Syaikh Nouman Ali Khan, Robert Davilla, & Mustafa
Saya baru mendengar cerita tentang pria hebat ini kemarin sore, saat mendengar kuliah dari Nouman AliKhan, salah satu cendekiawan dan mubaligh Islam dari Pakistan. Kisah ini menarik perhatian banyak orang, dan juga menginspirasi mereka. Karena itu, saya tulis kisah ini dalam blog yang biasa kita baca ini, semoga juga bisa menjadi bahan renungan dan koreksi kita bersama.
***
Pemuda lumpuh
Robert Davilla adalah seorang pemuda malang yang mengalami kelumpuhan mulai dari leher hingga ke ujung kakinya. Ia awalnya adalah seorang petani biasa yang tinggal sekitar 40 menit dari kota Fort Worth, sebuah kota bagian selatan Texas, Amerika Serikat. Memasuki usianya yang 20 tahunan, Robert Davilla tiba tiba terserang sebuah penyakit genetik yang mengakibatkan ia mengalami kelumpuhan yang parah, hanya anggota di kepala saja yang masih bisa ia gerakkan.
Setelah mengalami kelumpuhan Robert Davilla tinggal dipanti jompo untuk dirawat disana, ia adalah penghuni termuda di panti jompo tersebut, yang rata rata penghuni lainnya telah berusia diatas 60 tahun. Robert Davilla ditempatkan dalam sebuah kamar yang terawat dan rapi, dikamar itu Robert Davilla ditemani salah seorang penghuni panti jompo yang usianya lebih tua darinya, mereka menjadi teman dekat dan akrab sejak satu kamar.
Teman sekamar Robert Davilla ini merupakan pasien Panti Jompo yang mengalami gangguan liver / hati, sehingga dipanti itu ia sembari menunggu ada donor liver untuknya yang selanjutnya bisa dicangkokkan kedalam tubuhnya. Kedua duanya, Robert Davilla dan teman sekamarnya tersebut adalah penganut ajaran Kristen yang taat, mereka banyak bercerita masalah keimanan dalam kamar itu. Secara rutin setiap minggu, seorang pastur mengunjungi mereka untuk memberikan ceramah dan semacamnya.
Suatu ketika, teman sekamar Robert terlihat bergitu gembira, ternyata ia sudah mendapatkan seseorang yang mau mendonorkan hati untuknya. Bayangan akan segera sembuh dan menjalani kehidupan normal kembali, membuat teman sekamar Robert itu tampak sangat bahagia.
Hadiah kalung salib kecil dan mimpi yang menggugah
Tidak lama setelah itu, teman Robert segera menjalani proses transplantasi hati, dan sayangnya operasi itu gagal, sang teman meninggal dalam operasi tersebut. Namun, sebelum meninggal ia sempat menitipkan kepada salah satu pegawai panti jompo untuk memberikan sebuah benda darinya kepada Robert Davilla, dan benda itu adalah sebuah kalung salib kecil.
Robert menerima kalung salib itu, dan meminta pegawai panti jompo tersebut untuk menggantungnya disamping tempat tidurnya.
Oya, keseharian Robert Davilla dihabiskan diatas kursi roda yang dirancang khusus untuknya, seperti kursi rodanya Charles Xavier pada serial film X-Men. Kursi roda itu dilengkapi dengan penyangga leher dan kepalanya, dan beberapa perangkat yang dapat membantunya memberikan perintah suara untuk bergerak dan berjalan. Di dalam kamar itu juga, Robert oleh keluarganya disediakan sebuah computer dengan akses internet yang juga mampu dioperasikan dengan perintah suara.
Sepeninggal temannya kehidupan Robert kembali seperti biasa, ia melalui hari harinya seperti sebelumnya. Hingga suatu ketika Robert Davilla mengalami mimpi yang mengawali perubahan besar dalam hidupnya.
