Dalam banyak film Hollywood yang becerita tentang pendakian gunung, seperti Vertical Limit, dan Everest yang saat ini sedang ramai ramainya diperbincangkan, nama pria ini selalu diikut sertakan. Bukan karena ia menjadi tokoh yang berperan dalam film tersebut, ataupun menjadi penulis skenarionya.
Mungkin satu satunya alasan mengapa namanya dimasukkan dalam film film tersebut, adalah karena faktor kepopulerannya, karena legendanya, yang jika seseorang melihat namanya berbaris dalam list contributor sebuah film mountaineering, sebagian besar akan mengatakan..
Mungkin satu satunya alasan mengapa namanya dimasukkan dalam film film tersebut, adalah karena faktor kepopulerannya, karena legendanya, yang jika seseorang melihat namanya berbaris dalam list contributor sebuah film mountaineering, sebagian besar akan mengatakan..
�� Hei look at that, there is Ed Viesturs here, it must be interesting movie��
Atau�
�� Why Ed Viesturs name�s here, what�s going on, we must watch this movie man��
Kemudian, apakah Ed benar benar ada dalam cerita, itu urusan lain. Yang pasti namanya bisa menjadi magnet bagi para penonton, yang mungkin sedikit punya pengetahuan tentang dunia mountaineering, tidak masalah sepanjang film berlangsung, apakah ia ada atau tidak.
Seperti yang masih hangat saat ini, film Everest yang dibintangi oleh Jason Clarke, Josh Brolin, dan Jake Gylenhall, yang menceritakan tragedi 1996 di gunung Everest. Saya sudah dua kali menonton film tersebut, saya bahkan masih belum dapat menemukan, yang mana sebenarnya sosok Ed Viesturs dalam film tersebut, saya hanya pernah mendengar namanya disebut oleh Helen, Basecamp officer untuk Adventure Consultant, sewaktu berkecamuknya badai yang menjebak Rob Hall dan kawan kawan di bawah South Ridge Everest.
Untuk sosoknya sendiri, saya tidak menemukannya secara jelas, meskipun sudah dua kali saya menonton film itu, dan namanya tertulis jelas dalam daftar tokoh yang diceritakan.
Selain rasa penasaran bagaimana rupa film kedua yang booming tentang tragedi 1996 ini, dan apa perbedaannya dibandingkan Into Thin Air sebelumnya, nama Ed Viesturs juga yang membuat saya penasaran.
Lantas pertanyaannya sekarang, siapakah Ed Viesturs, Sehingga namanya begitu menarik untuk dicomot dalam film bertema pendakian gunung..?
Jawaban singkatnya, Ed Viesturs adalah pendaki paling disegani di Amerika. Ia adalah orang Amerika pertama yang berhasil mendaki 14 puncak dunia di atas 8000 Mdpl dalam 21 kesempatan, dan ia juga adalah salah satu dari lima orang yang melakukan prestasi tertinggi dalam dunia mountaineering itu tanpa dukungan tabung oksigen. Bahkan hingga saat ini, Ed adalah satu satunya orang Amerika yang berhasil mecapai prestasi sebagai fourteen eight �thousanders climbers.
Selain itu Ed juga adalah orang yang telah berhasil mendaki gunung Everest sebanyak 7 kali, prestasinya ini berada di bawah tiga pendaki Eropa lainnya, Gheorghe Dijmarescu yang telah 9 kali memuncaki Everest, Kenton Cool yang sudah 10 kali, dan rekan satu klubnya di Rainier Mountaineering, Dave Hanh yang telah berhasil mencapai puncak dunia itu sebanyak 13 kali.
Untuk podium teratas sebagai orang yang paling banyak mendaki gunung Everest, hingga saat ini rekornya masih dipegang oleh Apa Sherpa, seorang guide gunung tinggi dunia dari Nepal, yang telah menginjakkan kakinya di puncak Everest sebanyak 21 kali.
Sebelum kita ngobrol lagi tentang Ed, saya akan membagikan sebauh scenedari film Vertical Limit yang menampilkan sosok Ed Viesturs di sana.
