Pesawat terbakar, hujan mengamuk, langit seakan runtuh, hanya untuk mengabulkan doa nenek ini


Doa adalah senjata andalan setiap orang yang beriman, bagi setiap orang yang meyakini ada kekuatan maha besar yang mengatur segala sesuatu di jagad raya ini  yang ia sebut Tuhan. 

Berdoa, selain sebagai bentuk ketidak berdayaan dan kepasrahan kita terhadap kekuasaan Tuhan , selain sebagai bentuk nyata permohonan kita akan pertolongan-Nya, juga merupakan sebagai wujud nyata kita sebagai orang yang beriman, inti dari ibadah yang kita lakukan, inti dari keyakinan dalam hati yang kita miliki.

Pada hakikatnya semua orang pun berdoa, tidak tekecuali, bahkan ateis yang katanya tidak memiliki kepercayaan terhadap Tuhan pun sebenarnya mereka juga berdoa. Tidak percaya..?, perhatikan saja jika mereka tertimpa musibah yang mereka tidak punya ide lagi tentang cara menyelesaikannya, umpamanya anaknya sakit, sudah dibawa berobat kemana mana belum sembuh juga, pasti terbersit dalam hatinya, meminta anaknya disembuhkan, entah itu dia berdoa kepada siapa, menyebut nama Tuhan yang mana, namun yang jelas ia mengharapkan sebuah kekuatan yang ia percaya mampu memyembuhkan penyakit anaknya untuk dapat segera menolongnya. 

Berdoa juga merupakan sebuah wujud dari sikap rendah hati kita, sikap low profile kita, sikap humble kita. Orang orang yang menolak berdoa sama saja artinya mereka sedang menyombongkan diri sendiri, merasa tidak perlu meminta kepada Tuhan, padahal sungguh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. sangat menyukai orang orang yang datang kepada-Nya, dan memohon kepada-Nya.

Ada sebuah cerita yang ingin saya tulis kali ini mengenai  dahsyatnya kekuatan doa, ini adalah kisah nyata, saya mendapatkan kisah dari sebuah sumber yang bisa dipercaya, kisah ini akan menggambarkan bagaimana Allah Yang Maha Kuasa merekayasa semua kejadian, melibatkan alam semesta, mencurahkan hujan yang derasnya luar biasa, menggelegarkan petir dan guntur, menutupi langit yang cerah dalam sekejap saja, dan mendesain sedemikian rupa alam semesta, hanya untuk mengabulkan doa seorang nenek tua renta yang sudah tidak berdaya.


Begini kisahnya �

Di sebuah kota, di daerah middle eastsana, ada seorang Dokter yang sangat populer karena keilmuan dan keahliannya yang mumpuni, dokter ini menjadi rujukan banyak orang dan banyak rumah sakit, hari harinya sungguh ketat terjadwal sehingga sampai sampai seseorang yang ingin menjumpainya untuk berkonsultasi harus menunggu bahkan hingga 6 bulan ke depan sejak membuat pengajuan pendaftaran. Dokter ini karena kebaikan hatinya, sering dipanggil dengan sebutan Dokter Ichsan ( Ihsana : kebaikan, kemuliaan ). 

Dokter Ihsan adalah satu satunya dokter, yang juga ilmuwan, yang juga spiritualis, yang ada di kawasan tersebut, sehingga tidak mengherankan bagaimana respectnya masyarakat dan orang orang kepadanya. Mungkin pada zaman keilmuan islam dulu, kita mengenal Ibnu Sina, bapak kedokteran muslim, yang terkenal karena ilmunya yang tinggi, baik dalam ranah medis, spiritual, maupun sosial. meskipun tidak sehebat Ibnu Sina, namun kita bisa mengumpamakan Dokter Ihsan sperti itu.

Suatu ketika Dokter Ihsan harus menghadiri sebuah pertemuan penting disebuah kota yang terletak sekitar 8 - 9 jam perjalanan mobil dari tempat tinggalnya. Karena memikirkan betapa pentingnya pertemuan tersebut, Dokter Ihsan memutuskan untuk naik pesawat saja guna menghemat waktu dan juga tenaga. 

