Dari Sabar Gorky hingga Ahmed Muhammed, Sengsara membawa nikmat hanya untuk orang hebat



Masih ingat dengan tokoh tokoh seperti Midun, Siti Nurbaya, Samsul Bahri, dan Datuk Maringgih�?

Jika masih ingat, artinya anda termasuk generasi 70 an, atau lebih awal.  Mungkin berkisar umur 25 � 60 tahunan sekarang. 

Namun, untuk anda yang berumur lebih muda dan tidak mengetahui betapa hebat dan dramatisnya kisah ini, betapa jauh kisahnya masuk dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, maka jangan khawatir, selain browsing di mesin pencari google, kali ini saya akan mencoba menceritakan lagi kisah tersebut buat anda, sebagai sebuah kenangan, budaya, pelajaran, dan juga cara pandang.

Ada dua novel klasik yang sangat populer dalam sejarah Indonesia, selain hikayat Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang sangat fenomenal karangan Buya Hamka itu. Novel pertama berjudul Kasih Tak Sampai Siti Nurbaya, ditulis oleh Marah Rusli, salah satu novelis legendaries Indonesia dari Sumatera Barat. Dan novel yang kedua adalah Sengsara Membawa Nikmat, yang bercerita tentang kisah Midun dan Kacak, yang ditulis oleh sastrawan yang juga dari Sumatera Barat, Tulis M Sati.

Ini adalah dua novel klasik yang sangat dalam jalan ceritanya, merupakan sebuah mahakarya terbaik dari dua sastrawan nusantara. 

Kasih Tak Sampai Siti Nurbaya bercerita tentang kasih sayang yang terhalang oleh adat budaya Sumatera Barat, perselisihan tentang adat budaya Minangkabau dan kebudayaan Batavia colonial Belanda. Dan juga mungkin pengaruh dari pengalaman pribadi sang pengarang, Marah Rusli, yang berniat untuk berniat meminang isterinya yang berasal dari daerah Sunda Jawa Barat, namun oleh keluarganya dipaksa pulang ke Sumatera Barat, dan menikah dengan pilihan orang tuanya.


Siti Nurbaya adalah seorang gadis jelita dari Minangkabau yang mengikat cinta dengan seorang pemuda gagah dan baik hati di kampungnya bernama Samsul Bahri, namun di tengah jalan, mereka ini harus terpisah, dikarenakan Samsul Bahri harus pindah ke Batavia untuk melanjutkan pendidikannya di sana. 

Sepeninggal Bahri, Siti Nurbayaterpaksa menjadi isteri seorang tuan tanah tamak bernama Datuk Maringgih, sebagai jalan dan upaya untuk melunasi hutang ayahnya. Kehancuran perasaan kedua anak muda ini, Siti Nurbaya dan Samsul Bahri, juga ketamakan seorang Datuk Maringgih, sifat adat budaya yang kuat mengikat, memenjarakan kebebasan dan kemerdekaan, adalah topik yang menjadi banyak bahasan novel ini. 

Pada akhirnya Siti Nurbaya meninggal dunia dibunuh oleh Datuk Maringgih, sementara di kemudian hari Datuk Maringgih juga tewas di bunuh oleh Samsul Bahri, dan Samsul Bahri pun menemui akhirnya hidupnya tidak lama setelah itu, karena luka yang di deritanya saat bertarung.

Sementara untuk kisah Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis M Sati bercerita tentang Midun, seorang pemuda gagah, anak keluarga miskin, pandai, dan jago dalam hal imu silat. Midun mempunyai kekasih bernama Halimah,seorang dara yang juga cantik rupawan. 

Namun, ada seorang pemuda anak keluarga kaya yang sangat benci dan dengki dengan Midun, dan ia bernama Kacak,tokoh antagonis dalam novel ini. Kacak selalu berusaha menyingkirkan dan menyakiti Midunapa pun caranya, sehingga pada suatu ketika, isteri Kacak hanyut terbawa arus di sungai, dan kebetulan tidak jauh di sana ada Midun, dan Midun pun menolong perempuan itu hingga selamat dari mati tenggelam.


