberapa orang mungkin akan bersuara vokal, menyebut bahwa pendakian gunung tidak bisa lagi dilakukan oleh perempuan, karena hal ini sudah tidak aman lagi bagi mereka. Namun, tentu saja ini tidak benar, semua orang dapat melakukan pendakian gunung, melangkahkan kaki kemana saja mereka mau, tidak terkecuali lagi untuk saudara saudara kita yang perempuan. Hanya saja, bercermin dengan kejadian yang menimpa Bunga, sepatutnya lah kita melipat gandakan kewaspadaan dan kehati hatian dalam melakoni jenis olahraga petualangan yang menantang ini.
Apalagi saat ini, ketika demam mendaki gunung mewabah hampir ke semua kalangan masyarakat. Gunung gunung yang biasanya sepi, kini ramai dan gegap gempita, lembah lembah yang dulu lengang, kini malah hingar bingar oleh manusia yang mengunjunginya. Dan tempat yang ramai sudah menjadi lumrah, menjadi ajang beraksi untuk orang orang yang mungkin memang telah memiliki niat tidak baik dari awalnya.
Contoh yang sering kita dengar tentang kejadian kriminal di gunung yang beberapa waktu dulu sempat terjadi, misalnya adalah pencurian dan perampasan barang barang milik pendaki, oleh orang orang yang mungkin memang telah bertujuan jahat sebelumnya. Sehingga kejadian seperti ini cukup membuat resah dan khawatir para pendaki gunung, di beberapa gunung misalnya, tenda yang ditinggal tanpa di jaga manjadi tidak aman, karena akan menjadi incaran para pecuri.
Lalu yang lebih berbahaya adalah perampasan, oknum menodong, dan mengancam para pendaki yang menjadi sasaran kejahatan mereka, untuk menyerahkan barang barang berharga milik mereka, atau jika tidak mau, mereka akan dilukai secara fisik.
Seperti kejadian kriminal pada umumnya, korban yang dipilih tentu saja yang dianggap paling �lemah�, dalam artian paling mudah untuk ditaklukkan. Kategori mudah di taklukkan ini bisa saja karena sang korban mendaki sendirian, terpisah dari teman temannya, atau juga sebuah group pendaki yang mungkin terlihat lemah dimata para oknum, sehingga mereka tidak segan melakukan aksi penodongannya kepada para pendaki yang telah menjadi sasaran tersebut.
Pristiwa di lembah Ramma yang telah melukai Bunga, semoga ini menjadi bahan pelajaran yang berarti buat pendaki lainnya, khususnya saudara pendaki kita yang perempuan. Untuk senantiasa lebih berhati hati dalam melakukan perjalanannya, memilih rekan yang tepat, menghindari mendaki secara solo di gunung gunung yang tergolong masih sepi, ataupun gunung ramai yang mungkin akses bantuan tidak mudah jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan.
Satu hal lagi yang mungkin perlu disiapkan untuk setiap perempuan, dan saya pikir bukan hanya untuk pendaki gunung saja. Yakni untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman semacam itu, caranya bisa dengan membekali diri dengan kemampuan bela diri, atau self defence weapon yang tepat, dan juga untuk tidak mencoba berpenampilan terlalu mencolok, atau mungkin seronok bahasa lainnya, sehingga dapat memikat lawan jenis yang tidak kuat mengendalikan diri, memaksa dan meminta hal yang lebih banyak dari dirinya.
Kita berharap kejadian yang menimpa Bunga, tidak akan terjadi lagi kepada para pendaki perempuan lainnya. Kita sungguh berharap gunung gunung Indonesia adalah tempat yang aman bagi para pendaki, baik ia laki laki, maupun perempuan.
Potensi bahaya yang ada di gunung sudah cukup komplek untuk membuat para pendaki dituntut mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, semoga tidak ditambah lagi dengan ragam macam ancaman yang sama sekali tidak pernah terprediksi.
Gunung adalah tempat para pemuda menempa diri, tempat banyak orang untuk bersekolah kembali, dan sungguh kita tidak ingin, sekolah kita berubah menjadi tempat yang tidak aman lagi untuk kita kunjungi�
Salam.
Please share and coment if you like this article
Baca juga : Pendaki gunung cantik yang meninggal di Semeru
0 Response to "Seorang pendaki gunung perempuan diperkosa di lembah Ramma, benarkah..?"
Posting Komentar