Sebenarnya judul artikel ini kurang, kalimat lengkapnya adalah begini
� Meraih sukses dari bisnis porno, mengapa tidak�( segera bertobat ) �
Namun tidak mengapa, biarlah saja judulnya demikian, agar orang orang semakin penasaran untuk membacanya, atau juga orang yang gemar judge book by the cover, juga bisa ikut senang karena bisa langsung berkomentar miring sebelum membaca isinya.
Okelah begini ceritanya�
Oleh salah satu sahabat, saya pernah diceritakan tentang perjuangan hidup seseorang dalam meraih kesuksesan. Kesuksesan yang setiap orang akan menngaguminya, kesuksesan yang diawali dengan perjuangan sangat berat sehingga orang orang hebat pun akan memberi hormat kepadanya, kesuksesan yang membuat ia dan keluarganya menjadi salah satu orang kaya yang saat ini disegani di lingkungannya.
Orang yang menjadi subyek inspirasi tulisan ini, sebut saja namanya Rahmat.
Rahmat adalah seorang pemuda yang berasal dari kota Malang, Jawa Timur, yang dikemudian hari merantau ke salah satu kota yang saat ini tumbuh pesat di pulau Sumatera, yakni kota Pekanbaru, Propinsi Riau.
Di Pekanbaru Rahmat menjadi pekerja serabutan untuk pertama kalinya demi memenuhi kebutuhan hidupnya, kebetulan Rahmat termasuk seorang pemuda yang terlalu cepat menikah, saya katakan terlalu cepat, karena pernikahannya terjadi lantaran istilah MBA, alias marry by accident, jadi si Rahmat ini terlalu terburu buru, sehingga dalam usianya yang relatif masih belia, sudah menjadi seorang suami dan kemudian menjadi seorang ayah bagi bayi kecilnya.
Namun demikian, meskipun usia yang masih relatif muda, Rahmat adalah pribadi yang sangat bertanggung jawab. Ia terus berusaha tidak kenal meyerah demi menafkahi anak isterinya, mulai dari buruh bangunan, pedagang keliling, tukang batu, Rahmat lakukan semuanya, hanya agar anak dan isterinya bisa makan.
Teman saya yang menceritakan kepada saya ihkwal si Rahmat ini, mengatakan bahwa ia pernah sekali menangis saat bertamu ke tempat tinggal Rahmat ini di kota Pekanbaru, kebetulan teman saya ini dulunya bekerja sebagai manager pemasaran sebuah perusahaan otomotif, sebelum ia banting stir menjadi bisnisman online shop.
Ketika ia bertamu ke rumah Rahmat ini, oya sebelumnya saya lupa menjelaskan bahwa teman saya ini, dan si Rahmat adalah teman dekat ketika SMA, dan Rahmat dikenal sebagai anak yang cerdas di sekolahnya. Sewaktu si Rahmat merantau di Pekanbaru, teman saya ini bekerja di sebuah prusahaan otomotif sebagi tenaga pemasaran, seiring waktu karena prestasinya, ia pun diangkat menjadi manajer, dan kemudian di tugaskan di kota Medan.
Jarak antara kota Medan dan kota Pekanbaru tidaklah terlampau jauh, sehigga sewaktu weekend teman saya ini mengunjungi kota Pekanbaru, dan dari keluarga dan teman di Malang, ia mendengar kabar bahwa Rahmat tinggal di Pekanbaru, sehingga singkat cerita teman saya inipun bertemu dengan Rahmat di kontrakannya.
Saat memasuki kontrakannya, sungguh sebuah pukulan telak rasanya, cerita teman saya itu. Tempat yang dihuni Rahmat sungguh sebenarnya tidak layak ditempati, apalagi dengan adanya anak kecil bayi mereka. Ukuran kontrakan mereka yang hanya sekitar 4 meter persegi dengan segala peralatan dan kebutuhannya disana, mulai dari tidur, memasak, dan kebutuhan mandi, semuanya terbagi dalam ruangan sempit tersebut. Bisa dibayangkan alangkah pengap dan sesaknya.
Pekerjaan Rahmat yang menjadi seorang pekerja serabutan, khususnya lagi sebagai tukang bangunan, tentu bukanlah jenis pekerjaan yang akan mendapat bayaran tinggi. Sehingga ia dan isterinya harus benar benar berhemat agar kebutuhahan mereka, khususnya susu untuk bayi semata wayang mereka, supaya tetap terpenuhi setiap harinya.
Pernah Rahmat dan isterinya harus memasak satu bungkus nasi goreng yang dibeli hari kemarin, yang ia bagi bersama ia dan isterinya, karena mereka kehabisan uang. Pernah juga dilain waktu ia harus berjalan kaki sejauh hampir 10km tanpa sandal ataupun sepatu di malam hari di kota Pekanbaru yang gemerlap, hanya untuk mendatangi rumah salah satu mandor kerjanya, untuk menagih upah kerja yang beberapa hari belum dibayarkan, sementara susu untuk bayi kecilnya sudah hampir habis.
