Kita mengenal Sangkuriang sebagai salah satu tokoh dalam legenda dan cerita rakyat nusantara. Ia, Sangkuriang, adalah seorang pemuda sakti mandraguna, mempunyai banyak ilmu kanuragan, baik yang dalam jenis persilatan, maupun yang berhubungan dengan alam gaib. Yang paling tersohor adalah kisah Sangkuriang menendang sebuah perahu yang sedang ia buat, sebagai persayaratan untuk meminang Dayang Sumbi, seorang wanita cantik jelita, yang sebenarnya adalah Ibu kandung dari Sangkuriang sendiri. Dan perahu yang ia tendang itu sekarang, selalu ramai dikunjungi orang, bukan untuk berlayar, tapi untuk menikmati panorama pegunungan, bagaimana bisa..?.
Untuk membaca kisah Sangkuriang menurut tatar sunda secara ringkas bisa dilihat di sini.
Sangkuriang kita dari Indonesia, punya ilmu kehebatan yang sangat luar biasa, membendung sungai Citarum dengan pepohonan, yang tunggulnya menjadi Gunung Bukit Tunggul di sebelah timur kota Bandung, menumpukkan ranting dan dedaunan pohon tersebut sehingga menjadi gunung Burangrang di bagian sebelah Baratnya, melemparkan sumbat bendungan citarum yang ia buat ke arah selatan sehingga menjadi gunung Manglayang, dan menendang perahu yang hampir selesai ia buat ke arah utara sehingga menjadi gunung Tangkuban Perahu.
Dan semua itu ia lakukan hanya dalam satu malam. Sungguh kesaktian yang luar biasa.
Dan kisah Sangkuriang ini adalah salah satu cerita yang saya sukai, bahkan sekitar lima tahun lalu saat untuk yang pertama kalinya mengunjungi gunung Tangkuban Perahu, saya masih sempat mengira ngira bagaimana dan dari sudut mana Sangkuriang melakukan tendangan bebasnya tersebut.
Tentu cerita tersebut hanya sebuah legenda, yang tidak bisa kita buktikan kebenarannya, namun merupakan kekayaan khasanah tanah air kita, utamanya tatar masyarakat sunda.
Banyak pelajaran dan hikmah yang terselip dalam cerita rakyat nusantara, selain membuat generasi muda lebih mengenal budaya dan sejarahnya.
Tapi tahukah sahabat pembaca semuanya, jika di negeri Sakura, di Jepang sana, ada juga sosok �Sangkuriang� dalam versi yang berbeda, ia juga melakukan sebuah kemustahilan yang pada awalnya dikira tidak mungkin bisa untuk dilakukan , namun saya akan menceritakannya pada sahabat semua, bahwa kemustahilan yang diragukan banyak orang itu, benar benar manjadi kenyataan pada akhirnya, dan hebatnya lagi, kita bahkan bisa menirunya.
Begini ceritanya�
Saat perang berkecamuk antar provinsi di jepang pada tahun tahun abad pertengahan, kebutuhan akan sebuah benteng yang kuat sebagai pertahanan sangat mendesak, setiap daerah yang terlibat dalam perang, berlomba berlomba membangun benteng mereka sekuat dan setangguh mungkin, agar tidak mudah dijebol oleh serangan musuh, dan mereka tetap aman di dalamnya.
Ada sebuah benteng dari sebuah daerah yang temboknya hampir tiga kilometer runtuh rata ke tanah, keruntuhan itu memang selain usia tembok bagian itu yang sudah tua, juga karena tiupan angin badai musim dingin yang sangat kencang, sehingga ikut serta memporak porandakan bagian tembok tersebut. Di lain sisi, tembok yang runtuh ini juga merupakan titik terlemah dari pertahanan benteng tersebut, buruknya lagi, si pemilik benteng sedang berperang dengan salah satu penguasa dari benteng lain, sehingga proses pembanguan dan perbaikan tembok benteng ini adalah sebuah pekerjaan yang memiliki tingkat urgensi dan prioritas tinggi.
Untuk memperbaiki tembok yang runtuh itu, si penguasa benteng memerintahkan 500 orang pekerja, dan dibawah komando seorang mandor untuk segera menyelesaikan proses perbaikan tembok benteng itu.
