Begini caranya tukang semir sepatu ini menghasilkan hingga dua juta rupiah setiap harinya





Pernah melihat tukang semir sepatu keliling yang biasa mangkal di terminal terminal..?

Menurut taksiran anda berapakah penghasilannya per hari ?

Mungkin hanya puluhan ribu, atau ratusan ribu saja ya. 

Jika anda menduga demikian, maka dugaan anda tidak beda jauh dengan dugaan saya sebelumnya.

Dan untuk mencapai penghasilan ratusan ribu perhari sebagai tukang semir sepatu bukanlah perkara yang gampang. Pekerjaan remeh temeh yang juga populer dibanyak Negara lainnya ini adalah sebuah jenis pekerjaan yang banyak di pandang sebagai sebuah pekerjaan paling bawah, meskipun tentu saja, lebih muia dibanding pengemis dan peminta minta yang sama sekali tidak melakukan apa apa untuk memperoleh nafkah. Namun demikian, seorang tukang semir sepatu tetap saja dianggap sebagai sebuah hidden jobless atau sejenis pengangguran yang tersembunyi.  Dilakukan oleh orang orang yang sama sekali tidak memiliki skill dan keterampilan lain untuk membuat mereka dapat memilih profesi lain selain daripada sebagai seorang tukang semir sepatu.

Namun bagaimana jika ada seorang tukang semir sepatu yang mampu menghasilkan uang jutaan rupiah perhari, dan puluhan juta perbulannya�?  Apakah anda akan mempercayainya..?

Jika anda tidak percaya, maka tunggu sebentar saya  akan tunjukkan bagaimana profesi tukang semir sepatu yang sebelumnya kita anggap sebagai bagian dari jobless ini mampu menghasilkan uang lebih banyak daripada kebanyakan orang yang sepatunya mereka semir setiap harinya.

 Saya akan memulainya dengan bercerita sedikit.

Kemarin, 8 Agustus 2015, saya jogging alias lari pagi, sebuah aktivitas yang sangat suka saya lakukan ketika mudik ke kampung isteri saya di kota kecil Muntilan, Magelang ini. Saya hampir setiap hari melakukan jogging jika sedang mudik seperti ini, kadang pagi, kadang sore, dan terkadang malah dua kali, pagi dan sore sekaligus. 

Alasan utama saya sangat senang berlari lari di daerah ini adalah karena lingkungannya yang sangat alami dan masih banyak menyisakan view yang bagus untuk dinikmati sambil berlari. Dan salah satu rute favorit saya adalah, berlari meyusuri bebatuan sungai Belan. Sungai Belan adalah sebuah sungai kecil berarus cukup deras, yang memanjang dari kaki gunung Merapi hingga membelah kota Muntilan ini. Sungai ini sering kali menjadi akses utama aliran lava dingin gunung Merapi yang sangat fenomena itu, sehingga tidak mengherankan karena sering tergerus aliran lava dingin, ditambah lagi dengan aktivitas penambangan pasir sepanjang sungai yang tidak pernah berhenti, lebar sungai ini sangat fantastis, dibeberapa tempat bisa mecapai hingga 500 meter, meskipun yang dialiri air tidak sampai seper seratusnya. 

Sungai Belan hanya sebuah sungai kecil yang bisa diseberangi oleh seorang Ibu sambil menggendong bayi saking aman dan dangkal permukaannya. Meskipun alirannya cukup deras, namun sungai ini hanyalah sebuah aliran kecil yang ada di dalam sebuah ngarai sungai yang lebar dengan batu batu besar berserakan disepanjang sisinya. 

Namun hal ini akan berbeda ceritanya, jika ia sedang mengangkut lahar dingin gunung Merapi dalam alirannya. Suaranya akan bergemuruh menakutkan, warnanya pekat, batunya akan bertabrakan berdentum mengerikan, segala benda yang ada dalam alirannya akan disapu tanpa ampun, dan bisa bisa saja ngarai sungai kosong yang luas ini akan berubah menjadi penuh dengan aliran air bercampur lumpur, kayu kayu, bebatuan, yang bergerak sangat kencang ke arah hilir, membuar bergidik siapa saja yang menyaksikannya.

Nah jika mudik dan gunung Merapi sedang aman, saya sering berlari lari di sepanjang kali Belan, melompati batu batunya, sekali kali berkecipak di dalam sungainya yang dangkal, hingga tidak heran, sepatu New Balance All Terrain yang biasa saya pakai akhirnya keok juga, hari ini bagian yang sebelah kanan mangap, lem perekatnya terlepas.