Bukannya berterima kasih, Kacak malah memfitnah Midun ingin memperkosa isterinya, dan orang orang banyak termakan finah ini, sehingga Midun pun dipenjara. 

Di penjara, Midun dengan cepat disegani karena sifatnya yang alim dan juga pandai ilmu silat. 

Singkat cerita, setelah keluar dari penjara, Midun pun bekerja kepada seorang saudagar, dan karena kepandaiannya,  dengan cepat Midun sukses dan berhasil, bahkan berhasil mengalahkan saudagarnya. Kali ini si saudagar yang iri, dan dengan segala muslihat Midun kembali dijebloskan ke penjara. 

Setelah keluar penjara Midun yang sudah menjadi orang kaya berpengaruh berniat pulang ke kampung halamannya, namun banyak hal di kampungnya yang telah berubah.

Di luar dugaan, ternyata Kacak telah bertobat dan sangat menyesali perbuatan jahatnya dulu terhadap Midun. Pada akhirnya kehidupan Midun pun penuh kenikmatan dan kebahagiaan bersama Halimah yang telah menjadi isterinya.

Demikian secara singkat synopsis kedua novel legendaries tersebut, namun kali ini kita hanya akan belajara dari Sengsara membawa nikmat saja.

***


Musibah dan kesulitan adalah sebuah paket yang senantiasa datang bersama dengan kenikmatan dan kebahagiaan setelahnya. Namun untuk melihat sebuah kebahagiaan dan senyum di balik semua tangis dan airmata tentu bukanlah hal mudah, ada waktu dan masa yang mesti dibayar, hingga kesulitan yang menguras air mata selama ini, menampakkan wujud aslinya dalam senyuman dan kebahagiaan.

Tidak mudah untuk istiqomah dalam pendirian dalam mengarungi masa sulit, namun ini adalah kunci yang harus dipegang erat agar dapat melalui segala kesusahan tersebut. Bagaimana tetap menjaga hati tetap berbaik sangka kepada Allah, menjaga akal dan badan tetap berikhtiar dalam sebaik sebaiknya usaha, tetap berdoa dan menangadahkan tangan untuk meminta ridho Allah SWT, tetap bertawakkal dan ikhlas dengan segala ketentuan Allah Yang Maha Kaya.

Melihat wajah lain dari sebuah musibah butuh waktu dan perenungan yang dalam, namun pasti ada hikmah dan anugrah yang luar biasa dari sebuah musibah. 

Kita akan melihat beberapa contoh nyatanya berikut ini :

Anda kenal mas Sabar Gorky, salah satu pendaki tuna daksa paling berprestasi di Indonesia..?

Sabar Gorky, Pendaki tuna daksa dengan segudang prestasi dan inspirasi

Baliau adalah salah satu putera Nusantara yang memiliki mental dan semangat membara, suatu waktu terjadi musibah yang membuatnya harus kehilangan sebelah kakinya. Tentu tidak mudah baginya pada masa masa awal untuk menerima kenyataan, ia adalah orang yang sangat aktif bergerak, mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri goa, adalah beberapa aktifitas yang selalu mewarnai hari harinya.  Dan kehilangan salah satu kaki yang biasa membawanya kemana mana, tentu bukan perkara yang mudah untuk diterima.

Namun setelah beberapa lama, justru hal inilah yang membuatnya melesat laksana anak panah. Hingga saat ini namanya menjadi salah satu pendaki paling berpengaruh di Indonesia, dan jika ditanya, apakah keistimewaan seorang Sabar Gorky dibanding para pendaki lainnya�?

Maka orang orang akan mungkin menjawab dengan mantap, bahwa mas Sabar Gorky adalah seorang tuna daksa yang telah menjelajahi beberapa puncak dunia. 
 

Ia pernah menjejakkan kakinya di puncak Carztenz Pyramid, di Kilimanjaro, di Elbrus, dan di beberapa gunung lainnya, bahkan kemungkinan besar mas Sabar Gorky akan melanjutkan pendakian untuk mencapai empat puncak yang telah menjadi tujuan grand slam sevent summit dunia.

