Perselingkuhan yang dibayar satu setengah milyar



Tadi malam saya ikut serangkaian acara untuk menutup akhir tahun dalam kalender Hijriah di masjid terbesar dan kebanggaan provinsi Kalimantan Timur, masjid Baitul Muttaqin, atau yang lebih dikenal dengan Islamic Centre Samarinda.

Acara ini dibuka sekitar jam 17:00 dengan istigfar atau muhasabah, mengingat dosa dosa yang telah dilakukan selama setahun terakhir, lalu memohon ampun kepada Allah SWT atas semua dosa dan kekhilafan tersebut, mengharap dengan sepenuh jiwa semoga Allah Yang Maha Perkasa masih memberi karunia umur dan kesehatan di tahun tahun mendatang, memberi kekuatan kepada kita untuk menjauhi semua dosa tersebut, dan meneguhkan hati untuk beribadah lebih taat dari ke hari.

Setelah istigfar dan bersholawat kepada Rasullullah SWT, kami melaksanakan sholat magrib, setelah seselai mendirikan sholat magrib, diteruskan dengan melakukan sholat hajat, kemudian pembacaan surat Yasiin, surat Al Mulk, Ayat Kursiy, dan berdoa untuk kebaikan dan pengharapan akan rahmat Allah SWT di tahun yang akan datang. 

Rangkaian acara ini selesai sekitar jam 22:30 WITA, dengan sesi terakhir adalah mendengar ceramah agama dan nasehat dari seorang guru muda yang memiliki ilmu yang luas dan rendah hati. Sang penceramah ini adalah pimpinan sebuah pondok pesantren di daerah Kalimantan Selatan, beliau akrab disapa dengan panggilan Kyai Muhammad Jarom, nama aslinya adalah Kyai Muhammad Sanusi Ibrahim. Beliau berceramah dengan sangat baik, menggugah, tegas,dan juga dibumbui dengan beberapa joke bahasa banjar yang membuat jamaan tersenyum. 


Bahasa banjar bukanlah bahasa yang sulit dimengerti, meskipun anda bukan orang banjar, dengan cepat anda akan memahami apa yang mereka katakana, jadi tadi malam,meskipun saya bukan Banjar, bukan asli Kalimantan, dengan cepat saya juga memafami joke joke menghibur yang dilontarkan oleh Kyai Muhammad Jarom.

Secara garis besar, keseluruhan isi ceramah adalah bercerita tentang hijrah, napak tilas perjalanan Rasullullah yang mulia dari kota Mekkah ke Madinah, pemaknaan, dan pesan yang terkandung di dalamnya. 

Salah satu hal baru yang saya ketahui dari kisah hijrah Rasullullah yang mulia, adalah saat di gua Tsur, ketika beliau bersama Sayyidina Abu Bakarsedang bersembunyi dalam sebuah gua, menghindari dari kejaran kaum kafir quraisy, ada kejadian yang membuat saya cukup meleleh dengan air mata.

Kejadian tersebut dituturkan Kyai Muhammad Jarom kurang lebih sebaagai berikut ;

Karena kelelahan berjalan kaki dari Mekkah, di gua Tsur Rasullullah sempat tertidur pulas berbantal pahanya Sayyidina Abu Bakar Siddiq.
 
Allah Kariim, sungguh beruntung dan tingginya derajat Sayyidina Abu Bakar Siddiq, kepala manusia yang paling mulia di dunia ini, sempat tertidur berbantal pahanya. Sungguh sebuah kemuliaan dan kebanggaan yang tidak ternilai harganya.
 

Di goa tempat mereka bersembunyi dan beristirahat terdapat banyak lobang sarang kalajengking, beberapa lobang sebelumnya telah Sayyidina Abu Bakartutupi dengan kainnya untuk menghindari gigitan kalajengking. Namun, ketika Rasullullah tertidur, ada seekor kalajengking yang tampak menyembul dari lubangnya berusaha keluar, posisi lubang kalajengking itu berada didekat ujung kaki Sayyidina Abu Bakar, sehingga dengan reflex beliau segera menutup lubang kalajengking tersebut dengan salah satu kakinya.

