Perempuan yang baik adalah untuk laki laki yang baik
Saya mengenal beberapa orang yang bahkan sudah menginjak usia hampir setengah abad namun masih belum juga menemukan jodohnya, baik itu pria maupun juga wanita, atau istilah sekarang mereka menjadi jomblo yang berkepanjangan. Dan ini tentu saja bukan kabar yang membahagiakan, mereka pada usia yang sudah jauh dari belia itu, mereka mulai dihantui macam macam ketakutan yang membuat mereka kian tidak optimis untuk menperoleh pasangan hidup.
Pada postingan kali ini saya ingin berbagi sedikit pandangan saya tentang hal ini, tentu ini bukan hasil dari riset atau survey yang mendalam, namun ini merupakan sebuah penilaian dari luar, hasil mengamati, melihat, berbicara, dan bertukar pikiran dengan orang orang yang hingga saat ini masih dalam perpanjangan masa melajangnya. Saya melihat ada beberapa hal yang menjadi salah satu ciri khas atau bisa juga kita sebut sebagai pola pikir dasar, orang orang yang pada kebanyakan mereka memiliki kecendrungan untuk mengulur waktu, ataupun lama memperoleh jodoh.
Ini bukan sebuah hasil penelitian yang komprehensif, sehingga jika ada para pembaca yang merasa apa yang saya tulis ini nanti, bertentangan dengan pikiran mereka, ini bukan hal yang perlu kita perdebatkan, kita bisa saja memiliki opini dan pendapat kita masing masing bukan.?
Jika pada laki laki mungkin persoalan memperoleh jodoh ini terkadang sering diabaikan, karena untuk laki laki pada pandangan masyarakat kita, meskipun usianya sudah diatas 30 tahunan, masih belum banyak yang mengatakan mereka dengan sebutan yang kurang mengenakkan seperti bujang tua, nggak laku, atau sebutan lainnya yang bisa menyakitkan hati, apalagi ditunjang dengan karir mentereng, atau status sosial yang tinggi, maka para perjaka berumur itu kian steril dari pengaruh sindiran atau sebutan menjengkelkan untuk mereka dengar.
Namun, beda halnya jika yang menjadi subjek adalah perempuan. Perempuan memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi dibanding laki laki, sehingga ini pula yang menyebabkan ketika usia mereka sudah masuk pada tiga dekade, maka mereka sudah termasuk kategori terlambat. Memang ada sedikit keistimewaan bagi yang memiliki karir bagus, atau status sosial tinggi, namun tetap saja, seorang perempuan diusia kepala tiga, dan masih belum menikah, akan cenderung lebih mudah untuk disematkan berbagai macam gelar yang akan melukai hati mereka.
Nah, sebenarnya apa sih yang menjadi penghambat keterlambatan mereka meperoleh jodoh ini, selain tentunya yang merupakan kuasa dan takdir Allah SWT semata, yang kita manusia tidak punya kemampuan untuk merubahnya.
Untuk laki laki saya menyoroti beberapa sebab berikut sebagai alasan utamanya;
- Kurangnya keberanian, Keberanian yang saya maksud disini adalah keberanian dalam hal mengambil keputusan untuk segera memulai berumah tangga. Banyak diantara para perjaka pasca dewasa ini masih memiliki keraguan yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Keraguan ini bisa juga disebabkan oleh pengalaman buruk sebelumnya, ataupun ketidak yakinan akan mampu mengemudikan bahtera rumah tangga setelah menikah.
- Terlalu nyaman membujang, menjadi bujangan yang bebas, tidak terikat, tidak memiliki tanggung jawab secara khusus, membuat seseorang laki laki terkadang terbuai untuk terlalu berlama lama pada status itu, sehingga saat akan memikirkan menikah, momok akan keterkekangan, kebebasan yang berkurang, tanggung jawab yang bertambah, membuat mereka selalu mengurungkan niatnya untuk menikah.
- Keasyikan pacaran, hubungan pacaran adalah sebuah hubungan yang bebas dan tanpa tanggung jawab, sehingga para pria yang tidak memiliki ketegasan serius, dan tekad yang benar benar bulat untuk menikah dan bertanggung jawab secara penuh, sangat betah dengan sebuah hubungan yang hanya didasari oleh pacaran semata. Selain tidak baik, pacaran juga lebih dekat kepada maksiat dan dosa, rawan perzinahan. Seorang pria bermartabat rendah mungkin akan berpikir begini, ngapaian juga menikah, toh saya sudah bisa melakukan segalanya sama pacar saya, dan ini tentu saja sebuah musibah.