Dalam mimpi tersebut Robert merasa didatangi seseorang yang menyebut dirinya dengan nama Muhammad, dan orang tersebut sambil menunjuk kalung salib yang tergantung ditepi tempat tidurnya, mengatakan padanya suatu hal, yang kurang lebih ucapannya sebagai berikut ;
�� Tuhan tidak mengirim seorang nabi untuk kalian sembah, Nabi dikirim kepada kalian agar kalian menyembah Tuhan, Yesus hanyalah seorang laki laki yang berjalan diantara kalian, yang juga makan makanan seperti kalian��
Dan mimpinya berhenti, Robert terbangun.
Beberapa lama Robert Davilla berpikir tentang mimpinya tersebut, dan ia sama sekali tak mengerti apa maksudnya. Dan perlu diketahui, saat itu, ia sama sekali tidak tahu siapa itu � Muhammad �, Robert sama sekali buta tentang islam.
Karena penasaran, kemudian Robert mulai mencari informasi melalui computer dikamarnya, meng-googling kata "muhammad", kemudian perlahan ia mulai faham bahwa � Muhammad � adalah nama yang sangat dimuliakan dalam agama Islam, dan nama � Muhammad � juga merupakan seorang nabi atau rasul yang diutus untuk menyerukan ketauhidan kepada Allah SWT.
Menemukan Islam
Robert adalah seorang yang gigih belajar dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, setelah mimpinya tersebut ia semakin banyak mencari informasi tentang islam. Dan ia, hampir semuanya telah menyimak habis ceramah Nouman Ali Khan melalui youtube karena keinginannya mempelajari al qur�an. Setelah lama berpikir, dan ia mulai meyakini bahwa islam adalah agama yang realistis, masuk akal, dan benar, akhirnya Robert Davilla memutuskan menjadi mualaf, ia masuk islam, sendirian bersyahadat di dalam kamarnya.
Robert tidak berhenti sampai disitu saja, ia mulai mempelajari cara membaca al qu�an, ia belajar membaca al qur�an dengan salah satu guru bahasa Arab dari Mesir melalui skype, dan tak lama kemudian ia mulai bisa membaca al quran, dan Subhanallah, Robert Davilla telah mampu menghapal sekitar sepuluh surat dalam Al qur�an, dan salah satu surat yang ia hafal ialah surah Al Ashr.
Ada sebuah bagian yang menarik dalam cerita ini, adalah tentang seorang berkebangsaan mesir yang juga tinggal di kota tersebut, dan berprofesi sebagai seorang tukang reparasi / atau bisa kita sebut tukang serabutan, orang ini bernama Mustafa. Dan Mustafa secara berkala dan kontinyu datang ke panti jompo tempat Robert Davilla dirawat untuk melakukan berbagai macam perawatan dan perbaikan alat alat ditempat tersebut.
Mustafa pada dasarnya adalah seorang muslim, namun ia mulai merasa kehilangan keimanannya, jarak rumah Mustafa dengan masjid terdekat sekitar 80 km, sehingga ia sudah jarang melakukan sholat jum�at, dan hal itu membuat hatinya merasa kosong. Untuk mengisi kekosongan hatinya, Mustafa mulai mendatangi gereja untuk menemukan keimanannya lagi disana, dan ia beberapa kali telah mendatangi dan bekunjung ke gereja.
Suatu ketika, ketika Mustafa sedang melewati kamar Robert saat melakukan tugasnya di panti Jompo. Ia mendengar seseorang membaca sebuah sebuah ayat dari Al qur�an.
Wal �asri, Innal Insaana la fil husrin....
Mustafa tertegun, karena penasaran ia segera memasuki kamar Robert dan bertanya
� Hey, apa yang kamu sedang dengarkan Robert�?�
�.. Nothing,, its me�� jawab Robert tanpa ragu.
Mustafa mengerenyitkan dahinya, � Kamu muslim..? � tanyanya kembali kembali kepada Robert.
�.. Yes, I m a moslem..�
Kaget Mustafa kian menjadi, kemudian Robert pun bercerita mengenai keislamannya.