Kalajengking yang marah karena lubangnya ditutupi itu tentu saja segera menyengat kaki Sayyidina Abu Bakar, namun Sayyidina Abu Bakar hanya memejamkan mata menahan sakitnya sengatan kalajengking tersebut, tanpa menggerakkan kakinya. Sayyidina Abu Bakar takut akan membangunkan Rasullullah, jika ia bergerak, dan lebih takut lagi jika kakinya ia lepas, dan kalajengking itu keluar lalu menyengat Rasullullah, orang yang paling ia sayangi. Sehingga Sayyidina Abu Bakar hanya diam saja sembari menahan rasa sakit yang amat sangat oleh sengatan kalajengking tersebut.

Hijrah adalah salah satu usaha menggapai ridho Allah SWT

Saking sakitnya, tak terasa air mata Sayyidina Abu Bakar menetes, dan terjatuh ke pipi Rasulullah SAW, sehingga beliau pun terbangun. Melihat Sayyidina Abu Bakar menangis, Rasullullah tampak heran, dan beliau pun menangis.

�� Ya Abu Bakar, mengapa engkau menangis�? �

�� Seekor kalajengking menggigit kakiku ya Rasulullah, rasanya sakit sekali��

�� Mengapa engkau tidak membangunkan aku� ? � Tanya Rasulullah kembali.

�.. Aku takut membangunkan ya Rasulullah, engkau tertidur pulas karena kelelahan��.

Cerita Kyai Muhammad Jarom selesai di sana, menunjukkan betapa cinta dan besarnya penghormatan seorang Sayyidina Abu Bakar kepada Rasulullah SAW. Sebuah cinta dan kasih sayang yang perlu kita teladani saat ini.
 

Rasulullah adalah orang yang paling mencintai kita di dunia ini, jadi dengan apapun yang kita punya, ikut menjaga kehormatan dan kemuliaan nama  Rasulullah adalah sebuah kewajiban, tanggung jawab, dan kehormatan yang kita miliki. 

***


Selain itu ada satu bagian lagi dari pengalaman selama mengikuti kegiatan di Islamic Centre tersebut yang ingin saya bagikan kepada sahabat pembaca www.arcopodojournal.com

Bagian ini bukan bagian dari rangkaian acara doa akhir tahun hijriah, namun pengalaman pribadi saya saja, namun mengetahui hal ini, Insya Allah akan memberi tambahan pengetahuan untuk kita tentang suatu hal yang mungkin kita anggap sepele selama ini.

Sebelum proses rangkaian ibadah untuk menutup tahun 1436 Hijriah dimulai, saya sempat mengobrol dengan seorang jamaah.

Jemaah ini seorang lelaki setengah baya, berumur sekitar 45 tahun kurang lebih, berperawakan sedang  seperti saya juga. Pertama tama saya tidak terlalu mengambil perhatian ketika ia berusaha ngobrol dengan saya sambil bersandar di sebuah pilar masjid, saya yang baru saja selesai membaca kitab suci Al qur�an saat itu, kemudian menyimpan kitab yang saya pegang tersebut di sebuah rak yang dipahatkan di pilar masjid. 


Tanpa saya minta, entah mengapa bapak ini terus saja bercerita, pertama ia menceritakan rumahnya yang tidak jauh dari lokasi Islamic Centre,bagaimana asal muasal lahan Islamic Centre yang pada tahun 1950 an hanya seharga 300 rupiah per herktar.

Islamic Centre kota Samarinda

Kemudian setelah saya tanggapi, bapak ini kembali bercerita lebih banyak, kali tentang pekerjaannya saat ini yang sebagai seorang pedagang kaki lima. Kemudian cerita ini pun berlanjut ke hal yang tampaknya lebih serius dan merupakan pokok perjalanan spiritualnya.

�� Dulu saya bisnis grosir mas, lokasi toko saya di daerah Air Hitam( Air Hitam adalah nama salah satu daerah di wilayah kota Samarinda ), saya adalah salah satu agen untuk penjualan rokok, beras, gula, dan minyak goreng. Hari hari biasa omzet sekitar 60 jutaan, namun khusus hari kamis, hari ketika jadwal setoran untuk agen daerah ke saya, saya biasa mendapatkan omzet hingga 100 jutaan� �.

Wah ini membuat saya jadi tertarik untuk mendengar ceritanya lebih serius.

�� namun itulah saat saya sungguh benar benar lupa kepada Tuhan, lupa kepada Allah. Selama lima tahun saya tidak pernah sholat, puasa. Kadang kadang juga terketik dalam hati saya perasaan sombong dan ujub, merasa saya lebih baik dari orang lain, walau pun tidak ucapkan, tapi dalam hati jika melihat orang lain, rasanya seolah meremehkan��

Saya tidak menjawab, hanya mengangguk saja sembari menatapnya dengan tatapan ingin tahu lebih banyak.

