American Sniper, Kisah nyata yang tak lagi sesuai kenyataan



Jika negara kita diserang, rumah rumah kita dibom, saudara saudara kita ditembak, anak anak kita dibantai, saudara perempuan kita dilecehkan, ibu ibu kita diperlakukan kasar..

Tolong katakan, apa reaksi dan pendapat anda..?

Please let me know, what your respons, dan how do you think about that�?

Apakah anda akan diam saja, atau anda akan melawan dengan segenap kekuatan yang anda miliki..?

Saya yakin dan percaya, setiap jiwa yang masih memiliki hati dan nurani dalam tubuhnya, akan mengangkat senjata apa pun bentuknya, untuk fight, untuk melawan, dan untuk mempertahankan diri.

Sekarang, apakah itu salah�?

Sebelum kita bersama menjawab pertanyaan itu, saya sedikit ingin bercerita mengapa saya menulis sebuah postingan dalam blog kita yang sederhana ini dengan tema yang mungkin bagi sebagian orang akan cenderung menganggapnya sebagai sebuah pembelaan terhadap terorisme. 

Saya menonton film American Sniper kemarin, sebuah film yang disutradarai oleh salah satu actor idola saya, Clint Eastwood, yang saya lebih suka melihatnya menunggang kuda dengan topi koboi bertengger  di kepalanya.

Dan dari semua tokoh koboi yang pernah ada, saya memang paling mengidolakan si William Munny dalam film Unforgiven ini. Gayanya yang cool, dingin, jantan, tidak banyak omong, dan cenderung kejam, membuat karakternya sempurna sebagai seorang legendary cowboy.

Film American Sniper berkisah tentang seorang prajurit Seal Amerika bernama Chris Kyle, yang merupakan seorang penembak jitu terbaik sepanjang sejarah militer Amerika Serikat. Sepanjang empat kali tournya dalam perang Irak, Kyle telah membunuh 255 orang, yang tentu saja diantaranya ada perempuan dan anak anak, dari 255 orang yang terecord dalam catatan pribadinya tersebut, 160 orang mendapat konfirmasi dari Department Pertahanan Amerika.

Ia memang sniper mematikan dalam sejarah Amerika, sehingga tidak heran orang orang menyebutnya sebagai seorang pahlawan, Chris Kyle The Hero.

Ok, tidak masalah dengan itu. Perang memang selalu memunculkan tampilnya seorang pahlawan, dan juga seorang pengkhianat. Hal itu memang sudah menjadi hukum alamnya peperangan, bahwa yang paling banyak membunuh musuh disebut pahlawan, dan yang membantu musuh untuk membunuh teman temannya sendiri disebut pengkhianat. Selalu ada orang orang seperti itu dalam setiap drama peperangan di dunia ini.

Kita mengenal si White Dead Simo Hayha yang menumbangkan hampir seribu tentara Uni Sovietdalam waktu kurang dari 100 hari dengan senapan klasiknya, dan ia adalah pahlawan untuk rakyat Finlandia. Atau kita juga pernah mendengar nama Vassili Zaitsev seorang pahlawan dari Rusia yang pernah menjadi hantu bagi para prajurit Jerman selama perang dunia ke II, dan dari tanah air sendiri, kita mengenal ada nama Tatang Koswara, sang Sniper mematikan Indonesia yang berhasil membunuh 41 orang pemberontak Fretilin di Timor Timor, dan ia juga masuk dalam 14 sniper paling mematikan sepanjang sejarah peperangan dunia.

Dan mereka semua tentu adalah para pahlawan bagi bangsa yang pihak yang dibelanya. Dan sebaliknya, bagi pihak musuh, nama nama mereka adalah daftar orang orang jahat yang bagaimana pun caranya harus segera dilenyapkan.

Satu hal yang bisa kita pelajari dari hal ini, bahwa seseorang dapat menjadi pahlawan sekaligus penjahat dalam waktu yang bersamaan, tergantung dari sudut pandang mana ia dilihat.


Nine eleven, sang penyulut perang.

Chris Kyle tersulut emosinya bertempur setelah menyaksikan runtuhnya gedung World Trade Center atau WTC di Amerika, yang dalam waktu itu juga dituding sebagai sebuah serangan teroris yang didalangi oleh Al Qaida.

Didorong oleh rasa patrotisme, keinginan bela negara, dan keinginan untuk membalas apa yang telah dilakukan oleh golongan yang mereka sebut teroris terhadap mereka, maka Kyle pun mendaftar diri menjadi seorang prajurit Seal.

Dan dari sanalah ia memulai karirnya sebagai American Best Sniper.

Sekarang, 

Apakah anda percaya kejadian nine eleven benar benar perbuatan Al Qaida�?