Dalam tekanan si penguasa yang meminta penyelesaian harus cepat, sang mandor yang frustasi pun mulai ikut memarahi pekerjanya, setiap hari ia marah marah, menghardik dan mencaci maki pekerja yang katanya malas, mengejar ngejar diantara mereka yang berani menjawab ucapan dan hardikannya dengan cambuk dan tongkat. Namun, meskipun si mandor sudah marah marah mau bagaimanapun,para pekerja tetap terlihat kurang bersemangat, dan sudah hampir dua bulan pekerjaan mereka belum selesai juga, bahkan belum tampak kemajuan yang berarti dalam prosesnya.
Melihat pekerjaan yang tidak kunjung selesai, si penguasa benteng lebih sering naik pitam dan semuanya ia tumpahkan kepada para mandor yang mengawasi para pekerja, dan mandor yang stress karena dimarahi atasannya, membalas kejengkelannya dengan memaarahi habis habisan para pekerja, namun bukannya bertambah giat dan rajin, para pekerja justru bertambah enggan untuk bekerja.
Dan hingga sudah sepuluh kali pergantian mandor, tembok benteng itu bahkan belum ada selesai walaupun seperempatnya.
Penguasa benteng kian gusar, apalagi dari kabar yang ia dengar, pasukan musuh tengah mempersiapkan diri untuk menggempur mereka, tak dapat ia bayangkan , bagaimana jadinya jika mereka harus berperang dengan tembok benteng yang menganga.
Si Sangkuriang dari Jepang
Dalam kegusaran itu, ada satu anak buahnya yang mengajukan diri untuk membereskan masalah tersebut, karena melihat penampilan luarnya, awalnya si penguasa agak ragu, namun setelah berpikir sebentar kemudian ia mengizinkannya, tidak ada salahnya memberi kesempatan pada seseorang yang berani mengajukan diri untuk menyelesaikan sebuah tugas, pikirnya.
Besoknya, di umumkanlah kepada seluruh pekerja, bahwa mandor lama mereka telah dipecat, dan digantikan oleh seorang mandor baru lagi.
Para pekerja yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak terlalu ambil peduli, mereka mendengarnya dengan acuh tidak acuh, dan sesaat setelah mandor tersebut turun menemui mereka, mereka semakin tidak bersemangat lagi untuk bekerja,,
� aduh mengapa yang seperti ini yang harus jadi mandor kita�.? �
�� bagaimana mungkin, orang menyedihkan ini bisa memimpin para pekera seperti kita��
�� lelucon apa lagi ini, dengan mengganti mandor kita dengan monyet seperti ini��
Kalimat pesimis, sindiran, tidak puas, mencemooh, adalah ucapan spontan pertama dari para pekerja ketika melihat mandor baru mereka.
Bagaimana tidak, penampilan mandor baru itu memang menimbulkan banyak sikap pesimis dan putus asa di banding harapan dan semangat kerja.
Para pekerja masih mendengarkan dengan malas saat si mandor baru naik ke sebuah balkon sebuah bangunan dan mulai berbicara kepada mereka sebagai seorang mandor, di tangannya terlihat sehelai kertas bergambar coretan perkiraan model tembok benteng yang dibangun.
� teman teman semua, sebelum kita memulai proyek kita dalam menyelesaikan perbaikan tembok benteng ini, izinkan saya memperkenal diri, meskipun saya yakin diantara kalian sudah ada yang mengenal saya� �
Sang mandor membuka suara dari atas balkon, diluar dugaan ternyata suaranya terkesan sangat lantang dan berwibawa, berbanding terbalik dengan badannya yang pendek dan wajahnya yang jelek. Semula para pekerja masih begitu acuh untuk mendengar omongannya, namun ketika ia membuka suara lagi, sebagian besar pekerja mulai serius memperhatikan.
�� saya tahu, kalian sudah sangat lelah bekerja keras selama hampir dua bulan penuh, karena itu hari ini saya akan memberi kalian libur, dan saya juga telah mempersiapkan sebuah pesta untuk kalian melepas lelah��
Semua pekerja terperangah dan diam saat ini, mata mereka terkesima dengan mulut melongo tidak percaya, ucapan mandor baru itu langsung mencuri perhatian mereka. Dan kemudian terdengar si mandor baru mengulang ucapannya dan mempersilahkan semua pekerja untuk mengarah ke sebuah lapangan luas di belakang sebuah bangunan, dan disana terlihat banyak meja meja yang telah tersusun panjang dengan aneka macam makanan dan minuman yang lezat dan menggugah selera.
�� Mari silahkan disantap, ini semua untuk kalian� � suara si mandor terdengar lagi membahana saat para pekerja memasuki area halaman tesebut.