Untuk mempebaiki sepatu itu, saya pun berkeliling pasar Muntilan untuk mecari tukang sol sepatu. Setelah capek berkeliling dengan alas kaki sebelah kanan yang bagian depannya agak menganga, akhirnya saya diberitahu sebuah tempat reparasi sepatu dalam lingkungan terminal bus kota Muntilan, saya pun kesana untuk memperbaiki sepatu saya.

Setiba di tempat tersebut, yang saya dapati adalah sebuah toko dengan enam orang laki laki sibuk dengan aktivitasnya masing masing di depan toko tersebut, ada yang menyemir sepatu, ada yang menjahit sepatu, dan ada juga yang sedang merekatkan sepatu dengan lem rubber. Disekitar tempat mereka bekerja bertumpuk ratusan sepatu, bergantungan pula banyak tas tas ukuran sedang, resleting atau zipper juga menjuntai, dan benang nylon aneka warna yang digunakan untuk menjahit sepatu juga banyak bergelantungan.

Selama hampi satu jam saya menunggu sepatu saya diperbaiki, tidak kurang dari dua puluh  orang berdatangan ke tempat tersebut dengan berbagai macam keperluan, mulai dari sekedar menyemir sepatu, memperbaiki tapak yang koyak, atau keperluan lainnya, mereka semua diarahkan menemui seorang laki laki berbadan tambun yang melayani semuanya dengan penuh keramah tamahan, saya dapat memastikan bahwa ia adalah pemilik tempat tersebut dilihat dari cara ia menyambut pelanggan, dan memberi perintah kepada ke lima pria yang lainnya. Setiap orang 

Pelanggan yang menyemir sepatu biasa dikenakan biaya sebesar Rp, 2.000 per pasang, yang menjahit bisa dikenakan biaya mulai dari Rp, 15.000 hingga Rp, 25.000 per pasangnya, tergantung tingkat kerusakan yang harus diperbaiki dari sepatu tersebut. Jika kita mengambil rata rata setiap pengunjung membayar Rp,10.000 setiap layanan yang mereka butuhkan, dan setiap jamnya ada 20 orang pelanggan yang datang, dan setiap hari tempat ini buka selama 10 jam, maka kalkulasi sederhananya bisa begini : 10.000 x 20 x 10 : Rp, 2.000.000 / hari. 

Omzet seorang tukang semir sepatu ini adalah dua juta setiap harinya, dan penghasilan kotornya adalah sekitar 50 juta setiap bulan, tentu saja lebih besar dari gaji seorang pegawai berbaju rapi yang biasa menggunakan sepatu berkilat setiap kali pergi kerja.

Dan ini tentu bukan sebuah Job yang biasa, ini fantastis..!

Sembari menunggu sepatu saya dikerjakan, saya mengobrol lumayan lama dengan seorang pelanggan setia tempat ini. Ia seorang Ibu paruh baya, berprofesi sebagai seorang guru di dua sekolah menengah di kota Muntilan ini. Ia menceritakan bahwa sebelumnya, sang pemilik usaha, seorang  berbadan tambun tadi, adalah seorang tukang sol dan semir sepatu keliling. Sebelum ia membuka sebuah lapak tetap dan memperkerjakan beberapa anak muda lain yang juga sebelumnya berprofesi sebagai tukang semir keliling. Ia mengubah image jobless para tukang semir sepatu keliling tersebut, sebagai karyawan sebuah toko dengan service yang simple dan excellent. Di samping juga membantu teman teman senasib dengannya untuk menjadi karyawan di tempatnya.

Belajar dari tempat semir sepatu ini, ada banyak hal yang bisa kita petik sebagai hikmah dan pelajaran bagi kita semua..

Seperti kegigihan, ketekunan, layanan yang baik, dan yang paling penting menurut saya adalah, pekerjaan yang sebelumnya dipandang sebelah mata ini, jika dikelola dengan baik, di jalankan dengan system yang pas, dan dibuat dengan standar yang sesuai, sama sekali akan membuat banyak orang terpaksa menelan air liur melihat berapa hasil yang bisa dipetik setiap bulannya.

Selama ini saya hanya melihat  tukang semir sepatu keliling bekerja secara individual, dengan dandanan dekil hilir mudik di sekitar terminal, menundukkan pandangan guna mencari sepatu mana yang dapat ditawai jasanya, hanya untuk beberapa lembar uang ribuan.

Namun sekarang, sejak melihat tempat tukang sol  dan semir sepatu dengan omzet hingga dua jutaan per hari ini, saya sekarang menyadari, bahwa pekerjaan sebagai tukang semir sepatu ini bukanlah hal yang remeh jika dilakukan secara professional.



Salam.

0 Response to "Begini caranya tukang semir sepatu ini menghasilkan hingga dua juta rupiah setiap harinya"

Posting Komentar