Inilah orang yang menggadaikan intan hanya untuk membeli batu akik



Saya kali ini akan menulis tentang batu akik, sebuah trend yang digandrungi oleh hampir seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.

Trend yang juga menjadi bisnis musiman paling gress selama satu tahun terakhir, bisnis yang membuat kenyataan cukup mengagetkan, bagaimana sebuah fenomena batu akik bisa membuat masyarakat Indonesia �demam�, dari semua kelas dan kalangan, lintas umur dan gender. Tidak perduli rakyat biasa, pejabat, artis, laki laki, perempuan, anak anak, ibu ibu rumah tangga, menjadi begitu akrab dengan sebuah benda yang disebut batu akik.

Sebenarnya batu akik bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia, tradisi menggunakan batu akik sebagai subjek penghias cincin telah lama di kenal dalam budaya nusantara. Bahkan lebih jauh, batu akik pada cincin juga lebih dari sekedar perhiasan pada sebagian kalangan, namun juga menjadi semacam � senjata atau jimat � yang digunakan untuk maksud dan tujuan tertentu.

Beberapa tahun lalu, sungguh tidak akan terbersit dalam pikiran kita, saya khususnya, bagaimana sebuah batu yang bisa berserakan di tepi sungai, menumpuk di kaki kaki gunung, atau menghampar di tepian pantai, dapat dijual dan di beli oleh masyarakat. Namun sekarang kita mungkin bisa melihat sendiri bagaimana euphoria batu akik mewabah di sekitar kita, di pinggir pinggir jalan bermunculan penjual dadakan batu akik, batu batu kali yang selama ini sama sekali tidak memiliki nilai jual dimasukkan ke dalam wadah wadah plastik, di isi sedikit dengan air, lalu kemudian dijual. 

Dan hebatnya ini laku, banyak lagi peminatnya. Batu seukuran kepalan tangan saja bisa dibandroll hingga Rp, 50.000 per satunya, jika warnanya lebih menarik, atau ada tambahan dramatisir sedikit seperti namanya yang terkesan � Wah��, maka bisa saja batu tersebut terjual dengan harga hingga ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah.

Nama nama batu bacan, batu red borneo, saphir, ruby, nilam, fozil, zamrud, jalasutera, kecubung, cendana, dan masih banyak lagi, menjadi marak dan sangat akrab di telinga masyarakat. Yang menggunakannya pun bukan hanya bapak bapak berkumis tebal, yang kesannya memang menyukai batu akik. Bahkan ibu rumah tangga, pegawai kantoran, supir angkot, tukang martabak, bahkan siswa sekolah pun memakai perhiasan batu akik di tangannya.

Saya sempat geleng geleng kepala sewaktu mendengar cerita kakak saya di kampung, tentang bagaimana keponakan saya yang baru kelas 2 SD merengek dan menangis minta di belikan batu akik kepada Ibunya. ampun dah..

Sisi lain dari demam batu akik ini adalah, hampir semua tempat yang selama ini tidak terjamah oleh manusia, di datangi untuk mencari batu akik. Tempat tempat seperti goa, sungai, gunung gunung, hutan hutan tidak selamat menjadi ladang perburuan para akik hunters ini. Dengan bersenjatakan palu atau martil mereka menjelajah, memukul bebatuan yang sekiranya menarik dipandang mata. 

Pernah ketika saya dan beberapa orang teman sedang menyusuri salah satu sisi sungai di pedalaman hutan Kalimantan ini, kami melihat dengan sangat jelas bagaimana jejak para akik hunters ini melalui bekas hasil pukulan mereka pada batu batu sepanjang aliran sungai.

Sungguh fenomena yang luar biasa.


***

Tulisan ini sebenarnya bukanlah betujuan membicarakan batu akik secara real, batu akik yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini sebenarnya merupakan sebuah analogi untuk menjelaskan sebuah hal yang lebih fundamental dan mendasar. 

Begini, saya ingin menyampaikan satu hal dalam tulisan ini. Terkait dengan kenyataan yang saya lihat di sekeliling saya, utamanya dalam media sosial, seperti facebook, twitter, istagram, line, dan lain sebagainya.
Dalam kemajemukan yang ada, baik dari sisi keyakinan, adat, suku bangsa, dan budaya. Orang orang yang menganggap diri mereka modern, anti konservatif, semakin kuat membaur dalam sebuah situasi yang menurut saya, itu sudah melompati pagar.

Saya ingin mengunci bahasan ini pada keyakinan atau agama, atau aqidah saja. Bagaimana pergaulan sekarang ini semakin mengkaburkan batas batas yang telah jelas jelas ada,  dan harusnya sebagai seorang muslim yang menjunjung tinggi aqidah dan keimanan,  batasan ini juga mesti dipatuhi.

Tapi tunggu, tulisan ini sama sekali bukan sebagai anti toleransi, anti keberagaman. Justru karena kita terdiri berbagai macam beberagaman lah kita harus mendefinisikan diri kita secara jelas, bukannya masuk pada lingkaran abu abu yang setiap orang menjadi remang remang didalamnya.

Toleransi, tenggang rasa, saling menghormati, cenderung sudah mulai kebablasan akhir akhir ini, khususnya untuk saudara saudara saya sendiri, orang orang muslim.

Saat ini, marak sekali. Hanya karena memiliki teman non muslim, memiliki kolega bisnis non muslim, memiliki mutual friendlist non muslim, memiliki customer non muslim, atau bahkan memiliki atasan non muslim. Seorang muslim tidak berani lagi menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim, tidak berani lagi bersikap dan mengatakan :

 � I�m a moslem, I can�t do that, I cant say like that, this my identity, we are a moslem, we really respect what you did, but we can�t do like that��

Ini sama sekali bukan sikap anti toleransi, sekali lagi saya jelaskan. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai toleransi dan perbedaan, tidak ada pemaksaan dalam beragama di dalam islam. Tapi kita juga memiliki aturan yang jelas, yang mana yang boleh kita lakukan, dan sejauh apa kita boleh mengaplikasikan  semangat toleransi. Tentunya tanpa menodai aqidah dan keyakinan kita sendiri.

Orang orang inilah yang saya maksud, orang orang yang tanpa risau melanggar batas batas aqidah dan keyakinan, melompati pagar yang telah ada, hanya untuk menunjukkan pada lingkungannya yang ia kenal, bahwa ia sangat bertoleransi, bahwa ia sangat menghormati mereka, bahwa ia sama sekali tidak keberatan mengikuti mereka, menjadi seperti mereka, asalkan hubungan mereka tetap berjalan harmonis, dan senantiasa tampaknya indah.

Sungguh menyedihkan�

Orang orang seperti inilah yang saya sebut, sebagai orang yang menggadaikan intan hanya untuk membeli batu akik..

Semoga kita jangan ikutan ya..


Salam.


Related Posts :

0 Response to "Inilah orang yang menggadaikan intan hanya untuk membeli batu akik"

Posting Komentar