Seorang laki laki berusia paruh paya menggunakan helm sepeda, dengan kaos warna hitam, menuntun sepeda ditangannya tampak berdiri tegap di tengah jalan, menghadang laju puluhan konvoi motor gede yang saat ini tepat berada di depannya. Meskipun deruman motor besar yang terkenal dengan nama Harley Davidson itu membuat ngeri juga untuk sebagian orang, apalagi dalam jumlahnya yang banyak, sehingga suara bising engine semakin memekakkan telinga. Namun, laki laki berbaju kaos hitam dengan sepeda di tangan tetap tegar berdiri di tengah jalan raya kota Jogja tersebut.
Memang ada dua orang polisi yang juga diatas tunggangan motor besar pula yang tampak mengawal konvoi motor besar tersebut, namun sepertinya mereka just wait and see, they do nothings.
Sedikit narasi kejadian diatas adalah gambaran apa yang telah terjadi di kota Gudeg Jogja kemarin, tepatnya di perempatan Condong Catur, Depok, Sleman, kota Jogjakarta. Seorang lelaki paruh baya tersebut teridentifikasi bernama mas Elanto Wijoyono, aksinya tersebut dilakukan secara spontan dengan maksud sebagai pesan untuk para pengendara yang sering berkonvoi, khususnya motor besar, bahwa beberapa hal yang mereka lakukan selama berkonvoi membuat beberapa pengguna jalan raya lainnya merasa tidak nyaman.
Aksi spontan mas Elanto ini tidak sendirian, seorang pemuda bernama Andika, dan seorang lelaki lainnya juga secara spontan mengikuti aksi mas Elanto, mereka berdiri di hadapan pasukan kuda besar tersebut, menyampaikan sedikit �pesan� yang harapannya bisa menjadi perhatian sebagai sesama pengguna jalan raya.
Meskipun tidak semua penunggang Harley Davidson tersebut menghentikan laju motornya di depan mas Elanto cs, beberapa yang tidak begitu perduli lanjut saja tanpa menghiraukan kejadian tersebut.
Namun kejadian ini menjadi viral di media sosial, berbagai foto, sedikit narasi, bertebaran dibagikan oleh banyak orang yang merasa harus ambil bagian dalam hal ini, meneruskan pesan yang telah disampaikan oleh mas Elanto dari Jogja, bahwa pengguna jalan raya hendaknya saling menghormati, tertib dalam berkendara, apapun jenis kendaraannya, baik sendirian maupun saat berkonvoi.
Beberapa hal yang menjadi keluhan terkait konvoi motor gede Harley Davidson di kota Jogja kemarin adalah tentang penggunaan Voorijder yang menurut mas Elanto tidak sesuai aturan, juga ketertiban yang diabaikan terhadap kode lampu untuk pengguna jalan, saat lampu berwarna merah, konvoi motor gede tersebut tetap saja melaju, sehingga bagian pengendara yang kebagian lampu hijau tetap tidak bisa jalan, dan itu sungguh mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya lainnya.
Semoga pesan mas Elanto Wijoyono cs sampai juga kepada para pengendara yang sering berkonvoi di jalan raya lainnya, agar ketertiban dalam berkendara dapat menjadi perhatian kita semua.
***
Masalah perkonvoian ini memang seringkali menjadi keluhan di masyarakat, bagaimana sebuah iring iringan konvoi terkadang lebih banyak menimbulkan ketidak nyamanan pada masyarakat yang dilaluinya khususnya sesama pengguna jalan raya.
Tidak tahu mengapa, saat ada dalam kawanan, atau dalam konvoi, beberapa pengendara berubah menjadi arogan. Merasa dengan menjadi salah satu peserta konvoi tersebut menjadikan mereka memiliki hak berlebih daripada orang lain, khususnya terkait penggunaan jalan raya dan fasilitasnya. Mereka seolah olah merasa bahwa berhak melakukan ini dan itu, yang terkadang bahkan jelas jelas melanggar aturan berlalu lintas yang telah ditetapkan, sehingga jelas saja aksi mereka ini mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya lainnya.
Hebatnya lagi konvoi seperti ini biasanya dikawal oleh pihak kepolisian atau biasa disebut voorijder, dan lebih hebatnya lagi para pengawal ini membiarkan saja para peserta konvoi melakukan pelanggaran terhadap aturan berlalu lintas, yang setiap hari mereka tekankan untuk dipatuhi.
Miris memang, namun inilah kondisi Negara kita saat ini, karakter bangsa kita mungkin bisa juga terbaca melalui kepatuhan rakyatnya dalam berkendara. Dan harus kita akui, ketertiban berkendara di Negara kita ini memang masih banyak yang perlu dibenahi, kondisinya masih sangat parah.
Miris memang, namun inilah kondisi Negara kita saat ini, karakter bangsa kita mungkin bisa juga terbaca melalui kepatuhan rakyatnya dalam berkendara. Dan harus kita akui, ketertiban berkendara di Negara kita ini memang masih banyak yang perlu dibenahi, kondisinya masih sangat parah.
Jangan langsung menuding orang lain dalam hal ini, lihat diri sendiri. Seberapa jauhkah kita telah mematuhi aturan saat berada di jalan raya. Mulai dari hal hal yang sederhana saja, umpamanya patuh dengan lampu merah untuk berhenti, menggunakan helm untuk pengendara motor, tidak parkir di sembarang tempat, dan hal hal sederhana lainnya.
Dalam kecarut marutan situasi berlalu lintas dan penggunaan jalan raya sebagai hak publik saat ini, memang rasanya kita membutuhkan orang orang seperti mas Elanto Wijoyono, yang mungkin kita sebut saja si Lance Amstrong dari Jogja, bukan karena kecepatannya dalam mengayuh sepeda, namun karena keberaniannya menjadi yang terdepan untuk mengingatkan pentingnya saling menghormati dan mematuhi aturan di jalan raya, khususnya di kota Jogjakarta.
Dalam hal ini kita berharap pula, semestinya para � Ali Topan� si penunggang motor Harley Davidson, atau pengendara mana pun yang sering berkonvoi, dimana pun mereka berada, baik di Jogja atau pun di kota lainnya. Sepatutnyalah mereka memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan show mereka dengan menunjukkan betapa mereka adalah orang orang yang sangat menghargai orang lain dalam berkendara, betapa mereka adalah sebuah perkumpulan pengendara yang patuh aturan dalam berlalu lintas.
Jadi, jika masa ini adalah masa pencitraan, maka penting sekali bagi para penunggang kuda besar dalam kawanan itu, untuk menampilkan citra terbaik mereka di masyarakat.
Jadi, jika masa ini adalah masa pencitraan, maka penting sekali bagi para penunggang kuda besar dalam kawanan itu, untuk menampilkan citra terbaik mereka di masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri, sebuah konvoi akan menjadi pusat perhatian sepanjang jalan raya yang dilewatinya. Dan ini merupakan kesempatan emas bagi mereka untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pengendara yang ber-etika, bukan kumpulan pengguna jalan yang arogan dan tidak patuh aturan.
Salam
0 Response to "Pesan Lance �Elanto� Amstrong Jogja untuk Harley � Ali Topan� Davidson di kota Gudeg"
Posting Komentar