Setelah take off sekitar 40 menit, tiba tiba cuaca berubah dengan sangat cepat, awan gelap menghadang, petir mulai menggelegar. Pilot mengira bahwa hal itu akan berlangsung singkat, namun nyatanya semakin menit semakin buruk. Pesawat yang ditumpangi oleh Dokter Ihsan adalah sejenis pesawat berbadan kecil yang hanya mampu memuat penumpang tidak lebih dari 12 orang, termasuk awak kabin, mungkin bisa disamakan sejenis pesawat casa atau lainnya.

Semua penumpang ikut takut dan gemetar melihat bagaimana buruknya cuaca yang mereka hadapi, kilat dan petir bersabung, langit gelap seolah malam akan segera tiba, padahal saat itu waktu masih tengah hari, suasana semakin mencekam tatkala sebuah petir menyambar sebelah kiri pesawat.

Duarrrr�!!!

Semua orang terkejut bukan main, rasa takut, cemas, ngeri, histeris, bercampur aduk jadi satu. Ketika mereka melihat ke arah sayap kiri pesawat, terlihat ada asap mengepul disana, petir tadi telah menyambar sayap pesawat dan membakar salah satu enginenya. 

Pesawat mulai oleng dan lebih banyak berguncang, dan pilot memutuskan untuk segera mendarat darurat di mana saja yang yang memungkinkan pesawat untuk landing

Dan dari system yang masih berfungsi, dapat diketahui bahwa tidak jauh dari titik koordinat mereka sekarang, terdapat sebuah landasan pacu kecil yang lama sudah tidak digunakan, dulunya landasan pacu itu digunakan oleh pesawat pesawat kecil seperti yang mereka tumpangi saat ini untuk operasional sebuah perusahaan minyak. Namun dikarenakan kandungan minyak disana telah habis, landasan pacu tersebut ditinggalkan begitu saja. Namun masih ada penduduk yang tetap memilih untuk menetap di lokasi dekat landasan pacu tersebut.

Pilot yang cekatan itu dengan segala manuver dan sedikit improvisasi akhirnya mampu mendaratkan pesawat tersebut dilandasan pacu tua itu, semua penumpang selamat dan tidak ada yang terluka. Namun pesawat rusak cukup parah, dan tentu saja perjalanan melalui pesawat tidak dapat dilanjutkan kembali.

Hebatnya lagi saat mereka berhasil mendarat darurat, cuaca berubah cerah kembali, seolah tidak pernah ada hujan dan petir menggelegar sebelumnya. Hanya tersisa tanah dan permukaan landasan yang terlihat basah bekas tersiram air hujan. Selain itu semuanya kembali cerah, angin sepoi sepoi bertiup, matahari kembali bersinar dengan cerahnya, awan menghiasi langit dengan indahnya, dan petir sama sekali sudah tidak terdengar lagi.

Dokter Ihsan terlihat cukup gelisah, ia adalah type orang yang disiplin dengan waktu dan sangat tidak senang jika jadwalnya harus terlambat, jadi ketika ia melihat ada sebuah mobil terparkir dan sang sopir sedang ada didalamnya, dokter Ihsan segera menghampirinya..

Assalamu�alaikum��

Wa�alaikumsalam� � jawab sang sopir sambil mebuka pintu mobilnya dan menghampiri Dokter Ihsan.

� Bisakah saya meminta bantuan anda,,? � Dokter Ihsan dengan sopan bertanya.

Apa yang bisa saya bantu untuk bapak..? � 

�� Saya ingin ke kota ini� ( Dokter Ihsan menyebutkan nama kotanya ), namun pesawat yang saya tumpangi rusak dan kami terpaksa mandarat darurat disini, dapatkah anda mengantarkan saya ke kota tersebut, atau paling tidak ke tempat yang saya bisa melanjutkan perjalanan ke kota itu�?� 

Si sopir menghela napas sebentar�

Kota itu masih cukup jauh pak, sekitar 5 jam lagi dari sini dengan kendaraan ini. Namun Insya Allah saya bisa mengantarkan bapak kesana, kita akan melalui jalan pintas, dan jika tidak ada masalah kita mungkin bisa menghemat waktu bapak sekitar 1 atu 1,5 jam�

� Allhamdulillah, baiklah.. mohon anda bersedia mengantarkan saya ke kota tersebut..� pinta Dokter Ihsan.