Kemudian para pekerja segera berhamburan menyerbu makanan disetiap meja yang terhidang, diantara rasa percaya dan tidak, mereka hari ini dapat makan seenak ini, gratis, dan bahkan pekerjaan pun diliburkan, sungguh sesuatu yang luar biasa, jadi ketika si mandor hadir diantara mereka ikut menuangkan minuman ke cangkir cangkir mereka, mereka memberikan perhatian penuh kepada ucapan dan apa yang dikatakan si mandor.
�� saya ingin mengatakan bahwa hari ini adalah waktu untuk berlibur dan berpesta sepuas kalian, namun besok adalah hari untuk bekerja. Jadi saya mengharapkan kalian dapat memberikan karya terbaik kalian��
�� kalian juga tahu bahwa Negara kita sedang berperang, dan kabarnya, berita tentang runtuhnya benteng kita telah sampai ke telinga musuh, jadi anda semua dapat membayangkan jika musuh menyerang kita, mereka akan membantai semua keluarga dan anak anak kita. Tentunya kalian tak menginginkan hal tersebut terjadi, jadi kita harus menyelesaikan perbaikan tembok benteng secepat mungkin��
Sambil menuangkan minuman di cangkir para pekerja, dan menepuk pundak mereka, si mandor bertubuh kerdil itu terus mengucapkan kata kata yang seolah membuat doktrin buat para pekerja. Meskipun para pekerja terlihat tetap sibuk melahap makanan dan minuman mereka, namun tak disangsikan lagi, mereka sangat memperhatikan apa yang telah dikatakan mandor baru mereka itu.
�� besok adalah hari yang penting bagi kita untuk mepersembahkan apa yang bisa beri buat Negara. Siapapun orangnya besok yang dengan sengaja memperlambat proses pembangunan tembok benteng akan dianggap sebagai pengkhianat, dan kita tahu, tidak hukuman untuk pengkhianat kecuali di penggal kepalanya�. �
Kemudian sambil terus menikmati berbagai macam hidangan yang tersedia, tanpa mengurangi perhatian dan antusias para pekerja, si mandor juga mengumumkan bahwa mulai sekarang para pekerja akan dibagi menjadi beberapa tim, dengan satu tim terdiri dari sekitar 50 orang, dan membuat semacam sebuah spesialisasi, jadi umpamanya, Tim A khusus menggarap yang ini, maka Tim B melakukan yang itu, dan tim C menyelesaikan yang lainnya, sehingga diharapkan pekerjaan lebih efektif dan juga efisien secara waktu dan tenaga.
�� Negara akan menyediakan hadiah bagi setiap tim yang lebih dulu dapat menyelesaikan pekerjaannya, besok hadiah berupa beberapa peti uang tembaga akan saya persiapkan.. dan selalu ingat, siapapun yang dengan sengaja memperlambat pekerjaan kita besok, dia akan di anggap sebagai pengkhianat��
Si mandor menutup arahannya hari itu, dengan terus menghabiskan makanan dan minuman bersama diantara para pekerja.
Kemudian esok harinya�
Lebih pagi dari biasanya, semua para pekerja sudah berkumpul dilokasi pembangunan tembok yang runtuh. Si mandor baru juga sudah terlihat disana, di sampingnya terlihat beberapa peti uang tembaga berukuran sedang. Kemudian terlihat tangan si mandor masuk ke dalam perti dan mengambil segenggam koin itu kemudian menjatuhnya kembali ke dalam peti, sehingga suaranya yang bergemerincing, terdengar semua oleh para pekerja yang berbaris rapi didepannya.
�� mari bekerja, berikan kemampuan terbaik kita, hadiahnya sudah menunggu untuk diambil�� seru si mandor dengan keras, yang di ikuti teriakan membahana dari paka pekerja yang menandakan semangat mereka sedang berkobar.
Tak lama kemudian, semua para pekerja mulai bekerja dengan cekatan, cepat dan sangat bersemangat, mereka melakukannya dengan sangat ceria dan senang, suara teriakan semangat riuh rendah memenuhi areal konstruksi. Pekerjaan membangun tembok benteng itu sungguh menarik saat ini, auranya seperti pertandingan di gelanggang olahraga, alih allih sebagai sebuah pekerjaan berat yang membosankan.
Si mandor bertubuh pendek berkeliling mengawasi para pekerja sambil sesekali memuji mereka, dan ini membuat para pekerja lebih bersemangat lagi, dan tak lupa si mandor juga menekankan prihal pengkhianat yang akan dihukum secara jelas jika terbukti dengan sengaja memperlambat proses pekerjaan.
