Edan, Di saat tempat lain berebut pelanggan, Warung ini malah �mengusir� pembelinya




Anda  yang tinggal di seputaran kota kota besar pulau Jawa, seperti Jogja, Magelang, Bandung dan lainnya, tentu akan sangat akrab dengan tempat makan yang satu ini. Sebuah tempat makan yang sangat asyik untuk keluarga ataupun sendiri, tempat makan yang menawarkan menu kampung sebagai komoditas jual utamanya, dan mengadopsi kata sambal sebagai ikon dan nama tempatnya.

Jika anda menebak warung Spesial Sambal dengan apa yang saya maksud diatas, maka anda sangat benar. Atau  mungkin anda juga adalah salah satu pelanggan berat rumah makan ini,..?

Saya pertama kali mencoba menu di warung makan spesial sambal, atau yang lebih akrab disebut warung SS ini, sekitar 3 tahun yang lalu. Bersama isteri, saya mampir ke salah satu gerai warung SS yang ada di jl. Kaliurang kota Yogyakarta. Dan sejak saat itu, jika ada kesempatan mudik ke Jawa, dan ada kesempatan untuk jalan, saya mencoba untuk menyempatkan diri mengajak isteri untuk mengunjungi warung SS lagi, dan kebetulan salah satu gerai warung SS pun sudah berdiri di kota kelahiran isteri saya, Muntilan, Jawa Tengah. Jadi, kami tidak perlu jauh jauh ke kota Jogja atau Magelang untuk sekedar melepas kangen dengan aneka masakan sambal di warung ini.

Selain terkenal murah dan ramah dikantong, layanan yang baik, dan desain warung yang cool, menu yang dihidangkan juga sangat akrab dengan lidah orang Indonesia, sehingga tidak mengherankan pengunjung warung ini kian membludak dari hari ke hari. 

Sisi lain sebagai dampak dari kehadiran warung ini di kota Muntilan akan saya coba ceritakan sebagai berikut.

Lokasi warung ini terletak sekitar 50 meter dari perempatan Sayangan, sebuah tempat pusat wisata kuliner malam hari untuk wilayah kota Muntilan. Di Sayangan ini, aneka macam makanan dijajakan mulai sore hingga menjelang tengah malam, mulai dari bakmi, mie goreng, pangsit, tongseng, ayam crispy, bakso, aneka juice, soto,mie ayam dan lain sebagainya. Lokasinya yang hanya sebuah jalan raya dengan panjang sekitar 600 an meter, yang juga tidak begitu lebar, akan padat dikunjungi pada malam hari, motor dan mobil akan berbaris parkir di sebelah kiri jalan, berseberangan dengan barisan warung tenda yang juga berderet di sebelah kanan jalan.

Di seberangnya, tempat berdirinya warung spesial sambal, yang posisinya adalah persis di sebelah kiri jalan lintas Magelang � Jogja, juga berbaris aneka macam rumah makan yang lebih besar, dengan bangunan utama yang lebih besar, juga halaman parkir yang cukup luas di depannya. 

Jarak antar satu rumah makan dengan rumah makan lainnya pun tidak jauh, mungkin beberapa diantaranya berkisar 100 hingga 150 meteran, bahkan untuk warung spesial sambal ini dengan sebuah rumah makan di sebelahnya hanya berjarak sekitar 40 meter saja.

Dan disinilah kita akan melihat kontrasnya keadaan dua rumah makan tersebut�

Jika warung spesial sambal sampai kerepotan melayani pengunjungnya yang tak kunjung sepi, tukang parkirnya yang dua orang selalu sibuk mengurus posisi parkir sepeda motor dan mobil yang memenuhi halaman rumah makannya. Maka, hal yang jauh berbeda akan kita lihat di warung makan sebelahnya, sudah beberapa kali saya melewati tempat itu, dan saya hanya mendapati lapangan parkir mereka yang luas hanya melompong saja. Hanya ada satu atau dua sepeda motor, yang kadang terparkir di dekat pintu masuk rumah makan, selebihnya hanya lapangan luas tak berpenghuni.

Melirik ke dalamnya, saya melihat beberapa orang karyawan duduk duduk mengobrol saja, mereka tidak mengerjakan apapun, lha apa yang mau di kerjakan..? pelanggan tidak satupun yang datang.