Kemudian sang sopir menyebut biayanya, dan lansung disetujui oleh Dokter Ihsan, bahkan sesampai di tujuan Dokter ihsan berniat melipat gandakan bayarannya, sebagai tanda syukur dan rasa terimakasihnya.

Dan mobil itupun melaju membawa Dokter Ihsan meninggalkan pesawat yang tengah rusak itu..


Dihadang badai lagi

Hampir sekitar dua jam Dokter Ihsan melaju di dalam mobil tersebut bersama sopirnya, mereka telah menempuh sebuah jalan yang lebih sepi, jalan pintas yang dikatakan sopir itu sebelumnya, dan jalan itu memang lebih lengang sehingga sang sopir bisa memacu mobilnya dengan cukup kencang. Dan memang jarang mereka berpapasan dengan kendaran lain sepanjang jalan pintas itu..

Namun sesaat kemudian, tiba tiba langit kembali menghitam dengan cepat, petir mulai menggelegar kembali, dan hujan seolah dicurahkan dari langit, deras sekali, sopir itu terpaksa memperlambat laju mobilnya, namun hal itu  tidak dapat berlangsung lama, hujan semakin deras, petir bersabung lebih keras, jalanan tampak pekat memutih, mobil seolah tidak bisa dipaksa berjalan lagi. 

Akhirnya sekitar 30 meter dari sebuah rumah kecil, sang sopir harus dengan terpaksa menghentikan mobilnya, Dokter Ihsan dan si sopir turun dari mobil dan berlari menembus hujan, menuju rumah kecil tersebut, berdiam di mobil membuat mereka takut tersambar petir, selain saat itu juga sudah masuk waktu dzuhur sehingga mereka berniat sekalian menumpang sholat di rumah kecil tersebut.

Setelah berdiri didepan pintu kayu rumah kecil tersebut, Dokter Ihsan segera mengetuknya..

Tok tok tok�

Tak lama kemudian, pintu kayu itu bergerak terbuka, seorang nenek berdiri didalamnya dengan wajah ramah dibalik kulit keriputnya..

Dokter Ihsan dengan sopan segera menyampaikan maksudnya..

�� Assalamu�alaikum.. mohon maaf mungkin kami mengganggu nenek, kami terjebak hujan dalam perjalanan ke kota ini, bolehkah kami menumpang berteduh dan sholat dzuhur disini..�

Si nenek dengan tersenyum membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan Dokter Ihsan dan sang sopir masuk kerumahnya. 

Di dalam rumah tersebut hanya ada nenek tersebut dan seorang anak kecil yang terbaring di atas tempat tidur dengan kondisi kelihatan sangat lemah. Suasananya sederhana namun bersih dan rapi, tak jauh dari tempat pembaringan anak kecil tersebut, ada sehelai sajadah yang terbentang, tempat nenek ini biasa sholat dan bermunajat.

Setelah berbasa basi sebentar, Dokter Ihsan dan si sopir langsung menunaikan sholat, dan si nenek sekalian ikut menjadi makmumnya. Setelah sholat Dokter Ihsan bangkit dan menghampiri si nenek yang telah duduk di pembaringan, disebelah anak kecil yang kelihatan lemah itu. 

�.. Siapa anak kecil ini Nek�� Tanya Dokter Ihsan dengan lembut.

�.. Ini cucu saya, kedua orang tuanya telah lama meninggal, dan ia sedang sakit sejak lama.. � jawab si Nenek dengan lemah, ditekan oleh rasa kesedihan yang dalam.

�.. Boleh saya melihatnya Nek�� 

Si Nenek tak menjawab, hanya mengangguk dan menggeser duduknya agak ke ujung tempat tidur. Kemudian dokter Ihsan memeriksa anak itu secara seksama�

�.. sudah berapa lama cucu nenek ini sakit�? � Tanya Dokter Ihsan sambil tangannya mengelus rambut di kening anak kecil tersebut.