Dan pekerjaan itupun selesai, hanya dalam waktu tiga hari, sudah termasuk hari pertama yang digunakan untuk berpesta..
Sambil membagi bagikan uang tembaga kepada setiap tim yang menang, si mandor berterimakasih secara pribadi satu persatu kepada para pekerja, ia memuji mereka, dan mengucapkan rasa bangganya yang sangat besar untuk mereka.
Dan proyek besar itu, membangun tembok benteng sepanjang 3000 mtr dalam waktu 3 hari, yang pada sebagian orang terdengar mustahil, itu pun selesailah.
***
Dapatkah kita mengambil pelajaran dari hal ini�?
Tentu saja, ini adalah sebuah cerminan sikap seorang leadersejati, seorang pemimpin sejati. Ia terjun ke dalam kalangan para pekerja, membaur bersama mereka, menetapkan visi, menanamkan tekad yang kuat, menyampaikan sedikit arahan tentang teknik, memberi penegasan hukuman bagi para pelanggar aturan, dan mengapresiasi sebuah kerja keras dan prestasi
Beberapa hal yang bisa kita petik sebagai pelajaran dari si mandor itu adalah sebagai berikut :
- Menyampaikan visi, ia menyampaikan tujuan dengan jelas kepada para pekerja di hari pertama sambil mengubah persepsi mereka tentang dirinya dengan hari libur dan pesta. Dalam visi ini ia menjelaskan tujuan, motivasi, penyebab mengapa mereka harus menyelesaikan tembok benteng dengan sesegera mungkin.
- Menyampaikan sedikit pesan teknik, pemimpin tidaklah harus yang terhebat dari para anggota lainnya. Namun ia harus seorang general, yang mampu dan memahami bidang profesi bawahanya secara singkat dan garis besar. Di sini si mandor menunjukkan hal itu dengan membawa kertas coretan arahan untuk model benteng sebagai visualisasi tujuan, membentuk tim, walaupun ia sendiri pada dasarnya, tidaklah begitu faham mengenai konstruksi.
- Menyampaikan pesan resiko, ini ditunjukkan oleh si mandor saat ia sering menekankan akan hukuman yang keras untuk para pengkhianat yang terbukti dengan sengaja memperlambat proses pekerjaan.
- Memposisikan diri tidak lebih tinggi dari para karyawan, pesan ini ditunjukkan oleh si mandor dengan membaur bersama para pekerja, menunjukkan bahwa dirinya adalah bagian dari mereka, alih alih mengancam dan mengejar mereka dengan pecut dan tongkat.
- Menghargai kerja keras dan prestasi, pemberian hadiah uang tembaga bagi setiap tim yang dapat menyelesaikan pekerjaan mereka lebih cepat, adalah wujud dari sikap penghargaan luar biasa yang ditunjukkan oleh si mandor baru.
- Berterimakasih, menyalami satu persatu pekerja dan mengucapkan rasa terimakasih secara pribadi adalah bentuk nyata daripada hal ini. Dengan model cara berterimakasih seperti ini, para pekerja merasa diri mereka sangat dihargai, bahkan secara personal oleh sang mandor, dan hal ini lebih bernilai harganya daripada uang tembaga.
Dan itu adalah beberapa pesan yang bisa kita ambil dari kisah si mandor baru itu.
Dan tahukan anda siapa dia..?, dia adalah si Swordless Samurai, Toyotomi Hideyoshi. Baca sekilas tentang perjalanan hidupnya di sini.
**
Bagaimana menurut kalian, Sangkuriang mana yang lebih hebat, Sangkuriang yang membendung sungai citarum, menjungkir balikkan gunung tangkuban perahu, atau � Sangkuriang� dari Jepang, yang membangun tembok benteng sepanjang 3km dalam 3 hari pada masa teknologi belumlah mumpuni.
Sangkuriang kita dari Indonesia jelas lebih hebat, namun sayangnya kita tidak dapat menjadikannya teladan dan meniru apa yang ia lakukan.
Dan Sangkuriang dari Jepang, dengan badan pendek dan wajah tidak menarik, ia memang tidak dapat meruntuhkan gunung, namun yang jelas, hal spektakuler yang ia lakukan bisa kita tiru, dan dapat kita gunakan sebagai sebauh pedoman di kemudian hari untuk memupuk jiwa kepemimpinan sejati�
Salam.
Please share and coment jika dirasa bermanfaat.
0 Response to "Sangkuriang dari Jepang ternyata lebih hebat, bahkan ilmunya pun bisa kita tiru"
Posting Komentar