Anda tidak akan sanggup menjadi seperti ayah Aylan Kurdi




All your armies

All your fighters

All your tanks..!

And all yours soldiers

Against a boy, holding a stone

Standing there, all alone

In his eyes, I see the sun

In his smile, I see the moon

And I wonder, I only wonder

Who is weak�?

And who is strong..?

Who is right�?

And who is wrong�?

And I  wish, I only wish

That the truth, has a tounge

Pernah mendengar sajak tersebut�?

Itu adalah sebuah sajak yang dibacakan seorang anak kecil dengan suaranya yang sangat menggemaskan pada sebuah lagu yang di lantunkan oleh Sammi Yussuf, seorang penyanyi muslim. Lagu itu berjudul I only wish, yang menceritakan peperangan di Palestina, tentang keberanian anak anak jalur Gaza, tentang betapa dampak peperangan sungguh mencabik cabik keceriaan kehidupan anak anak.

Saya ingin bercerita tentang sebuah gambar yang lagi viral saat ini, tentang seorang anak bernama Aylan Kurdiberusia 3 tahun, yang sedang tertelungkup di pantai Turki, bukan tertidur atau liburan, namun ia tewas karena tenggelam di laut, dalam upaya ia dan keluarganya untuk mengungsi menuju Yunani, dan selanjutnya menuju Kanada, untuk mencari suaka, demi menghindari perang  yang meneghancurkan kehidupan mereka.

Pristiwa ini menjadi sangat ramai diperbincangkan saat ini, menjadi trending topic di mana mana. dampak dari sebuah perang yang masih terus berkecamuk di Suriah, yang telah memakan korban ribuan jiwa, menghancurkan kehidupan keluarga, menghilangkan senyum anak anak, dan mengikis harapan untuk hidup harmonis di negeri yang di taklukkan oleh Khalid bin Walid ini. 

Coba sejenak kita lupakan pandangan politik yang kadang cenderung buta dan tuli, kita lupakan sejenak angkuhnya bangunan egoisme dalam masing masing orang yang menganggap diri mereka adalah yang paling benar. Mari kita melihat anak anak tidak berdosa yang menjadi korban sekarang, yang senyum mereka beriringan dengan luka dan duka yang mengoyak kehidupan mereka dalam ledakan mesiu dalam lontaran granat, yang meluluh lantakkan masa keceriaan mereka dengan desingan pesawat tempur yang menjatuhkan bom bom yang menghancurkan rumah mereka, menghanguskan tempat bermain mereka, dan meratakan sekolah mereka bersama puing dan penderitaan.

Tragedi kemanusiaan di Suriah, Palestina, Gaza, Irak, Libya, dan Rohingya, telah mengisi banyak pemberitaan media sejak lama. Sudah sangat banyak yang telah tewas di sana, tidak terhitung berapa ayah yang telah kehilangan anak, berapa isteri yang kehilangan suami, but war still go on� perang dan kebencian masih terus berlanjut.

Saya tidak ingin menulis panjang lebar tentang pandangan saya tentang permasalahan ini, tentang bagaimana perasaan saya yang juga seorang muslim melihat saudara saudara saya di bantai di berbagai belahan dunia. 

I don�t talk about how I really angry because look at what happening to my brothers and sisters now in Syria, in Gaza, in Palestine, I�m a moslem, whats happen in that lands really break my heart.

Saya ingin mengajak kita melihat hal ini sebagai manusia, sebagai mahluk yang juga memiliki perasaan dan tanggung jawab. 

Saya seorang ayah dari seorang puteri cantik dan lucu berumur kurang dari dua tahun, saya tidak dapat membayangkan jika yang tergeletak di pantai, beralaskan pasir, di sapu deburan ombak itu adalah puteri saya. Saya tidak mau membayangkannya, seorang anak yang saya sayangi, yang menjadi belahan hati dan jantung saya, harus tewas mengenaskan, bahkan dalam pengawasan saya, ketika saya tidak memiliki kemampuan lagi untuk menolongnya.

Abdullah Kurdi, ayah dari Aylan Kurdi

Pernahkah kita melihat dunia saat ini dari sudut pandang ayah Aylan Kurdi ini�?

Can you imagine, If you are a father from Aylan Kurdi, his sons died, his daughter died, his wife died, and he survive, but for what�? Evertyhings in his life�s gone,, leave him alone..

Kita yang mungkin telah menjadi seorang ayah, bagaimana halnya yang akan terjadi dengan kita jika puteri kita tewas, putera kita juga tewas, bahkan isteri kita pun ikut pula tewas, dan semua hal itu terjadi di depan mata kepala kita sendiri, namun kita tidak memiliki kemampuan lagi untuk menolong mereka�

Memang kita selamat.., selamat dan masih bernapas, tapi untuk apa.? Salah satunya mungkin untuk bisa mengingat kejadian itu dan menceritakannya. 

Itu bukan hal yang nudah untuk di terima kawan.

Tidak ada daya upaya selain pertolongan Allah, Allah The Greatest.

Kita mungkin tak kan mampu untuk menghentikan kecamuk perang, tapi kita bisa ikut berperan dalam kemanusiaan.

Gambar Aylan Kurdi melukai hati banyak orang, yang masih mencintai rasa cinta dan kemanusiaan. Semoga Allah SWT senantiasa menganugrahi ayahnya  ketabahan.. 

Sungguh, tidak mudah menjadi seorang ayah yang kehilangan semua permata hidupnya, di depan mata kepalanya sendiri, ketika ia tidak mampu menolong mereka lagi...


Salam.


0 Response to "Anda tidak akan sanggup menjadi seperti ayah Aylan Kurdi"

Posting Komentar