- Ingin fokus membahagiakan orang tua lebih dulu, tidak sedikit juga yang saya perhatikan memiliki alasan ini. Mereka seolah olah sangat yakin jika setelah menikah mereka tidak dapat lagi berbakti kepada kedua orang tuanya, padahal semestinya tidaklah demikian, menikah adalah gerbang menuju rahmat dan kecukupan, dan hal ini tidak akan mengganggu proses berbakti kepada orang tua, selama kita memiliki tekad dan niat untuk sungguh sungguh berbakti kepada mereka.
- Alasan eksternal, hal ini mungkin saja bisa lebih banyak berpengaruh, seperti kondisi ekonomi yang membuat ragu, prioritas dalam bidang lain, atau bahkan hal hal lainnya yang sama sekali kita tidak punya kemampuan untuk mengubahnya..
Selanjutnya, pada perempuan saya cenderung tidak begitu banyak melihat bahwa kendala keterlambatan mereka berumah tangga berasal dari dalam diri mereka, karena seperti pada budaya masyarakat kita Indonesia umumnya, bahwa pihak perempuan adalah yang menunggu dilamar dan dipinang oleh pihak laki laki, jadi mereka sudah terkondisi sebagai pihak yang pasif, bukan yang agresif hunting.
Namun secara singkat, ada dua hal yang menurut saya, yang bisa menjadi aral besar bagi seorang perempuan untuk berumah tangga dan melepas masa lajangnya.
- Pertama, sifat yang kurang baik. Para pria adalah pemimpin rumah tangga, dan mereka memiliki kehormatan untuk dihormati sebagai kebanggaan mereka, yang pada sisi lain dapat pula menjadi sumber kelemahan mereka. Wanita yang memiliki sifat sifat yang cenderung tidak menghormati peran seorang pria, akan mudah tersingkir dalam kualifikasi pilihan calon isteri. Sifat sifat tersebut umpamanya, arogan, selalu ingin menang sendiri, suka mengatur, egois dan tidak mau mengalah, tidak pandai menjaga lidah, dan sifat sifat buruk lainnya.
- Kedua, keraguan. Sama seperti alasan pria, perempuan juga memiliki rasa ragu untuk membina rumah tangga pada seseorang yang tidak mampu meyakinkannya, atau dapat juga karena trauma masa lalu. Dan keraguan ini jika terus menguasai dirinya, maka selain akan membuatnya kian tidak yakin, juga akan banyak menyita usianya.
Namun, terlepas dari alasan itu semua, yang pada hakikatnya masih merupakan kemampuan kita untuk dapat menentukan sikap dalam mengendalikannya. Ada kuasa yang jauh lebih besar dan lebih menentukan segalanya, yaitu kuasa dan ketentuan Allah SWT.
Allah lah Yang Maha menganugrahkan jodoh, menentukan siapa yang akan mendampingi kita dalam mengarungi hidup di dunia ini. Bahkan ada pepatah yang mengatakan � bahwa jodoh ditangan Tuhan�, Namun, ada juga pepatah sambungannya, bahwa "jika tidak diambil, akan ditangan Tuhan buat selamanya".
Kita bisa mengambil jodoh tersebut dengan meminta kepada �Nya, berikhtiar sebaik mungkin, berdoa dengan cara terbaik, dan dalam istilah lain, menurut ustad Yusuf Masyur dan mas IphhoSantosa, kita dapat membelinya dengan bersedekah.
Allah lah yang maha menentukan jodoh, jadi mintalah kepada-Nya, dan saran terakhir, lebih banyaklah untuk memperbaiki diri, fokuslah untuk mendekat kepada- Nya, dan Insya Allah, Allah akan menyiapkan jodoh yang lebih baik bagi kita, bahkan melebihi apa yang kita dambakan. Insya Allah�
Salam.
Please share and coment jika dirasa bermanfaat
0 Response to "Salah satu sebab utama mengapa seseorang menjadi jomblo berkepanjangan"
Posting Komentar