Setelah mendengar cerita Robert Davilla, Mustafa shock, ia merasa sangat terpukul. Bagaimana mungkin Allah SWT menuntun seorang pria lumpuh di panti jompo, ditengah kota hampir 100% Kristen di Amerika, dengan kalung salib yang tergantung di samping tempat tidurnya, yang ia sendiri ( Robert ) tidak mampu memindahnya,karena ia lumpuh.
� aku harus segera kembali kepada Allah.. � ucap Mustafa
Kemudian mereka bercerita lagi, dan Robert mulai menceritakan teman onlinenya, Syaikh Nouman Ali Khan. Dan sejak saat itu Mustafa banyak mendengarkan ceramah Nouman Ali Khan melalui internet.
� Aku harap dapat bertemu dengannya suatu saat nanti�� ucap Mustafa
� Aamiin, I pray for you.. � balas Robert.
Doa yang terjawab
Lima tahun kemudian, Mustafa melakukan sholat Jum�at di sebuah masjid di Fort Worth, dimana Nouman Ali Khan diundang untuk menyampaikan khutbah.
Setelah sholat Jum�at selesai, Msutafa segera menghampiri Syaikh Nouman Ali Khan dan berkata.
�� Allhamdulillah, hari ini Allah mengabulkan doaku..�
� What�s your dua�? � Tanya Syaikh Nouman Ali Khan.
� doaku adalah, suatu saat Nouman Ali Khan dapat bertemu Robert Davilla ..�
Syaikh Nouman Ali Khan mengerenyitkan keningnya,, kemudian bertanya lagi
� Are you Robert Davilla..?�
� No, Im not Robert Davilla, Robert Davilla is my friend��
Kemudian cerita tentang Robert Davilla pun mengalir, dan pada akhinya disepakati hari itu juga mereka akan mengujungi Robert Davilla di Panti Jompo tempat ia dirawat dengan ditemani juga oleh beberapa orang sahabat muslim yang lain.
Sesampai di tempat dimana Robert Davilla dirawat, dan mereka dipersilahkan masuk ke kamar Robert. Suasana keakraban penuh rasa haru segera saja tercipta dalam ruangan tersebut.
� Saya dengar, anda menghafal beberapa surat Al qur�an ?� Tanya Syaikh Nouman kepada Robert.
� ya.. benar..�. Jawab Robert
�.. Maukah kau membacakan salah satunya untukku hari ini�� pinta Syaikh Nouman
Kemudian Robert membaca surat Al Ashr dengan bacaan yang baik, dan tidak satupun dalam ruangan itu yang tidak menitikkan air mata setelah Robert menyelesaikan membaca surat tersebut.
Sungguh, jika seseorang benar benar kembali kepada Allah, maka jangan khawatir bagaimana caranya, petunjuk akan datang dengan sendirinya, dan keseimbangan juga akan datang dengan sendirinya.
Sholat jum�at, Rahmat sekaligus musibah
Setelah beberapa lama sejak kejadian itu, Robert ingin sekali untuk bisa menunaikan sholat Jum�at di Masjid. Maka berangkatlah ia bersama Mustafa ke sebuah masjid di kota Fort Worth untuk sholat Jum�at disana. Semestinya jika Robert ingin pergi kemana mana, ada sebuah mobil khusus yang dirancang untuk orang sepertinya yang dapat meredam gunjangan, sehingga tidak akan membuatnya kesakitan. Namun, hari ini mobil tersebut sedang tidak ada ditempat, jadi akhirnya mereka berangkat menggunakan mobil van biasa.
Sepulang dari sholat Jum�at, Robert merasakan sakit yang amat sangat pada bagian punggungnya, dan itu disebabkan oleh gunjangan mobil yang ia naiki mengenai tulang punggungnya. Sesampai di kamarnya kembali di Panti Jompo, perawat mengatakan bahwa Robert selama enam bulan ke depan tidak bisa naik kursi roda lagi, sementara ia harus terbaring secara penuh untuk mengembalikan kembali kondisinya. Dan satu satunya penyebab Robert harus demikian, adalah karena ia melakukan perjalanan untuk sholat jum�at tadi itu.