Jika saya tidak salah ingat, rumah makan itu di belakang namanya tersemat kata kata � Munthu �. 

Sebagai sesama orang yang juga berbisnis, dan memiliki usaha, saya sungguh tidak merasa nyaman melihat kenyataan itu, ada rasa �kasihan� dan semacamnya. Namun, mau bagaimana, demikianlah hukum pasar berlaku, pembeli dan pengunjung memiliki pilihannya sendiri. Kadang memang terlihat kejam, tapi apa mau dikata, persaingan adalah sesuatu yang biasa dalam bisnis, dan yang paling pandai mengambil hati konsumen adalah juaranya. 

Tidak jauh berbeda nasib dengan rumah makan Munthu itu, beberapa rumah makan yang lebih jauh lokasinya dari warung spesial sambal itu pun mengalami nasib serupa, sepi pengunjung. Meskipun terkadang  saya lihat juga, masih ada saja beberapa orang yang melangkah memasuki rumah makan mereka.

Saya belum bisa menyimpulkan banyak hal, apa rahasia besar warung khusus sambal ini bisa menjadi juara untuk warung makan semua kelas di kota besar pulau Jawa saat ini, ya warung ini memiliki pelanggan hampir dari semua kelas, dari yang datang dengan berjalan kaki, naik sepeda motor, mobil kelas menengah, hingga ada juga yang datang menumpangi alphard, fortuner, dan mercy, dari anak muda, ibu ibu, anak kecil, hingga bapak bapak berdasi sering menyambangi tempat ini.

Bisa dibilang warung sambal ini berhasil dengan sempurna dalam usaha mereka menggaet konsumen nyaris dari semua segmentasi pasar.

Bahkan saking ramainya pengunjung, saya dan beberapa anggota keluarga pernah �diusir� dari salah satu gerai warung mereka di kota Magelang. Ketika itu kami habis pulang dari alun alun kota Magelang untuk mengajak anak anak menikmati sore hari di pusat kota, rencananya dalam perjalanan pulang ke kota Muntilan kami akan mampir untuk mengisi perut di salah satu gerai warung sambal ini yang lokasinya persis di tepi jalan lintas Magelang � Muntilan. 

Saat tiba di depan warung besar tersebut, kami melihat parkiran hampir penuh, pintu masuk dan seisi ruangan sesak oleh pengunjung. Oleh salah satu supervisornya kemudian kami ditemui, beliau menjelaskan bahwa semua meja telah terisi penuh, bahkan beberapa sudah ada yang mengantri untuk mengisinya kembali, dan jika masih berniat untuk makan disana, kami pun harus mengantri, dan itu tentu akan memakan waktu yang lama.

Anda tidak bisa menunggui seseorang makan, lalu memintanya menyelesaikan suapannya dengan cepat, karena anda ingin menggunakan tempatnya untuk makan juga. Setiap orang berkunjung dalam sebuah warung makan ingin suasana relax, tidak ingin tergesa gesa, apalagi dihantui perasaan bahwa ia harus segera beranjak karena sudah ada yang menunggu untuk menggunakan juga tempatnya.

Rumah makan bukanlah kios atm atau tempat pembelian karcis bioskop, tempat orang terbiasa buru buru dan dengan cepat menyelesaikan keperluannya serta rela mengantri berbaris menunggu untuk dilayani.

Jadi oleh si supervisor kami ditawari, mau menunggu antrian ataukah mencari tempat makan lain. Dan tentu saja kami memutuskan untuk mencari tempat makan lain daripada mesti mengantri menunggu orang lain menyelesaikan acara makannya.

Dan tahukah anda, kemana kami pindah mencari tempat makan selanjutnya...?

Ya, kami pulang ke kota Muntilan, untuk makan bersama di warung spesial sambal yang sama, cabang kota Muntilan, persis di samping warung makan Munthu yang nasibnya menyedihkan itu.

Saya tidak tahu, mengapa warung spesial sambal ini bisa begitu kuat menjadi magnet bagi pembeli. Jika anda tahu rahasianya, mungkin anda bisa menceritakannya kepada  saya�



Salam.
Baca juga kisah sukses salah satu  manusia terkaya di Indonesia satu ini disini.

0 Response to "Edan, Di saat tempat lain berebut pelanggan, Warung ini malah �mengusir� pembelinya "

Posting Komentar