Ed Viesturs dalam film Vertical Limit
Ed Viesturs dilahirkan di Fort Wayne, Indiana, pada 22 Juni 1959. Tahun 1977 masuk ke University of Washington, dan di sanalah ia memulai perkenalan dengan dunia mountaineering, pada tahun 1981 Ed bergabung bersama tim Rainier Mountaineering, pimpinan Jim Whittaker, orang Amerika pertama yang berhasil mendaki puncak Everest.
Sehubungan dengan musibah Everest paling fenomenal 1996, saya menemukan sebuah artikel menarik yang menceitakan peran Ed Viesturs dalam memperingatkan rombongan Rob Hall dan Scott Fischers.
Dalam sebuah bukunya yang berjudul No shortcut to the Top, Ed menceritakan bagaimana sebelum musibah tersebut terjadi, ia sempat mengatakan via radio kepada team Rob dan Scott � Turn Arround, Guys��. namun sayang, peringatan itu tidak diindahkan.
Dalam sebuah bukunya yang berjudul No shortcut to the Top, Ed menceritakan bagaimana sebelum musibah tersebut terjadi, ia sempat mengatakan via radio kepada team Rob dan Scott � Turn Arround, Guys��. namun sayang, peringatan itu tidak diindahkan.
Saat ini Ed lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai seorang pengajar di sebuah universitas, dan masih mendaki gunung sebagai salah satu guide terbaik untuk Rainier Mountaineering yang terkenal dengan brand First Ascent-nya.
Sebagai salah satu orang andalan dalam brand First Ascent, Ed juga merupakan seorang konsultan untuk desain produk produk yang diproduksi oleh brand ini.
Untuk gunung Rainier yang merupakan gunung yang menjadi nama sebuah inspirasi nama organisasi di mana ia menjadi guide, Ed telah mendaki sebanyak 213 kali, memang tidak se- berbahaya seperti gunung gunung di Himalaya, namun gunung setinggi 14.410 ft ini juga membutuhkan skill mumpuni untuk dapat mencapai puncaknya.
Dan berikut adalah ringkasan beberapa perjalanan dan pendakian yang pernah Ed lakukan ;
- 213 ascents of Mt. Rainier, Washington (14,410�)
- 3 ascents of Mt. McKinley, Alaska (20,320�)
- 11 expeditions to Mt. Everest (29,035�) with 7 successful ascents
- Successful ascents of all fourteen 8,000 meter peaks without supplemental oxygen
- 2 ascents of Ecuador�s Volcanoes: Chimborazo (20,561�) and Cotopaxi (19,348�)
- 5 ascents of Mexico�s Volcanoes: Orizaba (18,701�) and Popocatepetl (17,802�)
- 1 ascent of Vinson Massif, Antarctica (16,067�)
- 2 ascents of Peak Lenin, Russian Pamirs (23,406�)
- 2 ascents of Aconcagua, Argentina (22,841�)
- 1 ascent of Mt. Elbrus, Russia (18,510�)
- 1 ascent of Mt. Cook, New Zealand (12,316�)
- Numerous ascents of major Pacific Northwest Peaks
Kemudian, jika anda sering medengar quotes quotes dalam pendakian gunung seperti berikut ini ;
�� Getting to the top is optional, getting down is mandatory�� atau � meraih puncak adalah pilihan, turun dengan selamat adalah keharusan��.
�� The summits is just a halfway point��, atau �� Meraih puncak adalah setengah jalan dari tujuan pendakian, turun dengan selamat adalah setengahnya lagi��.
Itu adalah quotes dari pria ini, Ed Viesturs. Orang yang telah mendidik dirinya sendiri dalam ketinggian dan pendakian pandakian gunung gunung di dunia.
Salam.
Please share and coment if you like this article
Baca juga : 10 the bestmountaineers all of the time.
0 Response to "Mencapai puncak adalah pilihan, turun dengan selamat adalah keharusan, Ed Viesturs"
Posting Komentar