Namun yang partut diacungi jempol dan juga mungkin juga menjadi pelajaran bagi kita semua, prioritas Rahmat dalam membeli susu anaknya benar benar spektakuler, dalam keadaan bagaimanapun, ia selalu mengupayakan agar bayinya tidak kekurangan gizi, sehingga atas usahanya itu, bayi laki laki yang ia miliki benar benar tumbuh sehat dan gagah, badannya berisi, gesit, dan juga lincah. Dan dalam masa perjuangan itu, hanya bayinyalah yang menjadi penghibur hati untuk Rahmat dan isterinya.
**
Kemudian waktu berlalu �
Teman saya ini sudah pindah tugas dari pekerjaannya di Medan, ia ditugaskan di salah satu kota di pulau Sulawesi, kemudian pindah lagi ke Bali, Lombok,dan terakhir di Balikpapan. Dan di Balikpapan itu juga ia memutuskan untuk mengakhiri kariernya di prusahaan otomotof tersebut.
Dalam sebuah kesempatan, tanpa di sengaja ia dan Rahmat yang dulu hidup susah dan penuh perjuangan, bertemu dalam percakapan dunia maya, atau istilahnya chatting.
Dan yang terjadi dengan Rahmat, sungguh membuat kawan saya itu takjub.
Rahmat dan keluarganya tidak lagi tinggal petakan yang berukuran 4x4 meter yang sesak dulu, ia tinggal di rumah yang cukup bagus saat ini, rumah yang ia beli sendiri. Ia juga tidak berjalan kaki lagi kemanapun ia mau berpergian, Rahmat sudah memiliki sebuah mobil dan juga beberapa sepeda motor, isterinya tidak perlu lagi menyisihkan uang belanja yang sebenarnya sangat tidak cukup hanya untuk membeli sebungkus nasi goreng untuk ia dan suaminya makan. Rahmat dan isterinya bisa makan lezat setiap hari saat ini, ia juga telah memiliki seorang pembantu yang mengurusi pekerjaan rumah mereka.
Pekerjaan Rahmat sebagai seorang pekerja serabutan, dan tukang bangunan juga telah lama ia tinggalkan.
Pendek kata, Rahmat saat ini sudah sukses.
� Kamu nggak pelihara tuyul, babi ngepet, atau pesugihan kan �?�
Penasaran bagaimana Rahmat bisa memperoleh kesusksesan sedemikian cepat, teman saya itu bertanya sembari bercanda
�. Ya nggaklah,,masa saya pelihara tuyul dan babi ngepet, saya saat ini berbisnis internet, bisnis online�.� Jawab Rahmat mantap
Dan kemudian cerita pun bergulir..
Karena mereka awalnya teman dekat, Rahmat tidak ragu untuk menceritakan kepada teman saya itu bagaimana jenis bisnis online yang ia bangun.
Rahmat mulai menggeluti bisnis online tidak lama setelah kunjungan teman saya yang terakhir ke rumahnya. Rahmat mulai sering ke warnet untuk belajar bisnis online, membangun sebuah blog, website, dan menarik pengunjung serta menghasilkan uang dengan itu. Dan ia banyak berkenalan dengan beragam caranya, mulai dari toko online, affiliate program, adsense, reseller, hingga jenis jenis lain untuk orang yang lebih expert.
Dan tahukah anda bisnis online apa yang Rahmat pilih�.?
Tenyata Rahmat membangun sebuah situs khusus untuk konten dewasa atau pornografi. Disana ia melayani penjualan film porno, gambar porno, adult toys, dan kebutuhan khusus orang dewasa lainnya.
Dan tidak menunggu lama, konten esek esek yang memang ramai hidden customers ini, yang Rahmat bangun dan telatenkan membuahkan hasil. Pengunjung dan pelanggan webnya kian banyak, penjualannya meningkat tajam dari hari ke hari, yang pertama hanya reseller, kemudian bisa memiliki toko sendiri, secara fisik dan juga online tentunya.
Bahkan dalam sehari Rahmat bisa mengantongi omzet bersih hingga 5 jutaan, sesuatu yang mustahil ia dapatkan saat bekerja sebagai tukang bangunan.
Dan hingga saat ini Rahmat masih terus menikmati kesuksesannya�
***
Sekarang kita akan melihat hal ini dari sudut pandang yang lain, dan semoga saja bisa menjadi pelajaran untuk kita bersama.