� Sudah hampir setahun, sejak kematian Ibunya.. � si Nenek menghela napas sambil menyeka airmatanya 

�pernah saya bawa ke rumah sakit, namun kata dokter di sana, ini adalah penyakit langka dan tidak mudah untuk diobati. Saya disarankan untuk menemui seorang Dokter yang ahli di bidang ini, ia adalah satu satunya dokter di kawasan ini yang katanya Insya Allah mampu mengobati sakit anak ini�, namun Dokter itu sangat sibuk, saya harus menunggu waktu hingga 6 bulan untuk bisa menemuinya, apalagi saya tinggal ditempat yang jauh dan terpencil seperti ini�  sungguh susah untuk bisa menjumpainya dan mengobati cucu saya satu satunya ini.., Tapi saya selalu berdoa kepada Allah agar suatu saat saya bisa membawa cucu saya untuk menemui Dokter tersebut�� 

Si Nenek menutup kalimatnya dengan airmata yang sudah berurai..

Dokter Ihsan dengan tersenyum lembut kemudian berkata

�� boleh saya tahu siapa nama dokter tersebut Nek�?�

�.. Tunggu sebentar saya ambilkan kartu namanya� � jawab si Nenek pelan sambil beringsut dan berjalan menuju sebuah lemari kecil di sudut rumah, lalu membuka sebuah tas dan mengambil sehelai kartu nama berwarna putih dari dalamnya, kemudian menyerahkan kepada Dokter Ihsan yang masih  berdiri didekat pembaringan cucu Nenek tersebut.

Dan�

Hampir saja Dokter Ihsan terjatuh saat membaca tulisan yang tertera di atas kartu nama tersebut, seakan gelap menyengat kepalanya, bergetar sekujur badannya, dan seketika tangisnya pecah dengan sesengukan..

Adalah namanya yang tertera di atas kartu nama tersebut, nama Dokter Ihsan sendiri, alamat kantornya, dan nomor kontak miliknya.

Allahu Kariiim�

Berkali kali Dokter Ihsan beristigfar, memuji nama Allah, membuat keheranan si Nenek dan sang sopir� Ia mengingat kembali beragam pristiwa yang telah dilaluinya hari ini, mendapat undangan pertemuan di kota itu, naik pesawat dengan jumlah penumpang yang tidak lebih dari selusin, dihantam petir yang membakar mesin pesawat, mendarat darurat di landasan pacu yang telah lama tidak digunakan, melanjutkan perjalanan dengan mobil, mengambil jalan pintas, diterjang badai, dihadang hujan yang seolah runtuh dari langit, yang kesemuanya itu adalah skenario Allah SWT untuk mempertemukannya dengan Nenek dan seorang anak kecil tak berdaya, yang sekarang ada dihadapannya.. yang kesemua kejadian itu adalah merupakan jawaban dari doa dan munajat sang Nenek selama ini..

Mahasuci Allah,,  Dzat Yang Maha Berkuasa, Tuhan Yang Maha Mendengar segala doa dan pinta�

Berdoa adalah senjata andalan orang beriman


***


Kisah itu berakhir sampai disana.

Namun hikmahnya lah yang harus kita petik, kita jadikan pelajaran.

Bahwa doa pasti akan Allah kabulkan, dengan segala cara-Nya, yang kita akal manusia tidak mungkin bisa sampai untuk menjangkaunya. Allah akan memerintahkan alam semesta �bekerja lebih extra � untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang beriman.

Jangan pernah kehilangan keyakinan untuk berdoa. Karena bukanlah belum, atau tidak dikabulkannya doa yang lebih buruk, melainkan, kehilangan kepasrahan dan keinginan kita untuk berdoa dan bermunajat, adalah hal yang paling buruk lagi�



Salam
Please like and share jika dirasa bermanfaat.

0 Response to "Pesawat terbakar, hujan mengamuk, langit seakan runtuh, hanya untuk mengabulkan doa nenek ini"

Posting Komentar