Setelah 3 bulan terbaring di tempat tidur, Syaikh Nouman kembali mengunjung Robert, dan pada pertemuan itu Robert sempat mengatakan kalimat ini padanya..
�� Saya tidak pernah merasakan ketenangan yang sangat damai dalam hidup saya, seperti ketika saya berada di masjid tempo hari. Dan anda tahu apa yang akan saya lakukan brother Nouman, ketika saya bisa kembali duduk di kursi roda saya, maka saya akan kembali ke masjid untuk sholat jum�at, karena saya belum pernah menemukan kedamaian yang luar biasa, seperti apa yang saya dapatkan ketika saat di masjid��
Sungguh hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang
***
Robert Davilla adalah seorang yang hanya bisa mengontrol lidah dan matanya, anggota lain tubuhnya lumpuh. Namun ia menemukan ketenangan yang sangat besar di masjid, sehingga karena keinginan untuk ke masjid tersebut membuatnya harus kembali terbaring di tempat tidur selama setengah tahun paling tidak, dan hal itu sama sekali tidak menggoyahkan keinginannya untuk kembali ke masjid lagi.
Jika Robert Davilla adalah seorang pengeluh, ataupun atheis, yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan, Allah SWT. Tentu ia akan mengutuk takdir, mengapa ia harus terbaring sedemikian rupa di usia muda, bahkan keinginan untuk beribadah membuatnya semakin sengsara secara fisik.
Robert pernah berpikiran, mengapa ia yang memperoleh penyakit dan cobaan seperti ini, mengapa bukan orang lain saja, tapi kemudian Robert tersenyum �� yang benar saja, jika Allah memberikan cobaan ini untuk saya dan menuntun saya menuju islam dengan cara ini, maka hal yang terjadi dengan fisik saya tidak ada apa apanya. Allah telah memberikan saya sangat banyak, dan saya sungguh bersyukur atas semuanya, apa yang terjadi dengan saya tidak akan sia sia��
***
Mungkin ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Robert Davilla ini...
Saat ini mungkin banyak kita melihat orang islam yang ketika ditimpa sakit sedikit kemudian ia berkata � mengapa Allah membiarkan saya begini, membiarkan saya begitu, sungguh Allah tidak adil kepada saya�?�. Jiwa pengeluh dam cenderung menyalahkan takdir menjadi salah satu penyakit umat saat ini.
Kita perlu belajar banyak dari Robert Davilla, tentang rasa syukurnya, tentang kecintaannya kepada masjid, tentang prasangka baiknya, dan tentang kegigihannya dalam menggapai rahmat Allah.
Masjid adalah tempat menemukan kedamaian, tempat kita berbicara kepada Allah, meminta kepada Allah. Jadi jadikanlah tujuan kita ke masjid untuk berbicara kepada Allah, bukan kepada manusia. Kita dapat saja membicarakan begitu banyak hal di masjid, namun sekali lagi, itu bukan tujuan kita kesana, tujuan kita adalah untuk berbicara kepada Allah, jadi marilah kita coba untuk lebih fokus kesana saat di masjid, menemukan kedamaian kasih sayang Allah dalam sujud dan ruku� kita.
Dan ini juga menjadi nasehat berharga bagi para pemuda islam, yang badannya gagah perkasa, yang dadanya bidang, yang ototnya kuat, untuk banyak berkaca pada Robert Davilla. Berapa banyak pemuda muslim yang memiliki badan segar bugar, hobi mendaki gunung, dan bermain sepak bola. Namun lemah, seolah tidak memiliki kekuatan untuk mendatangi masjid dan sholat disana.
Segala ilmu dan kekuatan hanya milik Allah SWT semata, semoga kita diteguhkan dalam pendirian dan keimanan, membuka mata dan telinga, untuk lebih banyak lagi belajar, dan berusaha menjadi insan yang bermanfaat lagi mulia.
Salam.
Please share and coment jika dirasa bermanfaat.
NB: ceramah ustadz Nouman Ali Khan tentang Robert Davilla bisa dilihat disini
0 Response to "Kisah hebat Robert Davilla, si lumpuh dan kalung kecilnya"
Posting Komentar