Semua orang mendambakan kesuksesan dalam hidupnya, kesuksesan yang menjadi terminal akhir dari sebuah perjuangan beratnya selama ini. Kesuksesan yang juga mempunyai banyak indikator seperti kamapanan, kekayaan, status sosial, dan lain sebagainya
Tidak terkecuali Rahmat, melihat bagaimana strugglenya apa yang ia jalani sebelumnya, maka kesuksesannya saat ini, adalah sebuah harga yang pantas.
Namun, sebagai seorang yang beriman, utamanya lagi seorang muslim, dalam mengejar kecukupan dan kesuksesan kita juga harus mengikuti rambu rambu yang telah digariskan oleh Allah SWT, dan ditunjukkan dengan teladan baginda Rasullullah SAW.
Bahwa kesuksesan hanya menjadi berkah dan bernilai jika didapatkan dengan cara cara yang benar, dan tidak menyimpang dari tuntunan yang telah dicontohkan.
Dan perniagaan, adalah hal yang menjadi kunci dari banyak kesuksesan secara ekonomi. Namun, perniagaan pun ada aturannya, di antaranya tentu saja adalah yang diperbolehkan oleh syariat, bukan perniagaan yang diharamkan dalam hukum islam.
Ini tentu menjadi perdebatan yang akan alot, bagaimana menyikapi sebuah bisnis yang komoditi jualnya adalah sesuatu yang menjadi pokok banyak akar percekcokan. Bisnis pornografi bukanlah sejenis bisnis yang dapat dianggap simple, layaknya berjualan kaos, kerupuk, atau kacang goreng. Bisnis pornografi mempunyai dampak besar dalam masyarakat, yang dalam hal ini, Rahmat tentu saja ikut serta dalam meyebarluaskan budaya porno itu sendiri dalam masyarakat Indonesia.
Dampak dampak seperti pergaulan bebas, seks bebas, penyakit kelamin yang menjadi wabah, bobroknya moral bangsa, tidak bisa tidak, tentu berkaitan erat dengan apa yang namanya pornografi yang semakin viral dalam penyebarannya. Dan Rahmat, sebagai salah satu pemasarnya, bagaimana pun ia berkilah, ia tetap ikut andil dalam hal ini, sebagai orang yang juga turut serta mempopulerkan pornografi di Indonesia.
Sebagai seorang ayah, seorang ibu, atau sebagai apapun kita berperan, tentu kita tidak menginginkan pornografi menghancurkan anak anak kita, memutuskan harapan kita. Kita akan sangat terluka rasanya jika mengetahui anak kita, keponakan kita, adik kita, saudara kita, cucu kita, adik sahabat kita, menjadi rusak jiwa dan moralnya, karena konten konten porno yang tersebar luas di masyarakat.
Jika saya teriakkan dengan keras, bahwa bisnis yang dilakukan Rahmat adalah haram, dan apa yang ia lakukan adalah salah, maka tentu saja hal ini akan menuai kritik dan hujatan pula dari sebagian orang.
Namun, secara pribadi saya harus katakan ,bahwa bisnis porno yang Rahmat lakoni adalah keliru, itu tidak benar, walaupun untungnya besar, itu tidak berkah meskipun membuatnya berlimpah. Sebagai seorang muslim, seorang ayah, seorang paman, seorang kakak, saya tidak akan memperbolehkan anak anak saya., keponakan saya, adik saya, untuk melakoni bisnis serupa, walau bisa saja mereka menginginkannya.
Bagaimana jika konten dewasa ini dinikmati oleh anak kita sendiri, apa reaksi kita..?
Setiap orang bisa berpendapat berbeda tentang ini, dan bebas, silahkan salurkan pendapat anda di tempat yang seharusnya. Pandangan seseorang terhadap sebuah masalah berbeda beda pula, dan sama sekali tidak ada paksaan untuk mengikuti pendapat manapun.
Kesuksesan ekonomi dan finansial adalah sesuatu yang harus kita kejar, dan kita dapatkan. Namun, janganlah sampai lepas kendali dan pegangan dengan mengabaikan kaidah yang telah Allah SWT gariskan, bukankah segala sesuatu itu berasal dari Allah juga�? Jadi mengapa harus menentang- Nya, jika hanya untuk mengejar salah satu karunia-Nya.
Jika anda masih berbeda pendapat tentang ini, maka coba renungkanlah ini, bagaimana sikap dan reaksi anda sebagai seorang ayah, ibu, atau peran vital lainnya, kala menyaksikan dan mendapatkan, buah hati anda, orang yang menjadi kuncup harapan anda, rusak dan hancur moralnya, hanya karena ia terkontaminasi oleh sebuah wabah yang disebut pornografi�?
Salam
Please share and coment if you like this article
Baca juga bagaimana sikap menghadapi pengkhianat disini
0 Response to "Meraih sukses dari bisnis porno, mengapa tidak"
Posting Komentar