�� Namun kemudian saya hancur oleh ulah saya sendiri, karena kelupaan dan sifat sombong saya sendiri, Allah menegur saya dengan cara yang cukup membuat saya hampir stress mas..�


�.. Kan di dunia ini ada dua perbuatan dosa yang akan dibalas kontan oleh Allah, kontan dalam artian akan diberi ganjarannya di dunia ini juga, waktunya bisa sebulan dua bulan, atau bisa juga dalam tahunan. Dua dosa itu adalah berzina dan durhaka kepada orang tua, dan dua duanya saya lakukan��

�.. Astagfirullah�� jawab saya reflek, sambil tetap berusaha tersenyum mendengar cerita bapak itu.

�.. Pertama isteri saya mas, selingkuh dengan sopir saya sendiri. Ia membalas perbuatan saya yang sering main perempuan, dulu kan saya punya tiga buah mobil yang digunakan untuk bisnis,  mengantar anak sekolah, dan juga mengantar isteri saya kemana saja ia mau pergi. Dan ia lebih sering sama supir diantar kemana mana, dan itu membuat mereka berselingkuh di belakang saya��

��akhir dari semua ini adalah bisnis dan usaha yang telah saya rintis hancur lebur, menyisakan hutang sampai satu setengah milyar untuk saya lunasi, semua akibat dari perbuatan zina dan kedurhakaan yan saya lakukan, yang merupakan awal dari semua kehancuran ini� semoga Allah mengampuni dosa saya mas��

Bapak ini berhenti sejenak, ada senyum kecut nampak membayang di wajahnya.

Saya tidak tahu mengapa bapak ini bercerita begitu banyak kepada saya, hal hal yang bahkan termasuk aib bagi keluarganya. Namun satu pelajaran yang bisa saya tangkap, bahwa hal ini menunjukkan kepada saya, betapa ia menyesal dengan kelakuannya dulu, dan berusaha menyampaikan bahwa hal tersebut tidak akan berujung apa apa, kecuali binasa.


Obrolan itu terus berlanjut, bapak itu masih menceritakan bagaimana ia membangkang dengan perintah kedua orang tuanya, mengabaikan mereka. Hingga kemudian bisnisnya mulai hancur, dan bisnisnya habis, ruko disita bank, hutang menumpuk, rumah terjual, dan akhirnya ia berjualan di emperan jalan Cendana, jalan bagian belakang wilayah Islamic Centre Samarinda.

Namun, segala musibah dan teguran itu pula yang mengantarkannya kepada ketaatan. Mulai mendatangi masjid, mulai menjalankan sholat, mulai berpuasa, mulai meninggalkan judi, mabuk mabukkan, dan juga perzinahan. Sebuah musibah yang juga menjadi anugrah untuknya.

Percakapan kami terhenti ketika takmir masjid menyampaikan lewat pengeras suara, bahwa prosesi muhasabah dan istigfar akan segera dimulai, dan para jamaah diharapkan untuk mengisi shaf shaf terdepan.

***


Ya, jika sahabat pembaca adalah muslim, mungkin sudah faham bahwa dalam keyakinan kita umat islam. Bahwa perbuatan dosa berzina dan durhaka kepada orang tua, adalah dua kebejatan yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia ini. 

Saat ini kita memasuki tahun 1437 dalam kalender hijriah, mungkin ini juga menjadi moment bagi kita untuk menyiapkan banyak jurnal hijrah dalam perjalanan hidup kita selama ini.


Yang sebelumnya menganggap dosa zina dan anak cucunya seperti pacaran, sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa, semoga segera hijrah dan mulai memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang berbahaya dang mengundang bencana.

Yang biasanya tidak pernah mengunjungi masjid, semoga mulai hijrah untuk rajin datang ke masjid.

Yang selama ini sholatnya hanya di hari jum�at atau hari lebaran saja, semoga mulai hijrah dan lebih rutin bersujud di sajadah setiap harinya.

Yang mungkin selama ini sering menyimpan kemarahan dan kedongkolan, semoga mulai menjadi lebih penyabar dan santun.

Karena hakikatnya hijrah, adalah perpindahan dari hal buruk menuju hal baik, atau dari yang baik menjadi lebih baik lagi. 

Selamat tahun baru islam 1437 Hijriah.




Salam
Please share and coment if you like this article

0 Response to "Perselingkuhan yang dibayar satu setengah milyar"

Posting Komentar