Sekarang kita bertanya, bagaimana jika mas Sabar gorky memiliki kondisi fisik yang sempurna, seperti yang lainnya, seperti kita, lalu bagaimana orang akan menyikapi pencapaiannya..?

Saya pikir akan biasa biasa saja, orang menanggapi hal itu sebagai sesuatu yang biasa saja, sesuatu yang normal. Karena telah ada ratusan atau ribuan orang melakukannya, telah mencapai puncak tersebut. Namun untuk orang difabel, masih dapat dihitung dengan jari, dan mas Sabar Gorky adalah salah satunya. Ia menginspirasi banyak orang dengan apa yang ia lakukan, untuk tidak menyerah kepada keadaan, tidak pasrah dengan musibah, dan senantiasa tetap berjuang.

Hal yang sebelumnya menjadi musibah buat Mas Sabar Gorky, sekarang telah berubah menjadi salah satu keistimewaannya. Masa sulit dan air mata yang dulu bersamanya, kini telah menampakkan diri dalam wujud sebenarnya, yakni sebauh anugrah dan kesuksesan.

Contoh satu lagi datang dari Amerika.

Masih ingat dengan kejadian yang menimpa Ahmed Muhammed.. ?, seorang remaja siswa sebuah sekolah menengah di Dallas, Amerika.

Ahmed Muhammed adalah seorang remaja jenius yang pandai dalam bidang teknologi, ia menciptakan sebuah jam dari perabotan sederhana. Kemudian ia membawa penemuannya tersebut kepada gurunya di sekolah, di luar dugaan sang guru menyangka Ahmed membawa sebuah bom untuk meledakkan sekolahnya sehingga ia pun ditahan.
 

Musibah yang menimpa Ahmed menjadi viral di dunia maya, sehingga banyak respon berdatangan dengan kejadian tersebut. Mulai dari dukungan dari bos bos besar perusahaan teknologi dunia, seperti facebook, google, sony, hingga presiden Barack Obama sendiri ikut merespon hal tersebut.

Ahmed ditahan pihak kepolisian Dallasselama tiga hari, sebelumnya akhirnya ia dibebaskan kembali. Jika kita ingin berbicara lebih lanjut tentang masalah ini, satu satunya hal yang membuat Ahmed diperlakukan sedemikian rupa, adalah karena ia beragama islam.Islamophobia menjangkiti banyak warga Amerika dan Eropa, sehingga apa pun hal yang dilakukan seorang muslim, terlihat berbahaya dan menjadi ancaman di mata mereka, sungguh menyedihkan.

Namun musibah itulah kemudian yang mengangkat nama Ahmed Muhammed, ia mendapat banyak perhatian, banyak kiriman hadiah, tawaran beasiswa, hingga undangan umroh gratis dari kerajaan Arab Saudi, musibah yang sebelumnya membuat ia mendekam di penjara telah menampakkan wujud aslinya sebagai sebuah anugrah dan karunia.

Ahmed Mohammed, si jenius korban islamophobia poblic Amerika

***


Memang butuh waktu dan kesabaran extra untuk dapat melalui sebuah musibah, dan menunggunya berubah menjadi sebuah alasan yang akan mengubah air mata kita menjadi senyuman.


Ini mungkin refleksi dan nasehat untuk kita bersama, yang mungkin saja saat ini sedang menghadapi masa sulit dan musibah, yang bisa saja sering menumpahkan air mata karena kesedihan dan kesengsaraan. 

Mari kita tetap bersabar, tetap berprasangka baik kepada Allah, tetap berdoa, tetap bermunajat, tetap berikhtiar, tetap tawakkal, dan tetap ikhlas.  Semoga secepatnya Allah SWT mengubah semua kesedihan kita saat ini menjadi anugrah dan kebahagiaan yang mengukir senyum di wajah kita, dan juga syukur dalam hati kita.




Salam
Please share and coment if you like this article

0 Response to "Dari Sabar Gorky hingga Ahmed Muhammed, Sengsara membawa nikmat hanya untuk orang hebat"

Posting Komentar