Anda percaya sebuah pesawat yang daya maksimum ledak bahan bakarnya hanya mencapai 1500 derajat, bisa merontokkan baja yang hanya bisa dilelehkan dengan panas di atas 2500 derajat�?

Anda percaya dalam reruntuhan yang menghanguskan segala sesuatu itu, namun bisa menyisakan kartu tanda pengenal sang pilot dengan utuh..?

Anda percaya jika gedung Pentagon yang super kokoh itu, yang terdapat cctv di setiap sudutnya, yang juga kabarnya diserang, namun pasca kejadian, tak pernah ditemukan rekaman sebuah pesawat yang menabraknya�?

Anda percaya itu semua..?

Come on, even all American know if nine eleven is conspiracy tragedy, to create a reason for war, to create a reason to destoy the other country.

Anda tinggal browsing saja di internet untuk menemukan berbagai laman dan website yang membahas kebohongan pristiwa ini. 

Teganya sebuah rezim yang sampai hati membunuh rakyatnya sendiri, hanya untuk memuluskan tujuan mereka dalam membunuh orang lain.


Islam tidak pernah mengajarkan terorisme

Satu hal lain yang ingin saya tulis tentang ini, bahwa Islam, Al�qur�an, Rasullullas Muhammad SAW, tidak pernah mengajarkan umatnya untuk menjadi seorang teroris. Bahkan Islam selalu mengajarkan Rahmatan Lil �alamin, seseorang yang membunuh seorang manusia tanpa alasan yang dibenarkan dalam hukum islam, sama halnya ia telah membunuh seluruh umat manusia, itu yang diajarkan dalam islam.


Islam never teach peoples to become a terrorism, islam teach about peace. 

Namun, dalam islam memang sungguh diajarkan untuk membela diri, membela agama, membela aqidah, membela negara, meskipun nyawa adalah taruhannya.

Jadi ketika ada sekawanan pesawat tempur membom rumah rumah di Irak, sebarisan humvee membuat takut anak anak kecil, sebatalion pasukan menembaki tempat ibadah dan masjid. Maka, that is defence respon, itu lah yang disebut mempertahankan diri, ketika para Sniper Irak yang terkenal dengan sebutan Juba, karena saking misteriusnya. Berlomba lomba menenteng senapan dan menarik trigger mereka untuk mengusir para penjajah.

Senapan yang digunakan masing masing sniper untuk mencatatkan kill


Sniper vs Sniper

Pada klimaksnya film American Sniper menampilkan adegan perang mental sang pahlawan dalam adu skill dengan sniper Irak, seorang sniper yang merupakan juara olimpiade menembak yang berasal dari Syria, seorang sniper dengan sorban dikepalanya yang telah mengirim banyak para prajurit Amerika pulang ke negaranya dalam peti mati.

Dan tentu, sang Hero successfully kill the Iraq sniper.

Itu kisah dalam filmnya, kenyataannya, Wallhu�alam.
 


11 vs 8 ( Eleven kills vs Eight kills )

Selama menonton film American Sniper ini saya menghitung jumlah kill mereka yang ditunjukkan dalam adegan, untuk Chris Kyle selama film berlangsung, dengan sniper ia berhasil membunuh 11 orang, termasuk dua di antaranya adalah anak anak dan seorang perempuan. Dan sang lawan, seorang sniper Irak yang bersorban, ia berhasil menembak 8 orang prajurit Amerika, dengan rata rata tembakan ke wilayah wajah dan kepala. 

Dan ini tentu hanyalah yang dipertontonkan di film saja, kenyataan sebenarnya tentu lebih dari itu, baik untuk Kyle ataupun untuk si Juba, sniper Irak.

American Sniper adalah film bagus yang mendapat banyak penghargaan, tangan dingin Clint Eastwood memang bukan hal sembarangan dalam memproduksi sesuatu. 

Hanya saja, beberapa hal tentang menganggap Al quran sebagai sumber terorisme, mengatakan mujahidin muslim sebagai pasukan iblis, tentu tidak dapat dibenarkan. Sebelum jauh jauh kita menyatakan diri sebagai pihak yang paling benar, tanyakan dulu kepada diri sendiri, seperti pertanyaan awal kita dalam obrolan ini tadi.

Jika anda ditindas, rumah anda dihancurkan, tempat ibadah anda dirusak, ibu dan saudara perempuan anda dilecehkan, kemudian anda melawan dan mempertahankan diri, apakah anda salah�?




Salam
Please share and coment if you like this article
Baca juga : Tiga alasan mengapa harus menonton film koboi
 

1 Response to "American Sniper, Kisah nyata yang tak lagi sesuai kenyataan"

  1. Keren gan reviewnya. American Sniper emang salah satu film sniper terbaik yang pernah ane tonton.

    BalasHapus